38.

878 120 3
                                    


















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Pukul 16.00  jeno sudah didepan rumah kesehatan menunggu leah pulang, jeno terpaksa datang lebih awal karna selepas jeno pergi dari tempat gadis itu leah mematikan ponselnya.



Dan sekarang pukul 16.55 sudah hampir satu jam jeno menunggu gadis itu keluar dari tempat kerjanya, tapi masih ada lima menit lagi untuk gadis itu pulang.



Tuk


Tuk







Jeno mengetuk ngetuk telunjuknya distir mobil, jeno mulai bosan menunggu, tapi jeno rela melakukannya demi leah.





"hati hati dijalan dok" salah seorang security membukakan pintu untuk leah.



Leah menebar senyum manisnya "makasih pak, mari"





Leah berjalan keseberang jalan karna ingin mampir ke cafè untuk mengisi perutnya yang lapar, dari siang tadi keringat dingin mulai bercucuran dikening leah, dan kakinya pun mulai gemetar.





Jeno menyalakan mesin mobilnya saat melihat leah menyebrang jalan. Pelan tapi pasti jeno mengikuti kemana gadis itu mengarah.





Tring!






Leah mendorong pintu cafè dan memilih tempat duduk dibelakang café, ruangan terbuka yang memperlihatkan taman bermain anak anak.




Jeno ikut turun dari mobil, namun laki laki itu memilih tempat duduk didalam, didekat jendela agar bisa memantau apa yang gadis itu lakukan.




Setelah waitress yang mencatat pesanan leah pergi gadis itu hanya diam memandang kelayar ponselnya yang jeno tidak tau sedang memandang apa.





Jeno memandang lekat gadis itu diam diam agar keberadaannya tidak diketahui.




Beberapa saat kemudian pesanan leah datang, gadis itu memesan cheesecake strawberry dan ice vanilla, sedangkan jeno hanya memesan ice americano.





Setelah menyuapkan sepotong cheesecake kedalam mulutnya leah membuka tas yang dipangkuannya, mengeluarkan amplop putih dengan aksen ungu dan pita berwarna gold yang dipegangnya tadi.




"itu apaan sih!?" monolog jeno geram, saking geramnya jeno sampai harus mendekatkan wajahnya kekaca besar disebelahnya agar lebih jelas, namun tetap saja, jeno tidak bisa melihatnya dengan jelas.





"ish anjing apaan sih itu!?" geram jeno.





Satu jam 30 menit hanya dihabiskan leah untuk menatap amplop yang membuat emosi jeno ingin meledak ledak, cheesecake dan minuman pesanan gadis itu hanya disentuh satu kali, dan jeno tau.


[ii]How Could You | Sequel to In vitro fertilisation.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang