Pagi ini Aurell berangkat sekolah seperti biasa, tapi yang berbeda, hati nya yang tak aman sekarang. Sepertinya, karena pesan seseorang tersebut. Sampai di mobil pun, iya hanya diam saja. Termenung melihat jalan, seperti pikiran nya sedang ada masalah.
Di kepalanya berputar putar argumen yang membuat nya kepikiran. Sampai di kelas ia hanya menundukan kepalanya, tanpa berbicara dengan siapapun, terutama dengan Ara.Ara yang melihat sahabat nya yang sepertinya sedang sedih, dan tidak menceritakan nya dengan siapapun. Ara memberanian diri untuk bertanya.
Menuju ke tempat duduk Aurell, yang tak jauh jarak nya dari tempat duduk nya.
"Aurell, lo ngapa? Dari tadi gue perhatiin lo cemberut aja?"Tanya Ara.
Menundukan kepalanya di mejanya. Dan tidak menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh Ara.
"Rel, gue sahabat lo,wajar lah gue nanya keadaan lo?"
"Lagi gak mood Ra.. nanti pulang sekolah gue ceritain ya, dahla gue ngantuk mau tidur" ucap Aurell.
"Yaelahhh, tidur mulu lo, begadang trus lo ya, tugas matimatika dah siap lo? " Tanya Ara.
"Udah, lo kalau mau liat ambil di tas gue, mumpung sekarang jamkos, gue mau tidur dulu, cape badan gue, hati gue jugak:'(" ucap Aurell sambil curhat.
"Oloooloo... sedih banget temen gue sekarang yaa, hahahh" ejek Ara ke Aurell.
"Udah, sana pergi, ini dari tadi lo ajak gue ngomong kapan gue tidurnya Ra.." Ucap Aurell karena dari tadi ia tidak selesai berbicara dengan ara.
"Iya yaa rel, sebelum pak joni datang bangun ya lo" jawab Ara sambil mengelitik Aurell
"Duhh ra, geli tau" sambil menghindar dari Ara.
sepulang sekolah...
"Nih, kita mau kemana?" tanya Aurell.
"Serah lo ah, gue gak tau, kan elo yang ngajak cerita tadi?" jawab Ara.
"Atau di cafe dekat ini aja?" saran Aurell karena kafe itu dekat dari sekolah nya.
"Boleh aja sih, rel lo bwa baju ganti?"tanya Ara.
"Gak, gue cuma bawa hodie" jawab Aurell"
"Yaudah lo ganti sana, gue cuma pakai kardigan aja udah selesai" jawab Ara.
Setelah Aurell mengganti baju dengan hodie. Mereka berjalan melewati koridor kelas. Dan melewati kelas Vandi yang masih ramai dengan teman-teman nya.
Saat berjalan melewati kerumunan teman-teman nya Vandi, Aurell dan Ara berjalan seperti mereka melewati kelas yang kosong, dan tidak melihat ke arah yang lain. Padahal sejak tadi mereka diperhatikan dari tangga. Entah apa masalah nya mereka melihat seperti orang yang ingin menagih hutang yang belum sama sekali bayar.
"Aurell.." panggil Vandi.
Sebenarnya Aurell malas menjawab sapaan dari Vandi, karena ia tidak mood Jadi ia merespon seperti orang umumnya.
"Apa?" sambil melihat ke arah Vandi
"Lo , besok ke ruangan ya habis istirahat,gue tunggu" ucap Vandi.
"Eh... btw kemaren ada anak cowo sekolah lain nyamperin lo, itu siapa?" tanya Vandi sepertinya ia kepo.
"Yaelahh, Vandi kepo amat lu, napa lo cemburu liat Aurell di deketin cowo, hahha" ejek Rendy.
"Oh, oke" ucap singkat dari Aurell tanpa menjelas kan siapa cowo yang ia temui semalam.
Aurell dan Ara segera meninggal kan tempat itu, ia lagi tidak mau berantam dengan Vandi, jika ia mood mungkin mereka akan berdebat lagi dan bermulai menjadi perang dunia ke III.
"Apasih lo ren, melawak aja" ucap Vandi sambil memukul kepalanya.
"Alah, sok gengsi amat lo jadi cowo, dah mulai suka kan sama Aurell, makanya lo kepo siapa cowo yang nyamperin dia kemaren? Ucap Rendy sambil menyenggol bahu Vandi.
"Hahah, lo ngapain jugak nanya urusan orang"ucap Daniel.
Sampai di kafe...
Mereka mencari tempat duduk yang nyaman untuk mereka cerita. Mereka melihat di ujung sudut kafe yang dekat dengan jendela.
"Eitssss... tunggu gue mau buat snapgram dulu, biar gak sepi instagra gue" sambil mengeluar kan handphone nya mengambil gambar suasana kafe yang tenang.
"Iya.. ra" jawab Aurell.
"Yaudah pesen aja dulu, untuk sekarang gue traktir lo"Ara.
"Alah tumben lo neraktir gue, ada apa gerangan? lo jadian? tanya Aurell
"Alah, gue gak jadian rel, kalau pun gue jadian, paling sekarang gue sama cowo gue gak sama lo" ucap Ara.
"Oh gitu ya? Trus kalau lo ada cowo ninggalin gue ya? tega amat lu" sambil membalikan badan nya karena kesal dengan Ara.
"Gue gak setega itu rel" ucap Ara.
"Oh, yaudah gue mau snapgram jugak, gue gak mau kalah sama lo, hahaha" meledek Ara karen ia sibuk mengambil gambar suasana kafe itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relvan 🦋 SELESAI ✅
Teen FictionAURELLIA PRICILLA, yang akrab disapa Aurel, ia harus pindah sekolah karna tuntutan orang tuanya harus pindah kerja dan alasan tersendirinya untuk menghindari masa lalu nya. Di sekolah barunya ia mendapatkan sahabat bernama Ara , yang slalu mendukung...