25 | CURIGA

5.5K 691 79
                                    

"Kita nggak sesuai rencana, kenapa tadi nggak telepon gue dulu kalau pada mau ke sini?" tanya Merkurius menatap gusar sosok berjubah hitam di hadapan ke-enam lelaki itu.

"Lo siapa?! Buka masker lo kalau lo berani!" Meteor hendak menarik orang berjubah itu, akan tetapi tangannya dicegah oleh Kilat.

Laskar mengendus-endus kecil. "Parfumnya bau vanila," kata Laskar mencoba mengingat siapa pemilik parfum vanila.

Di balik masker, orang berjubah itu menyunggingkan senyuman. Perlahan tangannya bergerak membuka kupluk jubah tersebut, menampilkan rambut hitam panjang yang sedang dikucir.

Ke-enam lelaki yang di hadapannya menatap dengan terkejut. Seperkian menit kemudian, orang itu membuka maskernya. Seketika tatapan bingung tersirat di wajah Gerhana, Laskar, Merkurius, Angin, Kilat serta Meteor. Sebab ternyata orang di balik jubah hitam itu adalah seorang gadis.

"HAHAHA! Tegang amat," kata gadis itu beracak pinggang.

"Gue tau gue cantik," lanjutnya. "Jangan lihatin kayak gitu elah, mata kalian bisa copot nanti," katanya lagi.

Laskar memejamkan kedua mata sejenak. "Pelangi! Lo?!" Laskar menunjuk kekasihnya dengan telunjuk kanan, ingin meminta penjelasan.

"Jelasin!" titah Laskar menarik napas panjang.

"Matiin dulu lampunya, nanti takutnya satpam ke sini." Kilat angkat suara, membuat Pelangi mematikan saklar lampu dan mendekati ke-enam cowok di hadapannya itu.

"Jadi ceritanya gini." Pelangi menggantungkan ucapannya, membuat ke-enam lelaki itu menggeram pelan.

"Tadi gue habis nganter pulang Bulan pakai mobil gue, soalnya dia main ke rumah gue. Habis itu gue laper, terus mampir ke indomaret deket sekolah. Nggak sengaja gue cek jam gue, ternyata kalian semua ada di lokasi sekolah."

"Terus?" tanya Laskar menatap dalam mata milik istrinya itu.

"Nah! Gue kira kalian ada misi, tapi kok nggak ajak gue sih! Kan gue kesel. Ya udah gue ambil jubah hitam di mobil gue, gue pakai terus jalan ke sekolah. Gue masuk lewat gerbang depan, soalnya nggak ada satpam," terang Pelangi melipat kedua tangannya di depan dada.

"Eh gue lihat Merkurius sama Angin masuk ke sini. Ya gue ikutin lah," kata gadis itu bersandar pada salah satu meja guru.

"Ck, gue kira Clarissa lo," jawab Laskar memijat pelipisnya karena pusing.

"Kalian ngapain di sini emang? Ada Kak Gerhana juga," tanya Pelangi.

"Ada deh, cie kepo," timpal Meteor menyebalkan. Apalagi Meteor memutar-mutar telunjuknya di depan wajah Pelangi. Dengan cepat gadis itu menepisnya.

"Sakit anjir! Cewek bukan sih lo?" Meteor mengelus-elus telunjuknya.

"Lemah," ejek Pelangi menjulurkan lidahnya.

Tuk!

Laskar menyentil dahi Pelangi. "Nggak boleh ngomong gitu," peringat Laskar dengan lembut.

"Aw! Aw aw!" ejek Meteor mengelus-elus dadanya.

"Sampai sekarang masih melihat keuwuan orang tanpa tau rasanya uwu itu kayak gimana," kata Angin miris.

GERHANA {BELOVED HACKER} SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang