Aku tidak tahu apa yang aku rasakan, tapi melihatmu dengan yang lain itu, terasa menyakitkan.~~~~
Ketika Daniel membawa Aurell yang tengah pingsan itu bersama Ara. Terlihat dari sudut kantin, ada dua orang laki-laki yang melihat Daniel yang sedang mengantarkan Aurell ke UKS. Vandi hanya dapat melihat dan tidak dapat membantu Aurell. Karna ia tak mau membuat Aurell marah lagi.
"Vandi, lo gak jealous sama Daniel?" ucap Rendy sambil melihat temannya yang sedang dilema ini.
"Gue..." ucap Vandi sambil termenung.
"Gak usah bohong sama gue Van, gue tau kok rasanya gimana" ucap Rendy sambil memegang pundak vandi.
"Eng.. Gak gaklah.. Masa gue cemburu, gue gak suka kali sama dia, hahaha" ucap Vandi sambil mendorong Rendy.
"Hahaha.. Iyain aja, yang atit abang dekkkk" ledek Rendy.
"Auah yok, masuk kelas lagi, gue malas liat Enjel nanti dia malah nyusul gue" ucap Vandi sambil melangkahkan kakinya meninggal kan Rendy.
"Van, tungguin gue" sambil mengejar Vandi. Yang sudah jauh darinya.
Sementara keadaan di UKS, Ara yang panik karena temannya yang pingsan, dan kebingungan. Sementara Daniel sibuk mencari anggota PMR agar bisa mengurusi Aurell. Daniel sudah kedua kalinya melihat Aurell pingsan. Kali ini ia sudah membantu Aurell.
"Ra, kenapa dia bisa pingsan" Tanya Daniel yang hampir panik.
"Gue gak tau, tapi kayaknya karna dia masih belum sehat sepenuhnya jadi dia mudah pingsan trus dia kurang darah jugak" jawab Aurell dengan jelas.
Karena Daniel menunggu Aurell sadar ia tidak masuk ke kelas. Ia menunggu sampai Aurell sadarkan diri. Setelah lama, Aurell membuka sedikit matanya dan melihat di sekitarnya, sudah ada dinding putih. Ia sadar kalau dia sudah berada di UKS. Dan melihat seorang laki-laki yang berada di sampingnya.
"Rel, lo gak apa-apa kan?" tanya Daniel sambil mendekati Aurell
Aurell yang tidak menjawab apa-apa dari Daniel. Ia hanya masih melihat ke seluruh sudut ruangan UKS.
"Daniel lo kok bisa disini?" tanya Aurell yang kebingungan.
"lo pingsan tadi, jadi gue bawa ke UKS" jawab Daniel.
"Oh, jadi lo yang antar gue ke UKS" tanya lagi ke Daniel.
"Iya Rel, nanti pulang lo gue anter ya" tanya Daniel sambil memegang tangan Aurell.
"Gak usah Daniel, gue nanti di jemput abang gue" jawab Aurell sambil memegang kepalanya yang masih pusing.
"Gue gak keberatan kok ngantarin lo, emang lo mau nunggu abang lo dengan keadaan kayak gini?" tanya Daniel.
"Makasih ya Daniel, lo udah nolongin gue lagi" jawab Aurell yang belum sadar sepenuhnya.
"Iya Rel, buat kamu apa yang enggak" jawab Daniel dengan wajah yang malu.
"Apa Daniel?" tanya Aurell, yang kebingungan.
"Oh, engga ada kok, nanti aku mintak tolong ke Ara biar antar tas lo kesini" ucap Daniel.
Teng teng tong (bunyi bel pulang)
Bel berbunyi tanda waktu pulang sudah tiba. Semua siswa dengan riang gembira menyambut pulang dengan senang karena sudah berperang dengan pelajaran yang membuat mereka bosan.
Termasuk Vandi dan Rendy yang mengarah ke luar kelas nya dan menuju ke parkiran sekolah. Ketika berjalan menuju koridor kelas. Tepat yang sekarang ia lewati UKS.
Tampak seorang laki-laki dan perempuan berada di ruang UKS itu yang Vandi sangat kenal dengan mereka berdua. Ya, Daniel dan Aurell yang masih di ruangan itu.
"Vandi, kesana yuk? Lo gak mau liat Aurell?" tanya Rendy yang Ingin menyusul mereka berdua.
"Lo Ren, mau aja jadi nyamuk mereka, noh mereka sempet-sempet aja mojok tau lo?" jawab Vandi yang judes sambik mensiniskan matanya ke arah Rendy.
"Yaelah lo Van, lo kalah sama Daniel, kalau lo emang suka yan berjuang, kadang kita tersaingi oleh orang yang tak kita duga, termasuk sahabat lo sendiri, ya kalau lo emang mau sama dia ya berjuang" celoteh Rendy yang sedikit membuat Vandi tersadar.
"Aeelahh gue mah gak cemburu, noh cewe-cewe nganti jadi pacar gue, gue sama Aurell, gak kali" jawba Vandi yang masih bisa ngeles.
Di UKS....
"Rel, yok gue anter lo pulang" ajak Daniel sambil menunggu Ara yang membawa tas Aurell.
"Ara mana? Dia udah bawain tas gue?"tanya Aurell yang berusaha berdiri dari tempat tidur itu.
Saat mereka menunggu Ara, yang membawa tas Aurell, mereka tidak sengaja bertemu dengan Vandi dan Rendy.
"Daniel, lo masih sama Aurell?" tanya Rendy.
"Iya Ren, gue lagi nunggu Ara bawain tas Aurell, gue mau ngantarin dia pulang.
Saat Menunggu Ara yang tak muncul-muncul tiba-tiba Aurell meringis kesakitan.
"Ahhhhhh kepala gue sakit" meringis Aurell sambil memegang kepalanya. Spontan Daniel dan Vandi mendekat dengan Aurell.
"Rel, lo ngapa?" tanya serentak dua sahabat ini.
"Kalian berdua lucu ya, gak nampak apa gue megang kepala? Masi nanya jugak?" jawab Aurell yang judes.
"Lagi nyari kutu ya mbak?" tanya Rendy membuat suasana yang serius menjadi santuy karena kata-kata yang keluar dari mulut nya.
Tiba-tiba Ara datang membawa tas Aurell.
"Rel, lo pulang sama gue aja ya" ucap Ara sambil memegang tangan Aurell.
"Ra, biar gue yang antar Aurell ya?" ucap Daniel yang meminta agar dia mengantar Aurell.
"Lo gak dengar apa kata Ara, dah jelas Aurell mau pulang sama gue" jawab Vandi dengan Pede.
"Gak ada yang ngantar Aurell selain gue ya Vandi, Daniel." ucap Ara sambil membawa sahabatnya meninggalkan mereka bertiga.
"Yhaaaa... Dua duanya di tolak"
Rendy sambil goyang menyanyikan "Aku mundur alon-alon" sambil melihatkan ekspresi wajah yang sudah membuat kedua temannya membuat tertawa.Ara membawa Aurell dari hadapan mereka bertiga.
to be continued
**** Yah gagal deh ngantarin Aurell.
Belum beruntung kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relvan 🦋 SELESAI ✅
Teen FictionAURELLIA PRICILLA, yang akrab disapa Aurel, ia harus pindah sekolah karna tuntutan orang tuanya harus pindah kerja dan alasan tersendirinya untuk menghindari masa lalu nya. Di sekolah barunya ia mendapatkan sahabat bernama Ara , yang slalu mendukung...