Aurell di culik

44 6 0
                                    


"Perasaan antara kedua sahabat yang terikat membuat satu sama lain merasa berbeda jika tak bersama"


*Part sebelumnya

Daniel ke arah mobil lagi dan membawa sesuatu.

"Ini baju yang tadi lo lupa kan? Jangan lupa kasih juga ke Aurell. Kalian kan kembar jadi kalau baju sama jadi serasi kan?" ucap Daniel memberikan tas yang berisikan hodie yang Daniel beli tadi.

"Daniel masih aja ya perhatian sama Aurell, walaupun dia tau Vandi udah suka sama Aurell dia gak nyerah. Apapun pilihan Aurell gue setuju" gumam Ara dalam Hati.

****

"Ara gak jawab chat gue Van, kita pulang sekarang aja yuk" ajak Aurell sambil memperhatikan chat Aurell yang tak kunjung terjawab.

"Baru bentar gue sama lo udah pulang ajahh" jawab Vandi sambil melihatkan muka lesunya.

"Gak ada gak ada gue mau pulang. Antarin sekarang" ucap tegas Aurell sambil memukul bahu Vandi.

"Aghhh" ucap Vandi sambil memegang bahunya yang telah di pukuk oleh Aurell.

"Yaudah pulang yuk. Gue takut kejadian gak menyenangkan sama Ara Vandiiii" ucap Aurell sambil menarik tangan Vandi.

"Iya iya, gak usah juga megang tangan gue. Tapi kalau mau gak papa deh Rel, gue pasrah" ucap Vandi sambil tersenyum.

"Pasra pasrah palalo.. Seneng juga lo di dalam hati sok iya gak usah pegang tangan gue" ucap Aurell sambil menirukan Ucapan Vandi tadi dengan suara yanh cempreng.

"Lo lucu kayak gitu Rel, makin syukaaa.. Aku suka aku sukaa.. Suka kamoohhh" ucap Vandi menggangu.

Tiba tiba anak kecil lewat sambil memakan permen. Melihat wajah Vandi yang membuatnya tertawa.

"Lo cocoknya gombalin anak kecil, gak gue. Buktinya anak kecil ini ketawain lo. Emang cocok lo jadi hiburan anak kecil" ucap Aurell melihat anak kecil itu.

Vandi tiba-tiba menghampiri anak kecil itu dan mengendongnya.

"Aduh kamu anak kecil malah ketawa. Jadinya kakak di marahin pacar kakak. Tapi kamu makin cantik ketawa" ucap Vandi sambil mencubit pelan pipi anak kecil itu.

"Tuh kan mulai mulai lo. Gombalin anak kecil" ucap Aurell jutek sambil melihat sekitar mall yang masih rame.

"Yah gak papa, jadi gue latihan gitu biar besok gue gak remed jadi bapak" ucap Vandi dengan santai yang masih menggendong anak kecil itu.

"Ada juga ya yang mau sama lo?" tanya Aurell sambil mensiniskan matanya.

"Ada" ucap Vandi dengan percaya diri.

"Siapa? Gue tanya lagi emang ada yang mau sama lo?" tanya lagi

"Looooooo" ucap Vandi sambil mengoyangkan tubuhnya berputar 360° yang masih memegang anak kecil itu.

"Idihhh kepedean amat jadi orang" balas Aurell.

"Biarain" jawabnya.

Tapi tiba-tiba datang ibuk-ibuk yang sibuk melihat kesana kemari sambil kebingungnya seperti mencari sesuatu.
Dan dia menghampiri kami.

"Aduhhh ini anak saya kenapa kamu bawa?" ucap Ibu itu mengambik anaknya di pangkuan Vandi.

"Iya buk, tadi anak ibuk di gangguin nya" ucap Aurell sambil tertawa.

"Maaf ya buk, masalahnya anak ibuk gemes jadi pengen bawak pulang" ucap Vandi.

"Oh malah ibuk berterima kasih sama kamu. Udah amanin anak saya. Terima kasih ya nak. Mudah mudahan kamu langgeng sama pacar kamu ya nak" ucap ibu itu yang membuat Aurell tak tinggal diam.

