"Gimana? Ketemu nggak?" tanya Gerhana, lelaki itu tengah menelepon Meteor.
"Angin kehilangan jejak. Katanya larinya cepet banget dan tiba-tiba hilang," jawab Meteor.
Gerhana yang tengah bersender di dinding membenturkan kepalanya, menatap gusar Laskar yang ada di hadapannya.
"Ya udah, lo bilang Angin aja suruh balik," ucap Gerhana mengakhiri telepon.
"Gimana Bang?" tanya Laskar.
"Kehilangan jejak," jawab Gerhana.
Helaan napas berat dari Gerhana membuat Laskar melipat bibirnya, cowok itu tengah berpikir sejenak. Matanya menatap daun-daun hijau di pohon, cowok itu mengambil satu daun dan mengamatinya.
"Kehilangan jejak ya?" gumam Laskar. Laskar lantas teringat sesuatu, cowok itu membuang asal daun yang ia petik tadi dan mengambil ponsel dalam saku celananya.
"Masih inget beberapa hari lalu, Angin kirim foto Clarissa?" Laskar menatap Gerhana sembari mencondongkan ponselnya pada Gerhana.
Gerhana menatap ponsel hitam berlogo gigitan apel itu, terpampang jelas foto Clarissa bersama seseorang di pinggir jalan. Gadis itu menerima dua plastik hitam dari sang lelaki.
"Apa hubungannya?" tanya Gerhana memijat pangkal hidungnya.
"Curiga?" tanya Laskar menaikkan salah satu alis. "Entah kenapa gue rasa Clarissa dapat info atau barang apa gitu dari cowok ini." Laskar menunjuk foto cowok itu dengan telunjuknya.
"Gue ada rencana, tapi bahas setelah sekolah," ujar Laskar menarik kembali ponselnya.
Tanpa mereka sadari ada seseorang tersenyum smirk di balik dinding. "Wow, permainan semakin panas," gumamnya menampilkan senyuman smirk.
Di lain tempat, Bulan tengah duduk di tepi ranjang UKS seraya mengayun-ayunkan kakinya yang masih mengenakan sepatu hitam. Gadis itu ditemani Pelangi yang duduk di samping ranjang.
"Kenapa semua orang kayak benci sama gue ya?" tanya Bulan tanpa sadar. "Apa gue nggak berhak bahagia? Udah banyak teroran aneh yang datang ke gue, bahkan sampai celakain gue."
Pelangi tau sahabatnya itu tengah terbebani. Cewek dengan rambut dikucir satu itu menatap sendu mata Bulan yang tengah menatap luar.
"Lo buang pikiran jelek lo itu, ya ini namanya kehidupan. Nggak semuanya berjalan mulus terus, pasti ada lika likunya," jawab Pelangi.
Tatapan Bulan kini berpindah pada Pelangi. Begitu menyedihkan sekali dirinya. Bulan merasa selalu membebani Pelangi.
"Dengerin gue ya. Kalau pun banyak yang benci sama lo, itu artinya lo lebih atas daripada mereka. Kenapa? Karena mereka itu dipenuhi rasa iri dan dengki." Pelangi menasehati Bulan dengan senyuman tulus. "Gue berusaha cari orang yang nyelakain lo, jadi lo nggak usah mikir aneh-aneh, ya."
"Gue selalu ngrepotin lo ya," ujar Bulan menunduk sedih. Gadis itu merasakan bahwa ia hanyalah sebuah beban yang tak kunjung mereda.
Dengan percaya diri, Pelangi bangkit dari kursi. Kedua tangannya memegang pundak Bulan, mencoba menyalurkan kekuatan untuk gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERHANA {BELOVED HACKER} SEGERA TERBIT
Teen FictionTerjebak, mati, atau temukan? Sebuah hati yang sulit berkolaborasi, atau hanya sebuah ilusi? Wajah tampan bak Dewa Yunani, sosok Gerhana Xavinder - Ketua Geng Motor COSRAGAR terjebak di sebuah teka-teki. Taktik seorang hacker terkenal, petualangan m...