52. pergi.

920 127 19
                                    

















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tuut....tuuut


"hallo leah?" tanya eric dengan suara senang sekaligus kaget.



Leah memaksakan senyumnya "h-hallo eric"




"hallo? Suara kamu kenapa? Kamu sakit?" tanyanya khawatir.





Leah berhedem untuk menghilangkan suara seraknya "engga kok"




"kamu telfon aku kenapa? Ada yang mau kamu sampein?"




"k-kamu ga mau jemput aku?" tanyanya ragu



"jemput? Ini baru hari ketiga? Bukannya besok?"




Leah menghela nafas "Aku putuskan untuk tetap sama kamu."




Disana eric terkejut bukan main "maksud kamu?" eric takut pendengarannya tidak normal, takut kalau leah salah bicara.





"Aku udah menetapkan untuk tetap sama kamu. Aku tau kemarin kemarin aku egois, ga pernah mau liat perjuangan kamu untuk membahagiakan aku" leah menundukkan saat teringat kejadian tadi pagi.




Leah merasa egois sudah memperjuangkan cintanya pada jeno yang jelas jelas tidak mencintainya dan mengabaikan eric yang memperjuangkannya.


"l-leah kamu serius?"



"kamu ga yakin sama aku?" leah malah kembali bertanya pada eric





Disana eric menggeleng "ngga bukan gitu, c-cuma kalau kamu kembali kesini ga akan ada lagi kesempatan untuk membatalkan ini semua, leah" suara eric terdengar begitu memahami situasi hati leah.





"apa kamu benar benar ingin membatalkan pernikahan ini?"



"bukan gitu maksud aku, leah. Aku hanya takut kalau aku ga bisa bikin kamu bahagia, k-karna pernikahan ini..."




"ga usah dibahas" potong leah "yang aku mau sekarang sayang dan cinta sama kamu sepenuhnya, aku akan belajar dan semoga kamu sabar menunggu hati aku sepenuhnya untuk kamu"



Mata eric berkaca tanpa leah tau "a-apa kamu serius? K-kamu ga cuma mau bikin aku seneng aja kan Leah?"





Leah menggeleng "ngga ric, aku mau coba buka hati sepenuhnya untuk kamu. Kamu mau kan bantu aku?"




Eric mengangguk semangat "mau leah! Aku akan selalu buat kamu bahagia dan selalu nunggu kamu untuk sepenuhnya nerima aku" ucapnya tulus.




[ii]How Could You | Sequel to In vitro fertilisation.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang