Hari ini di SMA 1, mengadakan acara pensi, setiap kelas harus mempersiapkan penampilan kelasnya masing-masing. Jadi yang mengurus acara pensi adalah adalah anggota OSIS. Jadi anggota OSIS harus datang lebih awal untuk mempersiapkan acaranya.
Karena kemaren Aurell bergadang, jadi hari ini dia merasa dirinya tidak enak badan. Tapi ia segan dengan teman-teman nya. Karena di sekolah mengadakan acara dan dia termasuk di dalam panitia itu. Mau tidak mau dia harus datang. Tapi ia sudah membawa obat nya di dalam tas.
Sampai si sekolah...
"Ma.. Aurell sekolah dulu ya.." ucap Aurell dan menyalami Mama nya.
"Iya sayang, kamu gak apa-apa kan?" kekhawatiran mamanya kepada Anak nya yang sedang sakit. feeling seorang Mama itu gak pernah salah
"Aurrell gak papa kok Ma, kuat kok" jawab Aurell.
"Kalau ada apa-apa cepet telpon mama ya, nanti mama jemput" ucap mama Aurell.
"Iya ma, Aurell pergi dulu" ia keluar dari mobil ibunya dan melangkah ke koridor sekolah.
Saat itu sekolah masih sepi, karena iya berangkat lebuh awal. Hanya beberapa siswa dan siswi rajin yang datang cepat. Dengan tubuh yang masih belum stabil, ia sekuat tenaga tersenyum seperti biasa. Ia meletakan tas nya di kelas dan menuju ke lapangan, karena anak OSIS sudah berkumpul dan menyiapkan acaranya, sebelum acaranya dimulai.
Tiba-tiba ara datang mengejutkan Aurell...
"Rel..... baru datang lo?" tanya Ara sambil merangkul teman nya.
"Gak.. dari subuh gue udah datang disini" ucap Aurell yang menipu Ara, yang mau aja dibohongi Aurell.
"Tapi dari tadi gue gak nampak lo rel?" tanya Ara yang kebingugan.
"Yaelahhh lo, mau aja dibohongin gue, gue baru datang kali" jawab Aurell sambil memperlihatkan giginya yang rapi
"Aurell mah jahat" sambil mecubit tangan Aurell.
"Gak ahhh , bodo amat" sambil meninggalkan Ara di lorong kelas
"Eh..rel tungguin gue..." sambil mengejar Aurell.
"Oh ya rel, lo dicari tadi sama Vandi" ucap Ara
"Iya ra? Trus dia dimana?" Tanya Aurell.
"Gak tau entah kemana" jawab Ara.
"Eh...itu dia rel, lagi ngomong sma Daniel, susulin kesana aja"usul Ara.
"Van, lo nyariin gue?" tanya Aurell.
"Pede amat lo, ya lo bantu kek yang lain kerja" ucap Vandi.
"Ya maaf gue baru datang" jawab Aurell sambil menundukan kepalanya,karena ia merasa bersalah lagi.
"Lo dah gue bilang berkali kali lo jangan telat, enggak juga dilaksanain, kalau lo begini, yang lain bisa juga contoh lo kayak gini" ucap tegas Vandi kepada Aurell tapi tiba tiba Daniel..
"Lo jangan kasar-kasar ke Aurell donk Van, dia cewe, seharusnya lo tau cara bicara sama cewe" ucap Daniel yang membela Aurell.
"Oh, gitu ya lo belain pacar lo, okey silahkan kalian bucin, gue pergi" jawab Vandi yang agak kesal ke Daniel. Dan meninggal kan Daniel bersama Aurell.
"Udah, gak usah masuk hati , lagi gak mood dia kayak nya rel, kalau Vandi udah badmood apa aja dimarahin nya,aneh tu anak"ucap Daniel sambil memegang kepala Aurell yang sedang menunduk.
"Yaudah yuk, kita bantu yang lain"Ajak Daniel.
Entah mengapa kalau Aurell dekat dengan Daniel ia merasa terlindungi. Dan merasa nyaman dekat dengan Aurell.Atau Aurel mempunyai perasaan terhadap Daniel. Apa iya sudah siap untuk membuka hati,setelah iya patah hati.
Setelah acara selesai...
Setelah acara selesai, tentunya panitia merapikan dan membersihkan pekarangan sekolah. Laki-laki mengangkat barang dan yang perempuan merapikan barang yang bisa di bawa. Karena itu sudah sore, letih pun datang terutama Aurell yang belum stabil keadaan nya terpaksa bergerak untuk mengadakan acara ini.tapi tiba-tiba...
"Ra, kok kepala gue pusing ya?" tanya Aurell sambil memegang kepalanya.
"Apa rel, lo mau gue antarin ke UKS?" tanya Ara yang mengkhawatirkan teman nya itu yang sedang sakit.
"Iya Ra, antarin gue ke UKS, udah gak kuat gue ra" sambil memperlihat kan bibir nya yang sudah pucat.
Tiba-tiba perlahan badan Aurell lemas dan jatuh pingsan. Saat itu Ara panik dan memanggil teman nya untuk membawa Aurell. Tapi tiba-tiba di arah yang berlawanan, datang dua laki-laki yang ingin membawa Aurell. Ya, mereka berduaDaniel dan Vandi, mereka sangat panik saat tau Aurell pingsan.
Vandi dan Daniel langsung mengangkat Aurell. Saat itu bisa mereka berdua berebut membawa Aurell yang sudah pingsan di tengah lapangan.
"Biar gue aja yang bawa Aurell" ucap Daniel.
"Biar gue Daniel, lo urus yang lain aja, biar Aurell gue yang urus" ucap Vandi.
Vandi langsung membawa Aurell menuju UKS. Kedua kalinya Vandi membawa Aurell ke UKS. Dan yang kedua kali ini Vandi seserius itu mengurus Aurell yang belum sadar.
"Ra, jagaain dia ya, kalau kenapa-napa bilang ke gue, gue mau pergi mau ngurus yang lain" ucap Vandi yang terlihat dari muka nya ia sedang mencemaskan Aurell yang masih pingsan.
"Oh oke Van, makasih ya,gue mau nelpon mama nya untuk jemput dia" jawab Ara,yang membuat Vandi bernapas lega.
Beberapa menit kemudian Mama Aurell datang menjemput..
Tapi saat itu Aurell masih belum sadar. Mungkin karena terlalu kecapean jadi ia masih belum sadar. Dari jauh Daniel dan Vandi melihat Aurell yang belum sadar dibawa ke mobil mama nya.
"Lo, sebagai ketua acara,l o harus pantau panitia lo, kalau sakit gak usah di paksain,nih sekarang kejadian nya..."ucap Daniel yang menyalah kan Vandi.
"Lo kok nyalahin gue ?"ucap Vandi yang kebingungan.
"Ya lo harus tau keadaan panitia lo"jawab Daniel.
"Ya lo jugak dah jelas Aurell sakit, lo masih ajak jalan dia?"Vandi tau kalau semalam Daniel megajak Aurell semalam ke toko buku.Ia yang kemaren melihat Aurell dan Daniel berdua di tangga.
"Gue gak tau"jawab Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relvan 🦋 SELESAI ✅
Teen FictionAURELLIA PRICILLA, yang akrab disapa Aurel, ia harus pindah sekolah karna tuntutan orang tuanya harus pindah kerja dan alasan tersendirinya untuk menghindari masa lalu nya. Di sekolah barunya ia mendapatkan sahabat bernama Ara , yang slalu mendukung...