TQBM ¤ 39

2.6K 189 18
                                    

Sebelum baca diharapkan untuk vote terlebih dulu ya!

Jadilah pembaca yang aktif jangan jadi pembaca yg pasif:) Oke?

Selamat membaca♡

¤¤¤¤

Mata Hana terfokus menatap papanya yang sudah tertidur nyenyak diatas kasur karena reaksi obat yang Beliau minum beberapa menit sebelumnya.

Dengan wajah lega Hana menoleh dan tersenyum kepada Ray yang selalu setia berdiri disebelahnya.

"Dokternya udah pulang, ya?" Tanya Hana.

"Iya, baru aja pulang. Katanya udah larut malam, takut istrinya khawatir." Jawab Ray yang memang habis mengantar Dokter yang tadi memeriksa Papa Herman sampai depan pintu Rumah.

"Hmm...kamu udah bilang makasih lagi gak?" Tanya Hana lagi.

"Udah." Jawab Ray singkat.

"Kita nginep disini aja ya? Aku gak tega kalo harus ninggalin papa sendiri, ya meskipun keadaannya udah membaik." Usul Hana yang masih mengkhawatirkan papanya.

"Oke, tentu saja sayang. Kita akan menginap atau bahkan tinggal disini dulu sampai keadaan papa betul betul membaik." Ray setuju dengan usulan Hana. Kesehatan mertuanya merupakan hal penting bagi Ray.

"Kamu gak keberatan?" Tanya Hana.

"No, of course not, wifey. Aku malah senang bisa membantu kamu merawat papa. Lagiankan papa Herman itu papa aku juga."

"Makasih, ya hubby. Udah mau pengertian dan sayang sama aku juga papa dengan begitu tulus." Ucap Hana dari hati sambil menatap Ray penuh cinta.

"Sama-sama, my wife. Sudah seharusnya aku seperti itu, because i'm your husband and your father is my father too." Balas Ray sembari tersenyum dan membawa Hana ke pelukannya.

"Sebaiknya kita keluar yuk, sayang. Papa kan lagi istirahat, takutnya kalo kita disini terus, akan mengganggu tidurnya beliau." Usul Ray.

"Bener juga by. Ya udah yuk kita keluar ke kamar aku." Sahut Hana setuju.

"Yuk."

"Bentar sayang."

"Kenapa?"

"Ucapin selamat tidur dulu dong sama papa."

"Oh, iya ya. Mm, good night papa, have a nice dream, Hana sama Ray ke kamar dulu ya. Semoga papa lekas sembuh, Assalamu'alaikum." Bisik Hana lirih disamping telinga papanya. Setelahnya Hana dan Ray bergantian mengecup punggung tangan dan kening Papa Herman secara hati hati sebelum mereka berdua keluar dan menuju ke kamar Hana.

Setibanya di kamar Hana. Ray dibuat terkesima dengan suasana kamar Hana yang sangat manly dan tidak mencerminkan kamar perempuan pada umumnya.

Kamar Hana didominasi warna kelabu dan navy blue dengan banyak pajangan berupa lukisan gedung pencakar langit, cafe ala prancis, panggung fashion show, dan poster model-model pria tampan berjas yang memperlihatkan kacamata juga jam tangan bermerk mahal yang dikenakannya. Dan yang tak kalah menarik adalah koleksi majalah bisnis dan buku-buku referensi yang berkaitan dengan ilmu ekonomi, manajemen, dan juga fashion design. Menumpuk di lemari sebelah ranjang milik Hana.

"Waw, it's amazing and so uniqe!" Puji Ray yang  kagum dengan selera Hana yang menurutnya unik. Pria itu menyentuh satu persatu pajangan dinding kamar istrinya yang begitu unik.

Saking sukanya dengan apapun yang berkaitan dengan bisnis, Hana sampai menempel koran koran bisnis juga sobekan majalah bisnis di dinding kamarnya.

RAYHANA : Takdirku Bersamamu [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang