58. epilog.

1.1K 120 11
                                    
















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Tidur nyanyak seorang laki laki bernama huang renjun terganggu karna suara grasak grusuk seseorang yang membuka lemari terus terusan.




Dengan perasaan sedikit kesal renjun terbangun dari tidurnya, duduk seraya mengusak kedua matanya, matanya harus menyipit untuk menyeimbangkan dengan pencahayaan yang terang "lo mau kemana jen?" tanyanya seraya menguap lebar





"gue harus pergi sekarang njun" jawabnya cepat, jeno mengambil kemeja putih dan celana hitam lalu masuk kedalam kamar mandi untuk memakai pakaiannya.







"lo mau kemana bego?" tanya renjun gemas






"gue harus pergi kebandung, hari ini leah nikah, itu ga boleh terjadi"







Mata renjun melebar seketika "hah bandung!?" jeno memberikan anggukan, laki laki itu kini sedang menata rambutnya yang berantakan "gila lo!? Lo ga tidur semaleman anjir!"






Semalaman jeno memang tidak bisa tidur, mereka berdua selesai membicarakan masalah persahabatan mereka sekitar pukul 2 dini hari. Renjun sudah merasa ngantuk, namun masih memaksakan diri sampai sekitar pukul setengah 4 pagi renjun masuk kedalam kamar jeno untuk tidur, meninggalkan jeno sendiri diruang tamu.








Entah apa yang dilakukannya.










Renjun mengusap wajahnya dengan gerakan cepat "gue supurin ayo! Gue udah tidur lumayan lah ga ngantuk ngantuk banget"









Jeno menggeleng dan langsung menyambar kunci mobil dan ponselnya "ga usah! Gue harus cepet. Biar malem kita ngumpul"







"jen tapi lo belom tidur--"









"bye renjun, gue pergi dulu tar malem kita tetep ngumpul tenang aja" jeno melambaikan tangannya sambil lari keluar dari kamarnya, meninggalkan renjun.








"ANJING LO KIRA GUE BOCAH PAKE BYE BYE AN SEGALA!" teriaknya kesal, samar samar telinganya mendengar suara gelak tawa jeno yang kian mengecil.








"bye bye dipikir gue bocah kali, aneh banget" renjun menggerutu sambil melangkah masuk kekamar mandi untuk mencuci mukanya.







Dia harus ke apartment jisung untuk membicarakan pertemuan nanti malam dengan yang lain, persahabatan mereka harus kembali utuh.









Walaupun matanya terasa berat jeno memaksakan menyetir mobilnya dengan kecepatan diatas rata rata, setiap ada cela kosong pasti jeno langsung menyalipkan mobilnya.






[ii]How Could You | Sequel to In vitro fertilisation.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang