Hatiku hancur merasakan sakit. Sebab kenyataan ini terlalu pahit.
Hari berikutnya berjalan tak seperti biasanya. Gara-gara telat bangun, Bulan harus menjalankan hukuman dari Pak Badai. Ia satu-satunya perempuan yang dihukum untuk hormat di bawah tiang bendera. Yang lain kebanyakan dari siswa kelas XI IPS, yang tak salah lagi adalah gerombolan Nathan.
Sang mentari tak bisa diajak kompromi. Cahayanya menyengat hingga kulit hampir terbakar. Padahal baru jam delapan, tetapi cuaca sangatlah panas hari ini.
"Pak Badai nggak ada akhlak sumpah!" keluh salah satu kakak kelas Bulan yang Bulan ketahui namanya Mars.
"Udahlah nggak usah banyak cingcong kayak perawan." Nathan menyahut, wajah cowok itu terpapar sinar matahari.
"Tau nih si Mars. Lihat tuh ada cewek, dia aja diem daritadi," ucap Raga melirik Bulan yang ada di sebelahnya. Urutannya dari paling utara ada Aska, kemudian Nathan, Mars, Raga dan paling selatan Bulan. Jangan tanya Samudra di mana, sudah jelas dia ketua OSIS baru dan yang pasti sedang berpatroli saat ini.
"Dia diem karena takut sampingnya kan monster," tanggap Mars terkekeh kecil.
"Mulut lo belum pernah dicuci hah?!" tanya Raga kesal. "Ngaca tuh, lo yang kayak monster!" sentak cowok itu.
"Sttt udah diem elah! Sewot amat lo pada," desis Nathan.
Bulan menyeka keringatnya. Astaga, pasti satu kelas dengan kumpulan Nathan akan membuat otak pusing. Lihat saja, mereka senang sekali membuat kegaduhan di waktu yang tak tepat.
"Kalau capek duduk aja Dek," ucap Raga yang memperhatikan Bulan sedari tadi dari ekor matanya.
Bulan yang tengah hormat akhirnya menoleh pada Raga yang ada di sebelahnya. Hanya melihat sekejap, kemudian melanjutkan menatap bendera.
"Modus lo Ga!" sentak Mars.
"Kayak lo nggak pernah aja," ucap Raga terkekeh.
"Awas Ga ... dia udah ada pawangnya loh. Abangnya bos lo Ga, sadar Ga sadar!" seru Mars menggebu-gebu.
"Ya kan jodoh nggak ada yang tau," canda Raga tertawa kecil.
"Mauan ah lo Ga," komentar Nathan. "Belajar dari mana lo kayak gitu huh? Pasti diajari Mars nih," ucap Nathan, namun pandangannya tetap menatap sang merah putih yang tengah berkibar.
"Yaelah Nath. Gue mah kalau perhatian ya cuma perhatian. Tapi nggak sana sini gue pacarin," ujar Raga. "Buktinya nih gue masih jomlo."
"Berati lo tukang php!" sentak Nathan. "Eh tapi kan kita semua emang jomlo," ujar Nathan tertawa kecil.
Bulan hanya menghela napasnya mendengar kata demi kata yang terlontar dari para kakak kelasnya ini. Tadi pagi dia sudah pusing, belum sarapan dan sekarang mendengar celotehan Nathan, Raga, Mars membuatnya tambah pusing. Berbeda dengan Aska yang kalem, pembawaan wajahnya begitu tegas nan dingin.
"Awww," rintihnya kecil ketika tiba-tiba kepalanya merasa sakit luar biasa.
"Eh eh kenapa nih?" tanya Mars heboh.
"Eh lo kenapa Lan?" tanya Nathan saat Bulan memegang kepalanya. Cowok itu kemudian mengingat sesuatu, apa mungkin Bulan kekurangan darah? Atau semacamnya? Ah... Nathan jadi bingung!
KAMU SEDANG MEMBACA
GERHANA {BELOVED HACKER} SEGERA TERBIT
Teen FictionTerjebak, mati, atau temukan? Sebuah hati yang sulit berkolaborasi, atau hanya sebuah ilusi? Wajah tampan bak Dewa Yunani, sosok Gerhana Xavinder - Ketua Geng Motor COSRAGAR terjebak di sebuah teka-teki. Taktik seorang hacker terkenal, petualangan m...