TQBM ¤ 01

8.9K 514 9
                                    

ATTENTION! SEBAIK-BAIK BACAAN HANYALAH AL-QUR'AN! MARI TETAP MENGUTAMAKAN MEMBACA AL-QUR'AN.

Warning ‼️dilarang keras membaca di waktu sholat!

___

Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad 🤍

___

Di ruang depan rumah kost-nya, Hana sedang memikirkan besok mau tinggal di mana kalau dia diusir pemilik kost. Tadi sore ia ditagih oleh ibu Diana pemilik kost yang sudah 2 tahun ini dia tempati dikarenakan sudah sebulan dia menunggak bayar uang sewanya.

"Ya Allah bantu hamba ... beri hamba rezeki dadakan untuk membayar kost-an hamba, Aamiin," ratap Hana sambil menengadahkan kedua tangannya.

Hana memegang kepalanya yang mendadak tambah pusing saat mengingat uang tabungannya yang kian terkikis karena dibelanjakan untuk makan sehari-hari sebab sejak sebulan yang lalu ia menganggur.

Ia baru saja resign dari kafe tempatnya semula bekerja sebab tak tahan dengan sikap manajernya yang suka menggodanya, itu tentu membuatnya tak kerasan.

Walaupun sebenarnya lelaki tua itu tidak sampai berani menyentuh Hana sebab dia takut dengan kemampuan Hana dalam ilmu karate yang sudah menyandang sabuk hitam. Tapi tetap saja Hana risih karena terus di ganggu secara verbal, apalagi kata-katanya sudah menjurus ke arah pelecehan.

"Ini semua gara-gara lelaki tua bangkotan itu! Gue jadi nggak bisa bayar kost-an kan. Coba aja nggak ada dia pasti gue sekarang masih kerja di kafe itu!" gerutu Hana kesal saat mengingat manajernya yang tua, botak, jelek, dan berotak mesum itu.

"Pokoknya besok gue harus udah dapat kerjaan. Nggak enak sama Bu Diana kalo enggak bayar-bayar, mana dia lagi butuh uang banyak untuk berobat suaminya. Bismillah Hana, mulai besok kamu harus cari kerja apapun itu yang penting halal." Hana menyemangati dirinya sendiri.

Setelahnya dia langsung mencari loker atau lowongan kerja di situs internet dan sosial media. Siapa tahu dia bisa masuk disalah satunya. Matanya mendelik saat melihat ada lowongan kerja sebagai cleaning service di salah satu Hotel yang lumayan dekat dengan universitasnya. Secepat mungkin Hana langsung mencari informasinya untuk mendaftarkan diri.

Setelah hampir 2 jam berkutat dengan ponselnya di sofa butut yang terdapat diruang tamu kostnya itu. Hana akhirnya menguap dan melirik ke arah jam dinding usang yang terletak di pojok ruangan.

Pantas barusan dia menguap ternyata sudah tengah malam, saatnya bermimpi indah dan melupakan sejenak beban hidupnya. Ia pergi ke arah pintu, memastikannya terkunci sebelum menuju kamar untuk istirahat.

Namun belum sempat Hana bermimpi indah, ia dikejutkan dengan suara gedoran keras di pintu depan kost-nya. "Aduh siapa sih? Tengah malam gini gangguin gue!" gerutunya kesal sambil mencari bergo dan memakainya lalu keluar dari kamar dengan sedikit cemas.

Gedoran itu tambah kencang membuat Hana waspada kalau-kalau yang datang tengah malam ini adalah perampok semacam yang diceritakan Hesti temannya, katanya seminggu yang lalu wilayah ini sedang tidak aman alias lagi marak begal dan rampok. Ih, ngeri kan? Hana ancang-ancang dengan menggaet gagang sapu ditangannya lalu membuka pintu kayu tua itu hati-hati.

Kriett... 

"HUAA ... ASTAGFIRULLAH!" Hana berteriak kaget saat melihat sosok pria asing dengan wajah dan tubuh penuh luka lebam dan berdarah di depannya.

"Help me, Miss. Please, tolong saya! Sembunyikan saya di ru-mah ... ini," pinta cowok bule itu memaksa masuk ke dalam kost Hana.

Sedangkan gadis itu terdiam mencerna maksud bule yang sekarang menutup pintu kost-nya. "Ini hantu apa orang sih? Kok mukanya ngeri amat berdarah darah gitu?" bisa-bisanya Hana berpikir seperti itu.

"Lo jangan macam-macam ya, main masuk aja, Mabok ya lo! Get out now!" usir Hana yang terpancing emosi melihat bule yang sama sekali tak ia kenal sedang mengunci pintu kost-nya.

"Sorry, but i can't! Please help me now, i'm sure you're good person, Miss."

"Gue nggak peduli! Pergi nggak dari kost gue atau gue teriak nih! Woi ada hmpht...." Bule itu membekap mulut Hana dengan jemari kokohnya, rasanya jantung Hana hampir copot, matanya melotot ke arah pelaku sebelum ia menepis jemari kokoh itu dari mulutnya.

Ya Allah maafin Hana, tolong Hana dari bule serem ini!

"Sorry, saya tidak bermaksud menyakiti kamu, but please, i need you to help me now, they can find me if you shout out."

"Please...," desak cowok bule itu lagi dengan suara lemah yang tersendat-sendat sebelum akhirnya tersungkur di depan Hana.

"Ya Allah bagaimana ini? Aku berdosa membiarkan pria yang bukan mahram ku masuk ke dalam rumah ini." Hana beristighfar sebanyak mungkin sewaktu menatap tubuh besar yang ambruk di depannya.

"Demi rasa kemanusiaan, gue tolongin aja nih cowok daripada nanti pagi-pagi ada mayat di depan pintu kost gue! Kan lebih ngeri."

"Astaghfirullah, berat banget nih cowok!" keluh Hana saat membalikkan tubuh atletis bule itu hingga telentang agar ia bisa lebih mudah menyadarkannya. "Kok bisa turis ini babak belur sampe kayak zombie begini? Hhh, ngerepotin aja ni orang," Hana menggerutu tapi juga bersyukur karena ia sebelumnya berpikir yang datang adalah perampok.

Ia ke dapur lalu mengisi gayung dengan air keran yang semakin malam suhunya semakin dingin lalu membawanya ke depan dan menciprat-cipratkan air itu ke wajah tamu tak diundangnya, tapi nihil.

"Apa gue guyur aja sekalian?" ide gilanya muncul.

Bersambung.

Sahur... Sahur....
Hehe udah imsyak sih aslinya:)

Sampe jumpa di part selanjutnya ya♡

Assalamu'alaikum.
Asyiah Muzakir

RAYHANA : Takdirku Bersamamu [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang