TQBM ¤ 38

2.8K 236 25
                                    


Assalamu'alaikum para readerQu...

Semoga kalian selalu diberikan kesehatan ya♡
Amin.

Sebelum kalian membaca, tolong vote terlebih dulu ya! Maaf loh kalo aku langsung minta vote, soalnya tahulah aku ini cuma penulis amatiran yang butuh banget vote buat tetep semangat update:) makanya kalian yang baca jangan pelit ngasih aku vote ya☆karna vote kalian itu udah kaya nutrisiku:*

Ya sudahlah dari pada aku lanjutin kecerewetan aku mending langsung cus ke ceritanya.

¤¤¤¤¤

Follow akun WPku : nurasyiaaaaahh
Thanks & Happy reading

Wajah Hana mendadak berubah cemas dan pias setelah baru saja mengangkat telepon dari Papanya.

Ray yang khawatir dengan raut cemas istrinya itu langsung mendekat dan bertanya.

"Ada apa, Honey? Apa yang barusan Papa Herman katakan?" Tanya Ray seraya memegang kedua bahu Hana.

"Asma papa kambuh, Ray. Kita diminta buat ke rumah Papa sekarang, karena Mama Winda sedang menginap di rumah Carissa. Papa sendirian, Ray!!" Jawab Hana dengan suara yang panik dan cemas.

Ray menangkup wajah Hana dengan kedua tangan kokohnya lalu menatap dalam mata Hana.

"It's gonna be oke, dear. Kita pergi ke rumah papa kamu sekarang juga dan kamu jangan terlalu panik lagi." Kata Ray beralih menggenggam tangan Hana dan menggandengnya menuju mobil ferrari portofinonya yang masih terparkir di area parkiran pasar malam.

"Gimana aku gak panik coba, Ray! Papa sendirian aja dirumah. Aku takut terjadi apa apa sama papa." Ungkap Hana cemas saat sudah masuk ke dalam mobil Ray.

"I know, dear. Aku juga khawatir banget sama papa. But please, don't over thingking about him, oke?" Ujar Ray seraya menjalankan mobilnya keluar dari area pasar malam menuju ke tempat tinggal mertuanya.

"Oke, my hubby. I'm sorry, aku hanya terlalu khawatir sama keadaan papa." Ucap Hana sambil menghela nafas panjang.

"I understand, my dear. So, lets pray now, and trust me, everything's gonna be okay." Kata Ray sambil mengusap puncak kepala Hana lalu menyandarkan kepala Hana dibahu tegapnya.

Hana memejamkan mata lalu berdoa didalam hati.

'Ya Allah, tolong lindungilah papa Hamba. Sembuhkanlah beliau. Sesungguhnya engkaulah yang menyembuhkan segala macam penyakit.' Mohon Hana dalam hatinya.

"Hubby, kita berhenti di apotik dulu ya, beli inhaler buat papa." Pinta Hana.

"Iya, sayang."

"Sabar ya, sayang. Berdoalah terus kepada Allah. InsyaAllah papa kamu akan baik baik aja." Ujar Ray yang mendapat anggukan kecil dari Hana.

"Aamiin..semoga ya, by."

¤¤¤¤¤

Dengan tergesa gesa Ray dan Hana keluar dari mobil dan langsung memasuki rumah Papa Herman yang sepi. Untunglah Hana punya kunci cadangan rumah itu, sehingga Papa Herman tidak harus repot membuka pintunya dari dalam.

Hana masuk terlebih dahulu ke kamar papanya, sedangkan Ray mengikuti istrinya dari belakang.

"Assalamu'alaikum, pa.." suara Hana tercekat saat memberi salam kepada papanya yang sedang terbaring lemah dan kesulitan bernafas.

"Wa..alaikum..salam, Hana. Syukur..lah kamu datanghh..nak." jawab Herman tersendat sendat karena asmanya.

"Pasti pah, Hana pasti dateng. Hana khawatir dan panik banget sama papa waktu papa nelpon Hana dan bilang asma papa kambuh. Untung aja ada Ray yang nenangin Hana." Ungkap Hana sedih melihat keadaan papanya yang kesulitan bernafas meskipun sudah dibantu dengan inhaler.

RAYHANA : Takdirku Bersamamu [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang