29 | AKU ADA

5.2K 610 102
                                    

Karena yang selalu ada, belum tentu menjadi prioritas. Ibaratkan hanya sebuah rumah singgah, karena sang Tuan akan kembali ke rumah tetap.

"Ya udah kita masuk aja," ujar Gerhana.

Tangan Laskar kemudian menggeser sliding door hingga memperlihatkan seorang gadis dengan rambut yang digelung, serta baju seragam yang sudah keluar tengah memainkan komputer di barisan tengah. Yang tak salah dan tak lain lagi adalah Claudia.

"Baru tau ada orang bolos ke ruang komputer," ujar Laskar.

Laskar dan Gerhana melangkahkan kaki masuk ke dalam. Kedua remaja itu lantas duduk di bagian belakang, tak cukup jauh dari meja Claudia namun juga tak terlalu dekat.

"Mau gue bolos ke ruang komputer kek, mau jungkir walik, terjun bebas dari lantai atas juga bukan urusan lo. Berhenti ngurusin hidup orang," jawab Claudia yang memang merasa bahwa Laskar tengah menyindirnya.

"Nggak ngaca," sahut Laskar menghidupkan komputer.

Keadaan menjadi hening, Gerhana sedari tadi duduk bersedekap diam-diam memperhatikan apa yang tengah Claudia lakukan.

Tiba-tiba saja Claudia mematikan komputer dan keluar dari ruangan, hal itu sontak membuat Laskar dan Gerhana sangat yakin bahwa Claudia adalah pelakunya.

"Gerak gerik dia mencurigakan. Kenapa waktu kita masuk, dia keluar?" tanya Laskar.

"Entahlah," jawab Gerhana membasahi bibirnya.

Helaan napas keluar dari mulut Laskar. Kedua tangan cowok itu mengacak-acak rambutnya, tetapi tak membuat ketampanannya hilang.

***

"Kan gue udah bilang, lo ngeyel sih malah lari-larian!"

Angin berjongkok di hadapan Bulan. Dua insan yang saling bercekcok itu kini berada di parkiran SMA Galaksi karena akan pulang bersama. Bulan sedang merengek kesakitan sebab lututnya mengeluarkan darah segar akibat tersandung batu dan akhirnya terjatuh.

"Hiks... kok lo malah marahin gue sih hiks hiks." Bulan sesenggukkan, jangan bilang ini lebay. Ini memang sakit, kalau nggak percaya silahkan kalian mencobanya sendiri.

"Bisa jalan nggak lo? Kalau nggak bisa kita ke UKS dulu obatin luka lo, baru pulang," kata Angin.

"Ke UKSnya gimana hiks hiks."

Masih dalam posisi jongkok, Angin memutar tubuhnya membelakangi Bulan. "Naik ke punggung gue," suruh Angin.

"Nggak mau! Lo modus," jawab Bulan menggelengkan kepalanya berkali-kali.

"Ya udah kalau nggak mau, gue tinggalin lo di sini sendirian."

Melihat Angin yang berdiri, membuat Bulan menarik tangan lelaki itu hingga ia jatuh di samping Bulan.

"Ya udah mau digendong." Bulan merentangkan tangannya sembari mengerucutkan bibirnya.

"Udah gue duga," jawab Angin menyentil dahi Bulan.

Angin berjongkok di hadapan Bulan, kemudian Bulan naik ke punggung lelaki itu. Tangannya ia kalungkan di leher Angin.

Sekolah memang sudah sepi, sebab para murid sudah berserakan pergi ke rumah masing-masing. Hanya tersisa beberapa murid ekskul yang ada.

GERHANA {BELOVED HACKER} SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang