"Sekarang hanya diri sendirilah yang bisa memilih dua pilihan yang tersulit di hidupmu..
Antara memilih sahabat yang setia dalam hari-harimu
Atau laki laki yang membuatmu jatuh cinta sampai menaruh luka"****
Lebih asik sambil dengar lagu "Cinta dan Rahasia"
>Part Sebelumnya
Sejak kapan lo suka sama Aurell Dan?" ku bertanya seolah tidak ada masalah yang ku sembunyikan.
"Sejak gue tau kalau Aurell di gangguin sama Vandi. Dan seketika waktu dia pjngsan di kantin gue gak tega dan mengantarnya pulang" jawabnya tanpa melihatku.
"Dan, gue mau ke toilet dulu ya" alasan bullshit ku untuk menghindari Daniel agar tak melihat ku menangis. Aku sudah tidak tahan lagi menahan air mata. Rasanya hatiku tersayat sayat. Sakit sesakitnya.
****
Ara pov"kenapa gue bego. Sadar Ara dia suka sama Aurell" Mengusap air mataku yang kini mengalir deras
"Kenapa harus Aurell Daniel??????"
"Lo buat gue nyari keputusan yang gue gak bisa tolak dua duanya"
"Hiks.. Hiks" derai air mata yang masih keluar mengalir di sudut pipiku yang kini sudah basah.
Tak sanggup rasanya hati ini. Remuk seketika mendengar sebutan nama yang slalu ada dalam hidupku. Dan laki-laki yang membuatku jatuh cinta tak menepati janji di alam mimpiku.
"Oh tuhan apakah ini yang engkau perbuat kepadaku. Sampai sampai orang yang ku cintai mencintai sahabat sendiri?"
Aku melihat dari kaca wc yang berada di depan ku. Mengarah ke sudut bawah mataku yang sudah bengkak. Ku tak sanggup melihat keadaan ini di depan Daniel.
***
Aku melangkah dari wc menuju meja makan yang sudah ada makanan yang tersaji. Dan terlihat laki-laki yang kucintai masih menunggu di meja sambil menungguku.
"Jika ini yang akan dia bicarakan lebih baik aku gak usah pergi" gumamku dalam hati.
Ku duduk di samping nya sambil melihat terlihat ramai restoran sejak ku pergi tadi.
"Ra, lo main air di wc apa mandi? Lama banget?" tanyanya melihatku. Aku langsung menunduk agar tak terlihat mataku yang sembab berkata.
"Hahahha yakali gue mandi di sini Dan" ucap Ara dengan cegukan yang masih jelas.
"Duduk sini lo makan gih" ucap Daniel yang mengarahkan makanan ke arah Ara yang masih menunduk.
Daniel merasa lain kepada Ara. Ia langsung memegang dagu Ara dan terkejut melihat mata Ara yang sembab.
"Ra, kok mata lo bengkak gitu? Lo nangis?" tanya Daniel dengan nada terkejut.
"Hahhha gak apa-apa kok Dan" ucap Ara dengan santai sambil memberi senyuman. Yang terbenak di dalam hatinya rasa sakit yang masih sesak yang belum juga mereda.
"Siapa yang buat lo nangis Ra? Tega amat sih dia" ucap Daniel yang tak tau sebab mata Ara sembab karna dia.
"Udah makan aja yuk. Keburu dingin" cara ampuh agar tak ditanya tanya lagi.
Tiba tiba dari pintu restoran Daniel melihat dua orang yang sangat ia kenali yaitu Vandi dan Aurell.
"Ra, tadi lo nanya sama Aurell kan kalau mereka ada di mall ini?" tanya Daniel sambil melihat Ara yang sudah melahap makananya.
Karna sakit hati. Ara menyantap makanannya dengan lahap efek samping dari sakit hati kadang selera makan bertambah begitu pula sebaliknya..
"Iya emang kenapa?" tanya Ara sambil mengunyah makananya.
"Itu mereka berdua kan?" tanya Daniel sambil memberi isyarat mata agar Ara melihat ke arah Vandi dan Aurell.
"Huhhh.. Iya Daniel.. Ayuklah makan keburu dingin makanan lo" ucap Ara sambil mengarahkan makanannya ke arah Daniel.
"Mereka udah jadian Ra? Kok bisa Aurell jalan bareng Vandi?" tanya Lagi Daniel yang masih melihat Vandi dan Aurell mengarah ke sudut restoran.
"Gak tau gue ahhh jangan bahas mereka berdua dulu gak papa kan?" ucap Ara dengan tegas membuat Daniel terdiam dan merasa bersalah.
"Oh oke Ra, gue mau makan juga nih"
Mengambil makanya sambil membuka bungkus sumpitnya untuk menyantap mie yang sudah di pesannya tadi.****
"Rel, disini tempatnya" ucap Vandi sambil menunjukan tempat yang ia maksud.
"Di pojok banget Van. Gak ada tempat lain" tanya Aurell sambil memegang tasnya.
"Lo liat disini lagi ramai. Ya sisa ini mau gak mau yah kita disini"jawab Vandi dengan nada coolnya.
"Yaudah serah lo" ucap jutek Aurell.
"Eh lo kan pergi bareng gue.. Trus Ara gimana? Lo tinggal di rumah lo kayak burung di sangkar. Tega amat lo" ucap Vando dengan sadis sambil menyiniskan matanya ke arah Aurell yang ujung ujungnya memberi senyuman.
"Palalo peang yakali gue ngunci dia kek burung di kandang. Gue gak sempat nanya dia tadi" ucap Aurell sambil menekak kepala Vandi.
"Ya tanya kek dia dimana? Kasian tinggal sendiri jagain rumah lo lagi" ejek Vandi.
"Lo pesen apa?" tanya Vandi sambil membuka buku menu.
Aurell yang mengambil tasnya. Lalu mebuka kontak chat Ara yang aktif 10 menit yang lalu.
Ra, lo di rumah sendiri?
"Gue udah chat dia tapi belum di balas" ucap Aurell sambil memasukan ponsel nya ke tas.
"Yudah makan aja dulu gih. Nanti sakit" ucap Vandi sambil mengedipkan matanya.
"Haduehh... Karna Tod aja gue gini... Alay banget si Vundiii sok perhatian" ucap Aurell dalam hati.
***
"Drrsttt" (getaran yang di hasilkan Ponsel Ara.
Ara memgambil ponsel nya dan terkejut dengan isi notifikasi dari ponselnya.
"Dan, Aurell nanya gue nih dimana" ucap Ara sambil melihat Daniel yang melihatnya juga.
"Iya?" ucap Daniel terkejut sambil memegang minuman.
"Yaudah gue jawab ini aja......
*jadi gimana ya? Ara jujur apa enggak ya?
Kalau mau tau yuk pantengin terus wattpadnya Relvan...
Soalnyaa part selanjutnya bikin kalian kepo bangetJangan lupa vote dan comment ya
Agar Author bisa semangat buat Wattpadnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Relvan 🦋 SELESAI ✅
Teen FictionAURELLIA PRICILLA, yang akrab disapa Aurel, ia harus pindah sekolah karna tuntutan orang tuanya harus pindah kerja dan alasan tersendirinya untuk menghindari masa lalu nya. Di sekolah barunya ia mendapatkan sahabat bernama Ara , yang slalu mendukung...