"Hana, kamu seperti hujan di malam hari. Dingin dan juga penuh misteri."
D. Raymond Alarich
Di teras kost-an Hana, Ray menunggu cewek itu dengan cemas karena sudah pukul sembilan lebih lima belas menit Hana belum juga pulang. Belum lagi hujan yang turun dengan deras pada malam ini membuat Ray diserang rasa panik yang begitu kuat. Where are you, Han?
Ray mencoba menghubungi Hana beberapa kali tapi nomer gadis itu tidak aktif. Hal ini lah yang membuat Ray semakin khawatir jika sesuatu yang buruk menimpa Hana.
"Ya Allah ... kemana Hana? Apa yang sedang terjadi pada Hana? Jagalah dia dimanapun keberadaannya saat ini Ya Allah kumohon." Ray memohon dalam hatinya.
Cowok itu bersandar di tiang depan gudang, matanya menerawang menembus hujan yang deras. Pikirannya dipenuhi dengan Hana. Ray begitu khawatir saat ini dan ditengah kekhawatirannya dia tidak bisa melakukan apapun selain menunggu Hana disebabkan karena hujan yang terus mengguyur dengan deras sejak 'Isyak tadi.
"Han, kenapa tidak mengangkat telponku sih?" tanya Ray dengan gelisah pada dirinya sendiri.
¤¤¤¤¤
Sementara di Halte dekat Kampus Hana berdiri sendirian sambil menggerutui nasib malangnya yang tidak bisa pulang karena tidak ada satu pun kendaraan umum yang lewat dikarenakan hujan yang deras ditambah lagi karena hari sudah malam tepatnya pukul sembilan lebih.
Suasana mencekam mendominasi sekitar Hana. Gadis pemberani berhijab putih itu kini merasa terintimidasi oleh suasana yang terasa mencekam di tengah hujan deras yang mengepung tempat sekitarnya.
"Ya Allah ... merinding banget rasanya di sini. Turunkan pertolonganmu untuk hamba, Ya Allah." Hana berdoa dengan lirih.
Hana mengotak atik ponselnya berkali-kali. Mengharap ponselnya itu bisa dihidupkan kembali setelah kehabisan baterai alias lowbat. Dia ingin menghubungi Ray untuk meminta bantuan cowok itu. Karena cuma Ray yang bisa bantu dia sekarang. Hesti, teman akrab sekampusnya sudah pulang sejak tadi sore. Cewek itu sempat meminta maaf kepada Hana karena tidak bisa menemaninya sampai hukuman Hana sebagai Asdos hari ini selesai.
Kevano, dosen itu menyuruh Hana membersihkan ruangan serta memintanya untuk mengurutkan lalu menge-printkan semua data pribadi mahasiswa dimata kuliah dosen itu yakni sari'ah management business yang jumlahnya tidak bisa dibilang sedikit. Huft itu jelas benar benar menyiksa Hana dan juga jari jari lentiknya. Sampai sampai dia juga harus pulang malam dan berakhir dihalte ini karena hujan deras yang tiba tiba turun.
"Aduh ini hp cepet banget lagi lowbatnya. Nggak ngerti apa ya pemiliknya lagi butuhin bantuan!"
Tiinn....
Suara klakson membuat Hana terkejut.
Mobil Pajero merah berhenti didepan halte pengendaranya yang tak lain adalah Tiara and the gank membuka kaca mobil, tampak menertawakan dan mengejek Hana.
"Aduh. Kasian jagoan kampus kita," ejek Indri yang duduk disamping kemudi kepada Hana.
'Sialan!' umpat Hana membatin.
"Hahaha ... tomboy kerudungan preman kampus kita enggak bisa pulang dan enggak ada yang jemput tuh," timpal Tiara menertawai Hana yang masih berdiri di Halte dengan gelisah.
"Makanya jangan sok mau nandingin Tiara dong! Karena lo nggak sebanding," seloroh Indri lagi.
Ejekan mereka membuat Hana sedikit terpancing emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYHANA : Takdirku Bersamamu [END√]
RomanceHana Shabila adalah seorang gadis berhijab berpenampilan nyentrik, jelas saja karena di universitasnya sangat jarang ada yang berkerudung dan memakai pakaian serba panjang sepertinya. Wajar, ia berkuliah di Bali yang mana muslim jadi minoritas. Ia h...