"Aduh ibuk, kami temenan buk gak pacaran" ucap Aurell dengan cepat.

"lagian kalian cocok kok nak. Ganteng sama cantik" jawab ibu itu

"Iya buk, bisa jadi anak kami secantik anak ibuk kan?" ucap Vandi sambil tertawa.

"Iya nak"

Aurell langsung meninggalkan Vandi dan ibu itu menuju parkiran.

Vandi yang menyadari itu berlari mengejar Aurell yang sudah jauh dari hadapannya.

Suasana parkiran sangat sepi. Tapi Aurell memberanikan diri berjalan mencari mobil Vandi.

Tapi dari jauh Aurell melihat orang yang membuat pikiran nya buruk ke arah orang itu. Merasakan hal yang buruk anak menimpanya.

Aurell berlari mengarah ke arah mobil Vandi. Dan nyatanya ia diikuti oleh dua orang laki-laki yang sudah Aurell curigai.

Aurell berusaha membuka pintu yang masih terkunci. Dan orang itu makin dekat ke arahnya.

"Lo jangan mendekat ke gue. Kalau gak gue teriak ni" ancam Aurell sambil melangkah mundur.

"Nona manis jangan takut. Kami cuma mau senang-senang aja kok" ucap salah satu laki-laki yang berani memdekati Aurell.

"Nona cantik sekali, Ikut abang yok. Jangan takut" ucap laki-laki itu sambil merangkul bahu Aurell.

"Gue gak mau" ucap Aurell dengan keras yang berusaha ingin melarikan diri tapi tangannya sudah di pegang oleh laki-laki itu.

"Tolong tolong... Vandiiiii" ucap Aurell teriak tapi sudah di tutup mulutnya dengan bius membuat Aurell pingsan.

Dari arah lain...

Vandi masih berjalan ke arah parkiran tapi di parkiran itu sepi tidak ada orang. Ia merasakan ada hal aneh yang menimpa Aurell.

Ia mencari dan memutar ke arah parkiran tapi ia melihat ada dua orang laki-laki yang membawa perempuan yang membuat Vandi curiga.

"Pak pak ada lihat cewe yang makai hodie putih sama rok hitam" tanyanya.

Saat itu dua laki-laki itu berhenti dan Vandi berjalan ke arahnya.

Seorang laki-laki langsung memukul Vandi. Tapi Vandi bisa mengelak dan melawan laki-laki itu.

Ia melihat laki-laki yang satu lagi merangkul Aurell yang tengah pingsan.

"Aurelll!!! Lo lepasin dia atau gak hidup lo kelar sekarang!" ucap tegas Vandi memberi pukulan ke arah laki-laki itu.

"Brukkk" membuat laki-laki itu jatuh bersama dengan Aurell.

Pria itu berdiri lagi dan dari belakang memegang bahu Vandi.

"Lepasin gue" ucap Vandi berusaha melepaskan diri.

Satu pukulan mengarah keperutnya. Membuat Vandi menjatuhkan badanya sambil melihat Aurell.

Vandi berdiri dan menendang kepala satu persatu pria itu. Dan memukuk perut mereka.

Tapi untungnya tiba-tiba security dekat parkiran datang membuat dua orang laki-laki itu kabur.

Vandi langsung berjalan ke arah Aurell yang masih pingsan. Membopongnya ke arah mobilnya sambil menahan perih dalan perutnya.

***

Sampai di rumah Aurell...

"Tit tit" bunyi klakson mobil Vandi membuat Ara langsung keluar rumah Aurell.

"Eh lo Van, dah pulang? Mana Aurell?" tanya Ara sambil melihat ke arah mobil.

"Itu si Aurell pingsan"

"Kok bisa?" tanya Ara dengan cemas.

"Panjang ceritanya. Lo bawa aja ke dalam   Aurell ya Ra"

Ara berjalan sambil mengangkat kaki kiringa yang bengkak.

"Kaki lo kenapa bengkak gitu?" tanya Vandi.

"Hmmm....

***

Wah Ara jujur apa enggak ya?
Dikondisinya yang masih sakit karena kakinya...
Dan Aurell yang masih tengah pingsan

Relvan 🦋 SELESAI ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang