14 | NATHAN YANG ANEH

6.3K 790 106
                                    

Bulan telah tiba di rumahnya dengan selamat sentosa. Gadis itu mendapatkan secarik kertas dari Gerhana saat ia turun dari mobil tadi sebelum masuk ke dalam rumahnya. Kata Gerhana kertasnya buka aja di kamar waktu mau tidur.

Ia menarik kedua sudut bibirnya seraya berguling-guling di atas kasur. Kemudian Bulan tengkurap sembari memegang kertas merah dari Gerhana yang belum juga ia buka.

"Isinya apa ya?" tanyanya pada diri sendiri. "Sumpah sih gue kepo banget, tapi gue belum sanggup kalau buka kertasnya," lanjut Bulan menggigit bibir bawahnya.

"Duh tangan gue geter!" Bulan panas dingin ketika hendak membuka kertas itu.

"Buka aja deh!"

Gadis itu kemudian memejamkan matanya sipit, lalu tangannya bergerak dan kertas berhasil terbuka menampilkan deretan tulisan yang sangat rapih di penglihatan.

"Kalau lo baca ini berati lo belum tidur. Tidur sana, nice dream. Besok gue jemput, berangkat bareng." Bulan mengeja beberapa kata yang tertuang di kertas itu, sedetik kemudian kedua sudut bibirnya naik ke atas membentuk lengkungan indah.

"Gue baper sialan!" ujar Bulan sedikit berteriak dengan kedua telapak tangan yang memegang dadanya.

Di sisi lain Gerhana tengah memainkan ponselnya di atas kasur dengan posisi tengkurap. Cowok itu sebenarnya hanya membuka tutup aplikasi line serta instagramnya, ia hanya menggeser-geser story teman-temannya. Sungguh monoton sekali hidupnya.

Kemudian dengan iseng dirinya membuka ribuan chat dari Bulan yang berhari-hari tidak ia baca. Toh, isinya hanya berbasa basi saja dan tidak terlalu penting.

"Nggak jelas banget," gumam Gerhana menscroll chat Bulan dari awal hingga akhir. Rata-rata cewek itu hanya menanyai kabarnya, dan bertanya sudah makan belum, begitulah.

Namun sedetik kemudian senyumannya terbit ketika sebuah pesan masuk dari Bulan. Entahlah, rasanya Gerhana ingin melindungi gadis itu sebab ia merasa masih simpati ketika bayang-bayang Bulan menangis sesenggukan di makam Biru tadi.

***

Gerhana menatap pantulan badannya dari kaca. Mengingat hari ini hari Rabu, cowok itu mengenakan seragam batik dengan celana panjang putih dengan rapih. Tak lupa jam hitam yang ia kenakan membuat kesan menarik terpancar dari Gerhana. Serta rambut basah yang acak-acakan membuat kamu hawa akan tergoyah.

Atensi Gerhana menangkap jaket hitam kebanggaannya yang sudah ia siapkan di atas kasur king sizenya. Dengan gerakan cepat, dirinya mengambil dan mengenakan jaket tersebut.

Merasa sudah sempurna, Gerhana mengambil tas dan kunci motor yang ada di atas meja belajar. Tas ia samporkan di bahu, kemudian bergegas keluar dari kamar untuk bergabung sarapan bersama keluarganya.

"Pagi Ma, Pa." Gerhana menyapa kedua orang tuanya yang berada di ruang makan. Terlihat Semesta yang tengah menyiapkan piring beserta lauk pauk, dan Alam yang tengah beradu dengan benda pipih di hadapannya.

"Pagi Abang," jawab Alam dan Semesta secara bersamaan.

Melihat Semesta yang kesulitan untuk menaruh beberapa lauk, Gerhana menaruh ransel hitamnya di atas kursi di hadapan Alam.

"Gerhana bantu Ma," ujar Gerhana, tangan cowok itu bergerak membantu Semesta untuk menaruh beberapa piring di atas meja makan.

GERHANA {BELOVED HACKER} SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang