Gerhana memakan banyak waktu hanya untuk menatap gadis yang terbaring di ranjang itu. Tak lama kemudian benda pipih di sakunya bergetar, menandakan ada pesan masuk.
Tangan Gerhana merogoh saku dan mengambil ponselnya. Ditatapnya pesan dari Nathan yang membuatnya berdecak kecil.
Nathan Xavinder:
[Send a pict]Nathan Xavinder:
Permintaan ketiga, jemput dia di taman. Bodo amat sama si cowok wkwk.Nathan Xavinder:
Gue pantau di ujung taman. Jangan berani kabur, kalau lo nggak pengecut sih, Bang hehe.Gerhana menggeram pelan. Lalu, cowok itu memutuskan untuk menuruti permintaan Nathan.
Gerhana mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata, sudah biasa. Hanya butuh beberapa menit, cowok itu sampai di salah satu taman kota Jakarta Selatan.
Motor merah metaliknya terparkir di sebrang jalan. Gerhana melepaskan helm dan turun dari motor, berjalan mencari Bulan. Ya, permintaan dari Nathan saat ini menyuruhnya menjemput Bulan yang berada di sini.
Ketika mata elangnya menangkap Bulan yang tengah tertawa lepas bersama seorang lelaki. Entah kenapa Gerhana tak suka melihatnya.
Gerhana berjalan ke arah mereka dan berhenti tepat di samping Bulan. Lelaki yang Gerhana tak tau siapa namnya itu terdiam sesaat dan menaikkan salah satu alisnya.
"Hm... lo siapa ya?" tanya lelaki itu.
Gerhana bahkan tak menghiraukan ucapan lelaki itu, ia malah mencekal kuat tangan Bulan.
"Pulang," kata Gerhana dingin pada Bulan.
Bulan tersentak kaget, dia tidak takut dengan nada dingin Gerhana. Namun badannya seketika panas dingin saat tangannya dicekal Gerhana.
"Kenapa Kak? Aku kan ke sini sama Kak Rendi," kata Bulan menatap Gerhana kemudian beralih pada Rendi.
"Gue nggak peduli lo ke sini sama siapa," ucap Gerhana panjang. "Pulang sama gue," lanjutnya.
"Eh, lo jangan sembarang deh!" murka Rendi dengan wajah kesal.
"Lo nggak usah ikut campur," komentar Gerhana kemudian menyeret Bulan untuk ikut dengannya.
"Kak," panggil Bulan lirih, namun tak ada jawaban yang keluar dari mulut Gerhana.
"Naik!" titah Gerhana saat mereka sampai di depan motor Gerhana.
"Bulan!" teriak Rendi dari kejauhan, berlari kecil mengejar Bulan.
"Naik." Suara Gerhana begitu berat dan tatapannya menajam membuat Bulan naik ke atas motor Gerhana.
Dengan sigap, Gerhana melajukan motornya entah ke mana Bulan tidak tau. Gadis itu mencondongkan wajahnya di atas bahu Gerhana.
"Kita mau ke mana, Kak?" tanya Bulan sedikit berteriak, mengakibatkan gendang telinga Gerhana merasa ngeri.
"Ada," jawab Gerhana. "Nggak perlu tau," ujar cowok itu lagi.
Bulan mengerucutkan bibirnya. "Ihh, kita mau ke mana emang?" tanya Bulan tak sabar. "Kan aku juga harus jaga diri," ucap Bulan.
"Oh," jawab Gerhana jutek.
Bulan memundurkan wajahnya, entah mengapa berada di atas motor berdua dengan Gerhana rasanya sangatlah nyaman. Apalagi dirinya tadi sempat kaget waktu Gerhana tiba-tiba datang dan langsung menariknya, menjauhi Rendi. Ngomong-ngomong gimana ya keadaan Rendi saat ini? Dia akan meminta maaf pada Rendi nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERHANA {BELOVED HACKER} SEGERA TERBIT
Teen FictionTerjebak, mati, atau temukan? Sebuah hati yang sulit berkolaborasi, atau hanya sebuah ilusi? Wajah tampan bak Dewa Yunani, sosok Gerhana Xavinder - Ketua Geng Motor COSRAGAR terjebak di sebuah teka-teki. Taktik seorang hacker terkenal, petualangan m...