Tok tok tok!
"Permisi Non Bulan." Bi Ijah mengetuk pintu kamar Bulan berkali-kali, namun tidak ada sahutan dari gadis itu.
"Non Bulan." Bi Ijah mencoba kembali memanggil Bulan.
Di dalam kamar, Bulan masih tertidur dengan posisi temgkurap, kedua kakinya berada di ranjang bagian atas. Sedangkan kepalanya di bawah, kedua tangannya seperti menggelantung di tepi ranjang.
Bi Ijah merasa gelisah, sebab ini sudah menunjukkan pukul delapan pagi, dan Bulan masih belum bangun? Astaga! Begini nih, kalau hari Minggu pasti banyak yang lagi molor pagi-pagi.
Ceklek.
"Astagfirullah Non!" pekik Bi Ijah saat melihat Bulan dengan kondisi amburadul.
"Non, bangun Non. Sudah jam delapan ini," kata Bi Ijah mengguncang-guncang bahu Bulan pelan.
"Engghh Bulan masih ngantuk," ngingau Bulan tak sadarkan diri. "Nanti aja banguninya, ini nganggur mimpinya indah banget!" kata Bulan.
"Non, ada cowok di bawah mau ketemu sama Non Bulan."
Gubrak!
Bulan terbangun dan terjatuh di lantai. Ia mengelus-elus pantatnya sebab merasa sakit, kemudian menatap Bi Ijah penuh binar.
"Serius Bi?! Siapa? Kak Gerhana kah?" tanya Bulan mulai menerawang.
"Bibi nggak tau Non namanya siapa," kata Bi Ijah.
"Eumhh... ganteng nggak? Tinggi? Putih?" tanya Bulan menggebu-gebu. "Kalau iya, berati Kak Gerhana," ujar Bulan lagi.
Bi Ijah mengetuk-ngetuk bibirnya, mencoba mengingat wajah lelaki yang berkunjung di pagi hari ini.
"Iya sih Non ganteng, tinggi, putih. Pokoknya perfek banget bagi Bibi," ujar Bi Ijah tersenyum lebar.
"Perfect atuh, Bi," koreksi Bulan terkekeh kecil. "Dia ke sini udah lama Bi?" tanya Bulan.
"Baru aja, katanya Non Bulan suruh ganti baju apa terserah gitu. Soalnya mau diajak jalan," jawab Bi Ijah.
"Woihh siap deh, Bi! Ya udah kalau gitu Bibi boleh keluar. Bulan mau mandi nih," timpal Bulan.
"Baik, Non. Bibi permisi dulu, mau buatin minuman tamunya." Bi Ijah pun pergi dari kamar Bulan, menyisakan gadis itu yang masih duduk di lantai.
"Eh, tapi si Biru jadi ngajak gue nonton nggak ya?" tanya Bulan pada dirinya sendiri.
Bulan bangki berdiri, langkah kakinya berjalan ke nakas yang ada di samping ranjang. Tangannya bergerak maju melepas ponsel dari charger, kemudian ia membuka ponsel yang semula dimatikan.
"Buset nih orang miscall gue banyak banget." Bulan kaget dan geleng-geleng, Biru sejak tadi pagi meneleponnya, tapi ia tidak mengangkatnya.
Bulan memutuskan untuk menelepon Biru kembali, ketika sambungan terhubung Biru dengan cepat mengomeli dirinya.
"Lo tuh ya, gue udah nelepon berulang kali tapi nggak dijawab! Sumpah ngeselin banget. Mana foto profil sama bio lo nggak ada, gue kira diblokir sama lo!" cerocos Biru tak ada henti.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERHANA {BELOVED HACKER} SEGERA TERBIT
Ficção AdolescenteTerjebak, mati, atau temukan? Sebuah hati yang sulit berkolaborasi, atau hanya sebuah ilusi? Wajah tampan bak Dewa Yunani, sosok Gerhana Xavinder - Ketua Geng Motor COSRAGAR terjebak di sebuah teka-teki. Taktik seorang hacker terkenal, petualangan m...