[ii]How Could You | Sequel to In vitro fertilisation.

53. maaf

Jeno berdiri didepan sebuah pintu besar, satpam membiarkannya masuk karna dia adalah adik pemilik rumah.

"hhh" jeno menghela nafas, ragu untuk mengetuk pintu karna takut zea akan membunuhnya.

Namun jeno sudah membulatkan tekadnya untuk meminta maaf secara langsung pada zea, jeno mengangkat tangannya memencet bell.

Ding dong ~

Ding dong ~

"YA SEBENTAR"

Jeno memegangi dadanya ketika mendengar suara itu, suara kakak iparnya, zea. Bibir bawahnya digigit saking gugupnya, ini pertama kalinya jeno akan bertemu secara langsung dengan zea setelah kejadian dimana dia mengunci zea didalam kamar mandi.

Ceklek

"siap--jeno!?" zea memekik dengan kaget "ngapain kamu kesini!? Pergi!" usirnya cepat.

"zea tunggu dulu, biarin aku ngomong dulu" jeno menahan pintu dengan kakinya, zea menarik kencang handle pintu dari dalam dan jeno berusaha menariknya dari luar.

"pergi jeno! Jangan ganggu aku lagi, aku udah kehilangan segalanya karna kamu!" teriak zea murka

"aku tau zea tapi aku datang kesini untuk minta maaf sama kamu secara langsung, aku bersumpah ga akan ganggu kamu dan jaehyun lagi, aku bersumpah"

"ngga! Lepasin jeno!"

Jeno menarik kencang handle pintu sampai pintu terbuka lebar, zea mundur beberapa langkah saat jeno berdiri diambang pintu.

Wajahnya terlihat sangat kacau "aku kesini cuma mau minta maaf dan mengakui semua kesalahan aku didepan kamu" ucapnya dengan suara tercekat

"aku tau aku salah, aku brengsek, aku pembunuh, aku udah menghancurkan keinginan kamu dan jaehyun yang mau punya anak lagi" jelasnya dalam satu kali tarikan nafas.

Mata zea berair saat mengingat kejadian dimana matanya melihat langsung darah mengalir dari antara pahanya "a-aku minta maaf zea" jeno berlutut didepan pintu dan kepalanya menunduk.

"aku mau hidupku tenang setelah ini" lirihnya

"setelah ini? Maksud kamu?" tanya zea dengan kening mengkerut, wanita itu takut kalau pendengarannya salah.