33 | GAMES BIKIN GEMES

5.2K 648 183
                                    

Gerhana baru ingat hari ini dirinya ada jadwal jalan bersama Bulan. Cowok yang semula berbaring di atas kasur di markasnya pun mengubah posisinya menjadi duduk. Nathan sudah pulih beberapa hari lalu. Gerhana kemudian memutuskan untuk pergi ke Warba sebab jenuh di dalam markas.

Ketika langkah kakinya sampai di Warba, ia segera duduk di samping Langit. Kehadiran Gerhana membuat Sinar langsung menggodanya.

"Lo dimana?" ujar Sinar dengan nada alay, bermaksud menyindir Gerhana. Iya, cowok itu pernah tak sengaja mengintip Gerhana chatingan dengan Bulan. Sialan emang.

"Kakak udah mulai suka aku ya?" kata Sinar lagi mengundang gelak tawa teman-temannya yang sedang berkumpul di Warba.

"Terus, terus gimana tuh?" tanya Awan yang ikut menggoda Gerhana. Muka Gerhana merah, bukan karena marah. Tapi ia malu, lihat saja nanti Sinar pasti akan ia hukum.

Sinar berdeham, kemudian ia naik di atas bangku layaknya sedang konser. "LO DIMANA? AKANG RINDU!" teriak Sinar membuat semuanya tertawa karena ulahnya.

"Eh serius Bang Gerhana tanya gitu?" tanya Mars menyeruput kopinya.

"SERIUS!" jawab Sinar mengangguk antusias. "Nath, Abang lo udah gede ternyata."

"Wah, Abang gue udah gede nih." Nathan ikut menggoda Gerhana sembari memasukkan charger ke stop kontak, kemudian memainkan ponselnya padalah baterainya sudah menipis.

"Berisik," komentar Gerhana.

Apa-apaan ini, Gerhana bahkan tidak mengirim pesan rindu ke Bulan. Mungkin Sinar sudah tidak sayang dengan nyawanya. Lihat saja nanti!

"Gini Na, deketin boleh. Asal lo mau tanggung jawab sama perasaan dia." Seketika Sinar menjadi bijak, entah habis makan apa cowok itu.

"Gue tau," jawab Gerhana.

"Gue berharap lo nggak bejat. Karena hati perempuan itu sensitif," ucap Sinar sudah berpengalaman.

"Yang mantan fakboi mah beda ya Bang, udah pengalaman banget nih," celutuk Merkurius terkekeh kecil.

Sinar menyengir lebar menanggapi ucapan adik kelasnya itu. "Tobat gue nyakitin perempuan. Sekarang gue mau fokus sekolah, biar Om gue nggak kecewa sama gue," jawab Sinar.

Sinar itu yatim piatu. Ia tinggal bersama Paman dan Bibinya yang kebetulan tidak memiliki anak karena istrinya mandul.

Terkadang orang yang kalian anggap paling ceria, mereka itulah orang terapuh yang diam tak mau membebani orang.

"Nih Na kalau nggak percaya, gue kasih lo piring nih." Sinar memberikan piring kaca bekas gorengan yang baru saja diserbu oleh anak-anak Cosragar.

"Itu piring Abah, bukan piring lo," ujar Awan.

"Iye iye tau!" jawab Sinar. "Abah! Pinjem piringnya dulu ya. Nanti Sinar ganti," lanjut cowok itu.

"Siap!" jawab Abah yang tengah mengaduk kopi.

Sinar tersenyum puas, kemudian Gerhana mengambil piring tersebut. Cowok itu memiringkan kepala ke kanan, kemudian ke kiri. Bingung apa maksud Sinar memberinya piring kaca ini.

GERHANA {BELOVED HACKER} SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang