[ii]How Could You | Sequel to In vitro fertilisation.

49. jaket.

Leah mematung menatap pintu didepan unit abangnya yang tertutup, semalam orang yang tinggal disana sama sekali tidak menghubunginya seperti kemarin kemarin.

"heh ayo" taehyung menepuk bahu adiknya.

Dengan lemas leah berjalan mendahului pria yang kini menatapnya bingung. Taehyung menatap pintu apartment jeno lalu menatap adiknya yang sudah jauh didepan sana.

"rumit banget percintaan tu anak"

Hari ini leah datang ke rumah kesehatan hanya untuk mengundurkan diri, begitu juga kerumah sakit. Berat memang, namun leah melakukan semua ini demi kebaikan.

"sukses terus ya dokter leah"

Leah membungkuk sopan "Terimakasih pak, kalau begitu saya pamit ya"

"hati hati dijalan dok"

"mari pak"

Leah berjalan gontai keluar dari pelataran rumah sakit, menemusuri jalan dengan pikiran kosong dan hati yang hampa, jika boleh jujur gadis itu sangat ingin mengikuti saran eric untuk membatalkan pernikahan mereka, namun apa artinya jika leah tidak bisa bersama laki laki yang dicintainya? Lebih baik dia mencobanya dengan eric kan?

Tiba tiba kakinya memerintahkan berhenti di depan pintu kaca sebuah mini market. Mematung sejenak melihat orang orang keluar masuk dari pintu tersebut.

Harus kah leah membeli nanas lagi?

Jawabannya adalah ya.

Handle pintu kaca mini market didorong dengan tangan kirinya lalu leah masuk dan langsung menelurusi kulkas besar yang menyimpan berbagai macam buah potongan.

Leah mengambil 2 buah nanas yang segar yang sudah dipotong dan juga mengambil beberapa buah untuk taehyung.

"hhh..."

Jeno menghela nafasnya gusar, pikirannya kacau. Dari semalam yang ingin ditanyakannya pada gadis itu masih tertahan ditenggorokkannya dan itu membuat jeno seolah susah bernafas.

Tapi kalau jeno menanyakan tentang malam itu apa leah akan memilihnya?

Atau leah membuangnya seperti lua membuangnya?