TQBM • 46

3K 192 17
                                    

Cek mulmed ⬆️
Ray dan bumil cantiknya (Hana) lagi selfie⬆️😍😍☺️☺️

Jangan lupa untuk Vote sebelum membaca, oke?!

Happy reading ❤️

Di salah satu ruang rawat VVIP di sebuah Rumah sakit kenamaan yang berada di pusat kota Berlin, seorang pria tua sedang berbaring di kasur sambil menatap tajam asistennya.
Raut sangar dan kejam pada wajah pria paruh baya itu masih begitu kuat dan membuat siapapun yang melihatnya pasti akan ketakutan. Meskipun di tangan kanan pria tua itu terdapat jarum infus yang menancap dan itu artinya tidak memungkinkan untuknya menembak kepala seseorang. Tapi nyatanya tetap saja, pria tua yang bernama Diamond Pietro Alarick itu selalu membawa kesan intimidasi kepada setiap orang yang berbicara dengannya.

"Dimana bocah keras kepala itu?!" Tanya Diamond yang tak lain adalah Daddy-nya Ray.

"I..itu tuan.."

"ITU-ITU APA!" Bentak Diamond kepada asisten kepercayaannya.

"Tuan muda Raymond masih berada di Australia dan mengurus perusahaan sebagaimana yang anda perintahkan, tuan." Jawab Asisten Diamond yang bernama Allard itu dengan wajah piasnya.

"Baguslah, tapi kenapa kau terlihat panik seperti itu hah?!" Selidik Diamond yang merasa curiga dengan wajah pias Asistennya.

Allard secepat mungkin berkilah dengan memegang kepala bagian belakangnya.

"Oh, itu karena saya sedang merasa pusing, tuan. Vertigo saya sepertinya sedang kambuh saat ini." Ungkap Allard yang telah berbohong kepada majikannya sendiri. Bagaimana lagi, dia di peringati oleh Rafael untuk tidak membocorkan soal Ray yang kembali ke Indonesia kepada Diamond.

Allard masih ingat bagaimana keluarganya ketakutan saat tiba-tiba Rafael yang bernotaben sebagai ketua mafia yang terbilang cukup berpengaruh itu mendatangi rumah mereka dan mengancam akan mengganggu ketenangan mereka jika Allard memberitahu soal Ray kepada Diamond yang merupakan ayah dari Ray sendiri.

Akhirnya tutup mulut adalah cara terbaik untuk tidak membuat Rafael marah dan melaksanakan ancamannya.

"Pergilah beristirahat kalau kau merasa sangat lelah." Perintah Diamond sambil menggerakkan tangan kirinya sebagai isyarat mengusir.

Allard mengangguk lalu membungkuk hormat sebelum akhirnya pergi dari ruang rawat VVIP itu dengan wajah lega.

"Huft, untung saja si bos tidak banyak menginterogasi ku." Gumam Allard setelah keluar dari Rumah sakit itu.

•••••

Ray membuka matanya lebar-lebar ketika mendengar suara muntahan Hana yang berasal dari kamar mandi.

Segera mungkin pria itu memakai celana trainingnya dan berlari ke kamar mandi untuk memeriksa keadaan istrinya yang sedang muntah muntah.

Tanpa memperdulikan tubuh shirtless-nya lagi, Ray dengan panik langsung masuk ke kamar mandi dan menghampiri Hana yang sedang mengeluarkan isi perutnya di wastafel sambil memegangi perutnya.

"Honey..." Mendengar suara Ray tersebut Hana spontan menoleh dan tersenyum tipis mendapati Ray yang sudah berdiri di sisinya dan tentu siap untuk membantunya.

Ray mengusap tengkuk Hana untuk membantu istrinya itu dengan sebisanya.

Dan ajaibnya mual yang di rasakan Hana seketika menghilang saat mendapat usapan dari tangan Ray. Apalagi ketika Hana menghirup aroma feromon dari tubuh suaminya itu. Dengan segera Hana mencuci mulutnya dengan berkumur karena rasa ingin muntahnya sudah tidak terasa lagi. Kini Hana sudah menemukan penawar rasa mualnya yang tak lain adalah feromone tubuh Ray, suaminya sendiri.

RAYHANA : Takdirku Bersamamu [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang