kesal

34 5 0
                                    


Hari Senin, hari yang dimana semua orang akan melakukan aktivitas seperti biasa. Pergi sebelum matahari terbit dan pulang saat matahari ingin terbenam.

Pagi ini aku terbangun dari tempat tidurku. Cahaya matahari pagi mulai masuk dari jendela kamar ku yang tembus dari gorden transparanku.

Suara Mama menjadikan alaram pagiku. Ku berjalan menuju kamar mandi yang tak terlalu besar dengan pintu pink yang bertuliskan "kalau gak di pake lampunya matikan" dan tak lupa mrmbaca doa masuk Wc biar gak di ganggu.

Setelah mandi, aku mencari baju putih abu-abu ku seperti biasa aku tak lupa membawa topi dan memakai dasiku. Aku tak ingin mengulang dua kali untuk di jemur di lapangan lagi.

Mengambil tas yang berada di kasur dan menyandangnya. Memakai kaos kaki putih di bawah lutut dan memakai sepatu full hitam.

Tiba-tiba...

"Drrrrt" (suara yang berasal dari handphone ku).

Aku hampir saja lupa membawa handphone ku. Mengambilnya dan membuka tombol utama untuk mengecek notifikasi di hadphone ku.

Di layar hp tertera nama Vandi

"Tumben dia ngechat gue" ucapku sambil membaca pesanya.

*chat

Vandi
Rel, gue otw jemput lo
Cepetan gak pake lama, gue gak mau nunggu
Lo dah bangun kan, jangan sampai kayak kemarin masih molor lo

"Tumben Vandi ngedesak gue pagi-pagi. Lagipun gue gak ada mintak jemput" ucap ku dalam hati.

Aurell

Udah bangun gue
Gak usah sewot lu

Aku berjalan menuju ke ruang makan. Segera duduk dan mengambil dua helai roti dan mengoles selai strobery kesukaan ku.

Tiba-tiba suara mobil datang di arah depan rumah ku. Yap itu dia Vandi. Aku menyalami Mama untuk berpamit dan bergegas ke arah luar.

"Gue nunggu lo 1 menit 12 detik" membuka kaca mobil dan melihat ke arah ku.

"Gue gak ada mintak lo jemput gue" mata sinis ku mengarah ke padanya.

"Gak usah banyak ngomong, jangan sampe telat lagi" ucap nya dengan nada serius. Tidak seperti biasanya.

Aku melangkah masuk ke dalam mobil dan duduk tepat di samping nya sepertinya jarak kami cuma 30cm.

Aku mengambil tasku dan meletaknya di pahaku. Sambil mengambil ponsel di dalam tas dan membuka hpku yang isinya notif dari Vandi.

Di dalam mobil hanya kami berdua dan suasana yang hening. Vandi yang fokus mengendarai mobilnya sedangkan aku hanya diam melihat jalan sebelum sampai di sekolah.

Setelah kami sampai. Seperti biasa aku dilihat oleh cewe cewe sekolah itu. Kalian tau lah kan si ciwi ciwi yang demen ama dia si Vandi, gue kenak sinis pagi-pagi.

Ini belum parah sih, yang aku sebelin ketemu kakel yang tergila-gila ama Vandi. Untung aja aku gak ketemu batang idung si kakel sok cantik itu.

Yang mereka lihat kalau kami dekat dan pacaran. Yang realitanya aku sama dia gak ada hubungan apa-apa. Aku ngerasa di gantungin. Mulut nya aja, yang suka gombal, Nyatanya mah gak ada kodenya sama sekali.

Aku melangkah keluar dari mobil Vandi. Dan yap yang terbenak di bayanganku utu terjadi. Semua cewe atau pun cowo melirik kami berdua. Dari awal kami masuk saja udah di intai. Dan parah nya lagi si kakel udah nunggu Vandi di depan pagar.

Yang hari seninnya udah nyebelin ditambah lagi kerusuhan kakel yang bakal ngelabrak ku. Karna aku enggak ingin membuat masalah jadi aku teburu buru sampai botol minum ku jatuh.

Vandi yang berada di belakang ku mengambilnya.

"Aurell lo kok buru-buru amat? Sampai botol minum lo jatuh" ucap nya sambil menghampiriku.

"Hahaha gue lapar mau beli nasgor bude"  ucap ku berbohong.

"Ajak gue ngapa? Gue belum sarapan nih" ia berkata lagi dan ingin aku mengajaknya. Padahal aku ingin menghindarinya tapi selalu saja gagal.

"Gue kebelet mau ke Wc, ajak aja temen lo yang lain buat sarapan" ucap ku sambil meninggalkan nya tanpa sadar kalau botolku masih ia genggam.

***
Saatnya waktu pulang...

Seperti biasa aku bakal pulang bareng Vandi. Tapi dari tadi dia belun ada muncuk di hadapku atau karna aku sibuk di kelas. Jadi kami tidak. Bertemu.

Ya khow lah nunggu itu gak enak asli. Apalagi di kasih harapan trus gak ada serius-serius nya aslii itu gue banget.

Jadi aku putuskan aku turun tangga menuju ke pagar sekolah. Tak senggajaku bertemu Rendy.

"Rendy" aku melambaikan tangan agar dia melihat.

Rendy memutarkan kepalanya melihat sekitar dan yap ia melihatku.

"Iya ada apa Rel?" ia berjalan ke arah ku dan bertanya.

"Hmmm.. Lo liat Vandi gak?" tanya ku yang sudah tak sabar karna dari tadi menunggunya.

"Gue kira dia pulang bareng lo, eh tapi tadi gue liat luna nunggu di depan kelas kita. Trus Vandi langsung pulang" jawaban dari mulut Rendy membuat ku kesal. Sampai ku meninggalkannya begitu saja.

Aku berjalan menuju gerbang sekolah. Dengan langkah kakiku yang begitu cepat. Aku kesal sekali saat itu. Kenapa ia tak menghubungiku dan membiarkan aku menunggu.


Hai gaisss..
Maaf ya udah lama gak publish lagi..
Soalnya masih bingung nih nyelesaikan nya seperti apa..
Tapi entar lagi ada tokoh baru..
Jadi jangan sampai ketinggalan..

Luv you

Relvan 🦋 SELESAI ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang