TQBM • 43

2.8K 188 11
                                    

Hai assalamualaikum ❤️
Sebelum baca, cek mulmed dulu ya!😊🙏

Oke, happy reading ❤️⬇️

ATTENTION! SEBAIK-BAIK BACAAN HANYALAH AL-QUR'AN! MARI TETAP MENGUTAMAKAN MEMBACA AL-QUR'AN.

Warning ‼️dilarang keras membaca di waktu sholat!

___

Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad 🤍

Mata Hana dengan perlahan mulai terbuka dan melihat wajah Syifa yang sedang menatapnya dengan penuh kekhawatiran.

Rupanya yang datang menolong dan membawa Hana ke rumah sakit tadi pagi itu adalah Syifa, sahabat karibnya.

"Hana, apa kamu udah merasa lebih baik?" Tanya Syifa yang mendapat anggukan kecil dari Hana.

"Ray kemana? Apa dia tahu kalo aku masuk rumah sakit? Dan...apakah dia ada di sini?" Tanya Hana berturutan sembari menatap ke arah pintu ruang rawatnya.

Syifa yang mendapat pertanyaan itu langsung terdiam dan menahan nafasnya yang tiba-tiba sesak.

"Jangan pikirin apapun dulu ya, Han. Fokuskan pikiran kamu sama kesehatan kamu dan juga dia yang ada di sini." Jawab Syifa sambil mengelus perut Hana yang masih rata.

"A..apa? Kamu barusan bilang apa, Syif?" Tanya Hana dengan jantung yang berdebar kencang.

"Kamu hamil, Han. Selamat yah! kamu bakal jadi ibu." Terang Syifa yang membuat Hana tersenyum lebar dan seraya meneteskan air mata bahagianya.

Syifa bergerak memeluk Hana dengan penuh keharuan, setelah ini dialah yang akan terus menemani Hana dan akan selalu ada di samping sahabat karibnya itu.

'Lo tenang aja ya, Han. Setelah ini gue janji akan selalu ada buat lo, mengganti peran Ray untuk sementara waktu. Lo tenang aja ya, Han. Kalo waktunya udah tiba, suami lo itu pasti bakal kembali.' Ungkap Syifa di dalam hatinya yang pilu melihat keadaan Hana yang hamil tanpa di temani sosok Ray di sisinya.

"Syif, kalo Ray dengar kabar baik ini. Dia pasti bahagia banget, iyakan?" Tanya Hana dengan suara serak. Syifa tahu sahabatnya itu sedang menangisi Ray yang tak tahu sekarang berada dimana.

"Ya, dia pasti bahagia.." Jawab Syifa dengan suara yang tercekat. Dia tak mampu melihat air mata Hana karena baginya selama ini, Hana adalah perempuan paling kuat yang hampir tak pernah menangisi keadaan.

Hana mengurai pelukannya dan memandang Syifa dengan air mata yang telah membasahi pipinya.

"Ray dimana, Syif? Kenapa dia gak ada di sini? Hiks..."

"Aku butuh suamiku." Tangis Hana yang merasa kehilangan Ray.

"Syuutt, udah ya. Jangan nangis lagi, bumil gak boleh sedih, nanti baby-nya ikutan sedih lho." Hibur Syifa sambil mengelus perut Hana, sengaja mengalihkan perhatian Hana.

"Iya yah, kalo gitu maafin Mommy ya, baby." Gumam Hana seraya tersenyum lembut dan mengusap air matanya. Dia harus tegar walaupun tanpa Ray di sampingnya.

"Ray boleh aja pergi, tapi kamu sama debay harus tetap bahagia." Ujar Syifa.

"Emang suami aku pergi kemana, Syif?" Tanya Hana yang kembali murung.

Syifa dalam sekejap menyesali perkataannya tadi.

"Aku gak tahu Ray pergi kemana, Han. Tapi tadi malem dia minta aku buat jagain kamu, dan dia pun pesan tiket pesawat agar malam itu juga aku bisa terbang dari Bali ke Jogja. Namun paginya saat aku dateng ke apartemen kalian, aku kaget karena lihat kamu udah pingsan di dapur, lalu dengan bantuan security aku langsung bawa kamu ke Rumah sakit ini." Ungkap Syifa yang tak bisa sepenuhnya membohongi Hana.

'Ray, kamu telah berjanji untuk tak pernah meninggalkan aku lagi. Namun mengapa sekarang kamu malah mengingkarinya?' Gumam Hana dalam hatinya yang perih seakan teriris iris.

Air mata Hana mengalir sejalan dengan rasa sakit di dadanya yang menjalar kemana-mana.

'Ray, kamu suamiku, orang yang paling aku percayai setiap ucapan dan janjinya. Tapi mengapa kamu tega meninggalkan aku dan menghancurkan kepercayaan ini?" Ungkap Hana yang dengan nada getir melampiaskan rasa sakitnya.

Dan syifa yang mendengar ungkapan itu memutuskan untuk memeluk tubuh Hana dan mengusap air mata sahabatnya itu dengan penuh perhatian.

"Percayalah, Han. Kalau kamu pasti bisa menjalani hari-hari tanpa kehadirannya di sisimu." Kata Syifa yang mencoba menenangkan Hana.

"Tapi aku gak yakin, Syif. Karena hari hari berikutnya mungkin akan terasa sangat berat untuk aku jalani tanpa senyumannya."

"Aku mencintai Ray, Syifa. Dan aku terbiasa berbagi segala hal dengannya, setiap hari. Tapi dia tak sepertiku, sebab dia merahasiakan segala masalahnya dariku. Dan, kini akhirnya dia dengan tega meninggalkan aku tanpa sepatah katapun." Ungkap Hana dengan sendu.

Syifa yang melihat kesedihan sahabatnya itu pun ikut berurai air mata. Hana yang dulu di kenalnya sebagai perempuan tomboy anti mellow, kini berubah dalam sekejap saat di tinggal kedua kalinya oleh sosok Ray.

"Kamu harus tegar, Hana. Jadilah Hana yang seperti dulu, Hana yang kuat dan tak pernah menangisi keadaan." Pinta Syifa seraya terus mengusap air mata Hana dengan kedua tangannya.

•••••

Di jendela kamar rawat Hana, Ray berdiri mematung melihat kesedihan di wajah cantik Hana yang disebabkan oleh dirinya.

Dan Ray merasakan sakit dihatinya semakin menjadi ketika mendengar istrinya itu sedang menangisi kepergiannya. Tapi tak dipungkiri kalau Ray juga merasa senang saat tahu Hana sedang mengandung buah hatinya.

"Ini seperti mimpi, Hana. Aku berada di sekitarmu namun tak bisa menghampirimu, aku menatapmu tapi tak bisa memelukmu, aku melindungimu tapi tak mampu mengobati rasa sakitmu. Aku memang bodoh, aku memang pengecut, sayang. Maafkanlah aku..." Ungkap Ray yang diikuti dengan air bening yang menetes dari ujung matanya.

"Dan kali ini aku tak lagi berjanji kepadamu, melainkan aku akan berjanji kepada diriku sendiri untuk selalu melindungi kamu dan anak kita, seumur hidupku." Sumpah Ray sebelum pergi meninggalkan Rumah sakit tempat Hana di rawat tersebut.

Bersambung ❤️

Gimana? Baper gak? Komentar yang banyak, oke?

Jangan lupa di vote juga ya, biar aku semangat buat update nya.

•••••
Asyiah Muzakir
111120



RAYHANA : Takdirku Bersamamu [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang