Jangan lupa pencet ☆ terlebih dulu yah :)
Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad.
____
"Ray, masih lama nggak?" seru Hana yang berdiri didepan kost-annya menunggu Ray. Pagi menjelang siang itu Hana mengajak Ray untuk berbelanja ke pasar tradisional, untuk mengisi stok dapur Hana.
Begitu mendengar seruan Hana, Ray segera keluar dari tempatnya dengan memakai topi dan kacamata serta Masker yang menutupi setengah dari wajah tampan bulenya.
"Udah?" tanya Hana sambil menatap Ray dari atas sampai bawah untuk memastikan penampilan cowok bule ganteng itu. Rasanya memakai masker, kacamata hitam, dan topi sudah cukup membuat Ray lumayan sulit untuk dikenali. Ya. Sebuah kamuflase yang bagus!
"Sudah. Tapi, apa kamuflase ku sudah cukup bagus, Han?" Ray balik menanyai Hana soal penyamarannya.
"Bagus banget kok. Insyallah, mereka nggak akan ngenalin lo," jawab Hana dengan yakin.
"Oke. Kalo begitu tunggu apa lagi?"
"Lets go!" seru Hana seperti biasa.
Ray dan Hana kemudian pergi dengan memakai jasa tukang ojek untuk sampai ke pasar tradisional yang letaknya cukup jauh dari tempat mereka tinggal.
"Alhamdulillah sampe juga," ujar Hana setelah turun dari motor si tukang ojek pengkolan.
"Berapa, Mas?" tanya Hana kepada Mas tukang ojeknya yang masih lumayan muda.
"Sebenernya sih dua puluh ribu, Nenk. Tapi kalo sama eneng cantik, lima belas ribu aja deh," jawab Mas tukang ojek itu sambil menatap Hana genit.
"Ya udah nih," kata Hana sambil menyerahkan uang pecahan lima ribu dan sepuluh ribuan dengan cuek tanpa menghiraukan tatapan genit dari Si mas tukang ojek pengkolan itu.
"Makasih cantik, ngomong-ngomong boleh dong kenalan?" ujar Mas tukang ojek itu seraya menerima uang dari Hana.
Hana tak menggubris pertanyaan si tukang ojek genit itu. Gadis tomboy berhijab itu malah sibuk menoleh ke kanan- kiri mencari keberadaan Ray.
"HANA!" Dari kejauhan Ray melambaikan tangannya kepada Hana yang tengah sibuk mencarinya.
"Neeng, siapa namanya? Sama minta nomor hp nya dong." Mas tukang ojek tadi yang rupanya belum juga pergi dari tempat Hana berdiri.
Hana menoleh dan menatap heran tukang ojek tersebut. Ini orang belum juga pergi dan malah ngotot ingin tahu namanya, untuk apa? Padahal seingat Hana dia sudah membayar ongkosnya tadi.
"Saya udah bayarkan Mas? Kenapa Mas masih disini?" sarkas Hana yang merasa jengah akan tatapan genit dari Mas tukang ojek tersebut.
"Iya, Neng cantik udah bayar, tapikan nenk belum kasih tau nama Neng siapa," balas tukang ojek genit itu.
"Ekhem!" Deheman suara bariton Ray membuat Mas tukang ojek itu terkejut.
"Ada masalah?" tanya Ray pada Hana.
Hana mendekati Ray dan berbisik. "Mas-mas ini dari tadi nanyain nama aku mulu sama minta nomor hp aku sambil natap aku genit gitu," cicit Hana dengan suara pelannya.
Kemudian Ray menatap Si tukang ojek itu dengan tatapan tajam dan dingin.
"Istri saya sudah bayar ongkosnya, jadi silahkan anda pergi, dan jangan ganggu istri saya. Mengerti?!" peringat Ray dengan tajam, dingin dan penuh penekanan. Si mas tukang ojek tadi menatap Ray dengan wajah pias ketakutannya, kemudian lelaki itu menghidupkan mesin motornya lalu pergi secepatnya dari hadapan Ray dan Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYHANA : Takdirku Bersamamu [END√]
RomanceHana Shabila adalah seorang gadis berhijab berpenampilan nyentrik, jelas saja karena di universitasnya sangat jarang ada yang berkerudung dan memakai pakaian serba panjang sepertinya. Wajar, ia berkuliah di Bali yang mana muslim jadi minoritas. Ia h...