Modus?

76 12 0
                                    

Saat Vandi ke toko kue itu. Tiba-tiba Vandi bertemu dengan seorang perempuan yang ia kenali. Rambut yang tergerai panjang, hidung mancung yang mempesona. Dan senyum yang membuat orang melihatnya menjadi terbayang-banyang.

Vandi ingin menyapa, tapi ia tak akan memulainya, karna kejadian kemarin. Tapi karena ini perinatah Bundanya Vandi tidak akan menolaknya.

"Eh elo?" ucap seorang wanita yang terkejut bertemu Vandi.

~~~~~~

Vandi yang terkejut dengan suara itu membalikan badan dan mengarah ke perempuan tersebut. Aurell yang menyapanya, kembali ia jawab.

"Apaaan dah? Lo ngejutin gue Rel" jawab Vandi dengan nada kebingungan karena terkejut mendengar suara gadis yang memanggilnya itu.

"Lo ngapain kesini? Mau ngikutin gue ya?" tanya Aurell sambil memberikan dua jari telunjuknya ke arah mata Vandi.

"Emang gue gak boleh kesini? Emang ada ya peraturan (Vandi gak boleh masuk, balek pulang sana!)" dengan nada cempreng sambil mengejek Aurell.

"Ya lo kayak ngikutin gue" jawab Aurell yang gak percaya. Sambil mengarahkan jari telunjuknya ke dada Vandi.

"Gue kesini karna Bunda minta beli kue, lo cewe pede amat sih" jawab Vandi dengan nada cetus.

"Oh gitu, yaudah santai aja" jawAb Aurell.

Setelah bicara dengan Aurell, Vandi mencari roti yang biasa di makan Bundanya.

Dan ia berjalan ke arah kue yang berwarna coklat dengan chocochips yang menghiasi kue itu. Dan ia tidak lupa membeli kue tawar dan selai untuk sarapannya ketika Bundanya belum masak.

Setelah Vandi mendapatkan roti yang ia cari. Ia mengarah lagi ke arah Aurell seperti ada yang ingin ia bicarakan. Saat Vandi mendekati Aurell. Vandi melihat mata yang cukup indah berkilau yang sempat membuat jantung Vandi berdebar.

"Woi, karna lo tadi gak ada minta maaf ke gue tadi lo harus ke rumah gue" ucap Vandi dengan tegas melihat Aurell yang bertanya kebingungan.

"Maaf apaaan lo? Gue gak salah, ngapain gue mintak maaf" jawab Aurell.

"Utsssss gak ada tapi-tapian lo harus ke rumah gue titik. Urusan kue lo biar gue yang bayar" jawab Vandi yang mendesak Aurell untuk ikut dengan nya.

"Gue mau ngasih ke Mama gue Van, nanti Mama gue nunggu lagi" jawab Aurell dengan nads cemas.

"Urusan itu biar gue antar ke rumah lo dulu, sekalian gue mau ke rumah lo, yakan?" ucap Vandi sambil memegang pundak Aurell.

"Tapi kan..." jawab Aurell yang di potong oleh Vandi.

"Yaudah yuk, kita otewe" ucap Vandi sambil meraih tangan Aurell. Yang tidak sadar memegang erat tangan Aurell. Sedangkan Aurell terkejut diam melihat tangannya sudah di gengam dengan erat oleh Vandi.

"Hmmmmm" ucap Aurell sambil memberi kode ke tanganya.

"Apa? Oh tangan gue, sorry" ucap Vandi dengan setengah malu-malu.

"Lo modus kan ama gue" ucap Aurell judes sambil menokok tangan Vandi.

"Apaaan pede amat lo, gue kira kantong roti gue" ucap Vandi yang mencari alasan biar gak ketahuan dia modus.

"Dasar cowo modus" ucap Aurell dalam hati.

Setelanh berdebat lagi. Cuma karna Vandi modus dan ketahuan. Mereka berdua menuju ke mobil Vandi. Sebelum ke mobil Vandi. Ada dua orang anak kecil mengarah ke arah mereka berdua. Aurell tak segan memberi mereka roti yang sudah dibelinya.

"Adekk, sini kamu mau kue dari kakak gak?" Aurell sambil memberikan roti kepada dua orang anak kecil itu. Sambil memberi senyuman manis.

"Gue bisa kali di kasih senyum Rel" gumam Vandi dalam hati sambil melihat Aurell memberikan roti kepada anak kecil itu.

"Makasi kak" ucap kedua ank kecil itu. Yang sangat gembira diberi roti dari Aurell.

"Iya, sama-sama Adek" ucap Anak kecil itu.

"Nama kamu siapa sayang?" tanya Aurell sambil memegang tangan salah satu anak kecil itu.

"Nama saya Bella kak, ini adek saya Andi"  ucap seorang anak kecil yang bernama Bella.

"Kalian berdua kenapa disini? Kamu gak di cari ibu kamu?" tanya Aurell lagi.

"Ibu saya sakit kak, jadi kami lagi mau beli obat dan roti, tapi uang kami hilang kak" jawab Adek Andi itu dengan suara yang lucu.

"Haduhh sayang, jadi blm beli obat ya?"
Tanya Aurell lagi.

"Iya kak" jawab Bella.

Karena Vandi merasa lama menunggu. Ia kepo kenapa Aurell lama berbicara dengan dua anak itu. Vandi menghampirinya.

"Rel, lama lagi? Keburu sore nih, Bunda gue nanti nyariin" ucap Vandi sambil melihat jam tanganya yang menunjukan pukul 16.00.

"Sabar, gue mau beliin obat untuk orang tua mereka, jadi sekalian kita antar mereka ya Van?" tanya Aurell sambil melontarkan senyuman yang slalu membuat Vandi candu melihatnya.

"Iya, yaudah ajak adek itu ke mobil" ucap Vandi yang tak bisa menolak keinginan Aurell ini.

Aurell membawa Bella dan Andi ke mobil. Ia duduk di belakang bersama dua anak kecil itu. Vandi yang mengemudi berada di depan.

"Lo gak di depan Rel?" tanya Vandi melihat Aurell dari kaca mobilnya.

"Nanti gue di depan abis antar anak ini" jawab Aurell sambil memegang kursi mobil yang di duduki Vandi.

Setelah membeli Obat untuk orang tua bella dan Andi. Aurell melihat rumah yang sebenarnya belum layak huni itu adalah rumah dari anak kecil itu. Ia terbayang bagaimana hidup mereka berdua. Yang semestinya mereka bermain dengan temannya, tapi ia harus menjaga ibunya.

Setelah bertemu dengan ibu Bella dan Andi. Aurell pamit dengan kedua anak itu dan memeluknya. Terlihat dari wajah mereka bisa senang bertemu dengan Aurell.

"Judes-judes lo baik hati ya Rel? Gak salah hati gue milih lo" gumam Vandi dalam hati. Sambil mengajak Aurell utuk pulang.

To be continued

*Pembaca yang baik, akan memberi jejaknya. Jangan lupa untuk vote ya..
Itu sangat berharga buat Author.

Relvan 🦋 SELESAI ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang