00. prolog

4.9K 272 15
                                    











Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





PLAK!


Wajah jeno berpaling kekanan, pipinya terasa kebas dan panas. Tapi jeno sadar kalau dia pantas mendapatkan itu.



Lua menatapnya dengan tatapan marah, kecewa dan benci. air mata yang mengalir dari mata indahnya membuat jeno semakin merasa bersalah.


"delapan tahun aku nemenin kamu dan ini balasan kamu jeno?"


Jeno menelan salivanya susah payah "..maaf lu" gadis cantik itu menggeleng tak habis pikir.


"selama ini kamu cuma jadiin aku sebagai pelampiasan, iya kan jeno!?"


Jeno memggeleng "ngga lu, aku sayang kamu. T-tapi aku cinta zea" jeno memejamkan matanya ketika tangan lua kembali terangkat, bersiap memberikan tamparan selanjutnya.




Melihat jeno memejamkan matanya membuat lua mengurungkan niatnya menampar laki laki yang dicintainya itu, "kamu jahat jeno" cicitnya.



"aku tau, dan maaf"





"a-aku ga mau semakin nyakitin kamu dengan cara tetap ada disisi kamu"






Lua merasa kalau sebuah belati tak kesat mata menghujam jantungnya dalam dalam, tidak ada darah, namun sangat sakit.




"kamu pantas dapat yang lebih dari aku lu"





"tapi aku sayang kamu jeno!" sahut luas cepat, suaranya sedikit meninggi "aku sayang kamu, aku cinta kamu!" tekannya tegas.





Jeno menggeleng "jangan lu, jangan cintai aku. Aku ga pantes untuk kamu, aku terlalu brengsek untuk gadis sebaik kamu"





Lua menarik kedua tangan jeno, menggenggamnya erat "aku sayang kamu jeno, aku cinta kamu" lirihnya sambil terus menangis.





Hati hati jeno menarik tangannya, melepaskan kedua tangan lua yang menggenggam tangannya "benci aku lua, jangan cintai aku. Aku ga pantes untuk kamu"







"aku tau selama ini chani suka sama kamu, chani lebih pantas bersama kamu, chani yang terbaik untuk kamu"




"tapi aku cinta kamu jeno! Aku sayang kamu, aku cuma mau kamu dan kamu yang terbaik untuk aku" lua berkata dengan berlinang air mata, suara bergetarnya mulai serak.




Jeno mendorong kursi yang didudukinya kebelakang sampai suara deritan terdengar ngilu ditelinga keduanya "tolong benci aku setelah ini" dan tanpa memikirkan lua yang semakin menangis meraung jeno pergi meninggalkannya sendirian.






"JENO! JENO!" lua menangis, berteriak memanggil laki laki itu. Tapi jeno tidak menghiraukannya, kakinya terus melangkah sampai keluar dan menghilang dari cafè.






Bagaimanapun caranya lua harus membenci si brengsek, jung jeno.


































Tes ombak duluuuuuuu yaaa, kalo flop ku unpublish🙈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tes ombak duluuuuuuu yaaa, kalo flop ku unpublish🙈

Pweasee jangan hujat aku😭😭💚

[ii]How Could You | Sequel to In vitro fertilisation.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang