Aku yang mengenalkanmu tentang cinta. Kamu yang mengajariku tentang cara mencintai.
"Kak! Maksud Kakak apaan sih?"
Gerhana melepaskan cekalan tangannya dari Bulan ketika keduanya berada di dekat motor Gerhana.
"Apa?" tanya Gerhana polos.
"Ituloh! Yang tadiii," ujar Bulan sedikit merengek plus baru ngode.
"Apa sih? Udahlah, pake nih helm." Gerhana malah memberikan helm pada Bulan, membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya.
"Nih tas lo," kata Gerhana memberikan tas cewek itu.
"Makasih," ujar Bulan. "Eh, tas Kakak mana? Kok nggak ada?" tanya Bulan memiringkan wajahnya, lucu.
"Ada di markas," jawab Gerhana, dan Bulan membulatkan bibirnya.
"Kok bisa di sini Kak?" Bulan melempar pertanyaan saat dirinya duduk di atas motor Gerhana.
"Ngikutin lo," jawab Gerhana sembari menjalankan motornya.
"Kenapa? Gabut ya?" tanya Bulan sedikit berteriak, karena angin sore membuat suaranya samar-samar.
"Khawatir aja," jawab Gerhana membuat rona merah di pipi Bulan.
"Cieee khawatir... udah suka sama aku kah?" goda Bulan berharap jawabannya iya.
"Bawel," cibir Gerhana menghentikan motornya ketika lampu lalu lintas berwarna merah.
"Kak, mau tanya dong."
"Apa?" Gerhana melirik spion guna menatap wajah Bulan.
"Tadi tuh Kak Gerhana bilang kalau Kakak cowok aku, berati sekarang kita pacaran?" tanya Bulan memunculkan deretan gigi putihnya.
"Hm," jawab Gerhana singkat.
"Serius kita pacaran?!" pekik Bulan menimbulkan beberapa orang yang berada di dekat motor Gerhana menatap aneh kedua remaja itu.
"Tapi dalam mimpi," lanjut Gerhana menyengrai kecil dan melajukan motornya saat lampu berubah menjadi hijau.
Bulan mencebik kesal. Sudah diterbangkan tinggi, kemudian dijatuhkan tak berperasaan. Menyebalkan!
***
Sesampainya di depan pagar rumah, Bulan terus memincingkan kedua matanya ketika membuka helm. Tangannya kemudian terulur mengembalikannya pada Gerhana.
"Makasih Kak," ujar Bulan.
Gerhana mengangguk singkat. Ketika memutar kuncinya dan mesin menyala, Gerhana terdiam sejenak dan mematikan mesin motor.
"Di rumah sama siapa?" tanya Gerhana, menyadari hawa sepi pekarangan rumah Bulan.
"Sendiri, Bi Ijah masih sakit. Jadi nggak kerja deh, kalau Bunda sama Kak Bumi pulang akhir tahun." Bulan menjelaskan pada Gerhana.
"Gue cuma tanya di rumah sama siapa, bukan minta dijelasin," kata cowok itu dengan wajah datarnya.
"Suka aja jelasin sama menjabarkan, biar jelas nggak kayak hubungan kita."
Gerhana paham bila gadis gila di hadapannya ini tengah melempar kode untuk dirinya. Cowok itu memutar kedua bola matanya malas.
"Buka," ujar Gerhana.
Bulan mengerutkan dahi samar-samar, lalu berkata, "Apanya yang dibuka?"
"Pagar rumah lo," timpal Gerhana gemas sendiri, lalu berdecak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERHANA {BELOVED HACKER} SEGERA TERBIT
Teen FictionTerjebak, mati, atau temukan? Sebuah hati yang sulit berkolaborasi, atau hanya sebuah ilusi? Wajah tampan bak Dewa Yunani, sosok Gerhana Xavinder - Ketua Geng Motor COSRAGAR terjebak di sebuah teka-teki. Taktik seorang hacker terkenal, petualangan m...