*Part sebelumnya
"Eh lo Van, dah pulang? Mana Aurell?" tanya Ara sambil melihat ke arah mobil.
"Itu si Aurell pingsan" sambil melangkah keluar dari mobil.
"Kok bisa?" tanya Ara dengan cemas.
"Panjang ceritanya. Lo bawa aja ke dalam Aurell ya Ra"
Ara berjalan sambil mengangkat kaki kiringa yang bengkak.
"Kaki lo kenapa bengkak gitu?" tanya Vandi.
"Hmmm....
****
"Hmmmm biasa, mana Aurell? Angkat dia ke kamar aja deh Van" ucap Ara sambil menyembunyikan hal yang tak menyenangkan tadi.
"Oke, lo buka pintu nya dulu. Gue yang bawa Aurell" Vandi menuju mobil dan membawa Aurell menuju ke kamar.
"Pokoknya tadi ada kejadian buruk.. Biarin dia istirahat dulu ya Ra. Kalau ada apa-apa jangan lupa kabarin gue" Vandi pamit dan meninggal kan mereka berdua di kamar Aurell.
Ara hanya melihat kondisi Aurell yang masih pingsan. Dipikirannya bertanya tanya kenapa Aurell pulang dengan kondisi pingsan.
Tapi Ara masih sibuk mengobati kakinya dengan obat yang sudah diberi oleh Daniel tadi.
Dan Ara melihat di pojok meja yang maih ada tas yang di berikan Daniel yang berisi hodie yang telah di beri Daniel.
Ara membukanya sambil meratapi hodie yang sangat ia sukai. Sejak lama ingin Ara beli.
Dan teringat siapa yang membelinya dan tak lupa memberi ke Aurell.
"Beruntung ya Aurell, semua orang sayang kepadanya. Dan aku hanya dianggap karna dekat dengannya"
"Aduhhh Ara.. Jangan berpikir buruk dulu... Lo boleh iri sama orang asal jangan sahabat lo. Sahabat itu di atas segalanya.. Ya sekarang gue harus belajar cara mengikhlaskan"
Tiba-tiba tangan Aurell sedikit bergerak. Ara terkejut dan mengarah kepadanya. Memberi pelukan selayaknya sahabat yang baik.
"Ra..." ucap Aurell yang belum sepenuhnya membuka matanya.
"Allhamdulillah lo sadar Rel..." Ara memeluk Aurell yang masih setengah sadar.
"Gue belum mati kaliii!" ucap Aurell sambil tertawa.
"Siapa bilang lo udah mati? Kirain lo akting. Kan lo paling jago di kelas" ucap bercanda Ara.
Ara menuju dapur dan membawakan segelas air putih.
"Noh minum dulu. Matalo udah sipit, trus buka mata masih setangah aja lo bisa sempatnya becanda" ucap Ara sambil memberikan segelas air.
"No garing no life hahaha" Aurell yang memperlihatkan senyumnya tanpa mengingat kejadian tadi.
"Yaudah serah lu dah. Kayak mana tadi jalan bareng Vandi? Seru? Atau apa gitu?" tanya Ara sambil mengelitiknya.
"Hahahha garing auah males" ucap Aurelk singkat sambil menutupkan matanya dengan bantal.
"Yaudah lo gak mau cerita. Gue gak bakal kasih lo sesuatu" ucap Ara sambil meletakan tanganya di atas bibirnya menyipitkan mata dan membuat mimik mukanya menjadi jelek.
"Sesuatu yang ada di hatiku sesuatu yang
Ada dihatimu uuooo" jawab Aurell sambil melantunkan lirik lagu."Gue beli baju tadi trus makan sama Vandi abis tu gue mintak cepat pulang alasanya biar lo gak nunggu lama hahahah" ucap Aurell sambil tertawa.
"Oh gitu, nih di kasih sama Vandi hodinya couple kita dund beb yekan. Baik banget Daniel" sambil membuka tas dan memberikanya ke Aurell.
"Hodienya bagus banget Ra, sukaa. Nantik gue bilang makasih sama Daniel" jawab Aurell yang masih melihat hodie itu.
"Hahahah iya. Hmmm Rel, gue mau nanya sesuatu sama lo? Lo harus jawab ya" tanya Aurell dengan muka fokus.
"Nape ni tiba-tiba? Ehh kaki lo kenapa Ra kok bengkak gitu?" tanya Aurell dengan nada cemas.
"Hahaha lo mau ngalihin pembicaraan yaa dasar" satu cubitan Ara melayang ke perut Aurell.
"Aghhhh, sakit tu Ra" Aurell meringis sakit sambil memegang perutnya.
"Serius ni gue. Ada muka gue main main?" ucap langsung Ara.
"Iya yaudah tanya. Kaku banget lo jadinya" ucap Aurell.
"Hmmmm lo suka sama Daniel?" tanya Ara sambil memgang dadanya karna gugup.
"Kok lo tiba-tiba nanya itu sih?" tanya balik oleh Aurell penasaran.
" Iya tinggal jawab aja Rel, lo suka Daniel apa enggak? Tanya Ara sambil menatap Aurell dengan fokus.
".....
****
Nungguin yhaaa
Hehehe
Canda dehPart selanjutnya bakal tau kok
KAMU SEDANG MEMBACA
Relvan 🦋 SELESAI ✅
Teen FictionAURELLIA PRICILLA, yang akrab disapa Aurel, ia harus pindah sekolah karna tuntutan orang tuanya harus pindah kerja dan alasan tersendirinya untuk menghindari masa lalu nya. Di sekolah barunya ia mendapatkan sahabat bernama Ara , yang slalu mendukung...