45.

887 122 3
                                    















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"gue sih lebih baik mati ya dari pada hidup tanpa cinta" sindirnya

"tapi kan cinta--"

"bisa datang seiring jalannya waktu? Iya lo mau bilang gitu?" potong ela cepat lalu berdecak "logikanya aja deh, lo 5 tahun sama eric masa kagak cinta cinta, mau sampe kapan? 10 tahun? 15 tahun? 25 tahun lagi?"

"bukan gitu la.."

"ya terus gimana aureleah kim? Lo tinggal bilang lo suka sama dia, kelar kan?"

Leah menghela nafasnya panjang "gue kan udah bilang kalau dia bilang dengan terang terangan bilang ke gue kalau ada cewek yang dia sayang"

"oon deh ih, gue suruh lo cuma bilang bukan berarti harus rebut dia dari itu cewek"

"dan... Satu bulan dari sekarang.. Gue mau nikah"

Ela berdecak kencang "jangan bodoh kenapa sih le! Lo ngiyain ajakan nikah eric yang jelas jelas udah mau batalin pernikahan itu. Lo sama aja nyakitin dia leah, 5 tahun sama dia aja lo ga bisa punya perasaan apa apa"

"ini lagi malah mau nikah, seumur hidup nih le."



Tak sengaja leah menoleh kedalam kamar, ada laki laki itu disana, berdiri menatap keluar balkon, untung saja pintu kaca balkon ditutupnya, kalau tidak mungkin dia akan mendengar semua percakapan leah dan ela ditelfon.


"la udah dulu ya? Ternyata ada jeno dikamar gue"



"eh? Ada dia ternyata?"


Leah mengangguk seolah ela melihatnya "..iya, untung..gue dibalkon"



"yaudah, buka pintu kamar lo tuh hati hati keulang haha" ejeknya, menyebalkan sekali temannya ini.



"apa sih lo!?"




Pip




Sebelum menutup panggilannya leah mendengar jelas tawa biadab temannya itu, sialan.




Ceklek





Leah membuka pintu balkon dan masuk kedalam, manatap jeno dengan ragu "kenapa?" hanya itu yang bisa keluar dari mulut leah.



"kenapa?" dengus jeno dengan nada yang tidak percaya, dan bodohnya leah mengangguk.




"mikir ga sih lo gue nungguin lo dari jam berapa? Apa susahnya sih tinggal ngabarin doang jen gue udah sampe"




"kalo lo ga mau telfon gue kan bisa ngechat aja"





"susah banget ya sampe harus buat gue ga tenang mulu?" terdengar ketus.







[ii]How Could You | Sequel to In vitro fertilisation.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang