45 | PERMAINAN SESUNGGUHNYA

5.8K 680 97
                                    

Aku takut kehilangan kamu. Sejuta ketakutan hinggap dalam diriku. Yang paling aku takuti, ketika kamu sudah tak mau menyapaku lagi.

Gerhana baru saja tiba di rumah. Ia langsung menghempaskan badannya di kasur. Caca juga sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

"Gerhana!" panggil Caca yang ada di ambang pintu.

"Hmm." Gerhana hanya berdeham menanggapinya. Cowok itu kemudian memejamkan matanya sebab terlalu lelah.

"Mau izin ke supermarket, boleh ya?" tanya Caca masuk ke dalam kamar Gerhana.

Cowok itu refleks mengubah posisinya menjadi duduk. "Gue anter," ujar Gerhana.

Caca yang berdiri di hadapannya lantas menggeleng. "Bisa pesen taxi kok. Nggak usah dianter, kan kamu baru pulang sekolah," ujar Caca.

"Nggak papa Ca, bahaya di luar. Lo juga baru balik dari rumah sakit," tutur Gerhana.

Caca mengerucutkan bibirnya. "Tapi kan, aku bisa jaga diri sendiri," ujar Caca.

"Nggak. Pokoknya gue anter." Gerhana bangkit berdiri, cowok itu langsung menyambar jaket hitam dan memakainya, guna membalut seragam sekolahnya.

"Ya udahlah!" final Caca menghentak-hentakkan kaki dan keluar dari kamar Gerhana.

Gerhana mengunci pintu kamarnya, kemudian beranjak menghantar Caca untuk ke supermarket. Di undukan tangga, Semesta baru saja dari dapur pun menatap Gerhana serta Caca penuh tanda tanya.

"Kalian mau ke mana?" tanya Semesta.

"Gerhana mau anter Caca ke supermarket," jawab Gerhana membenarkan jaketnya.

"Oh gitu. Ya udah kalian hati-hati ya," ujar Semesta.

Keduanya mengangguk, mencium punggung tangan Semesta secara bergantian sebelum benar-benar pergi. Setelah semuanya siap, mereka melangkahkan kaki menuju pekarangan rumah.

"Mau nyari apa Ca?" tanya Gerhana yang sudah nengkarng di atas motor sembari memberikan helm pada Caca.

"Susu full cream sama biskuit hehe," jawab Caca menerima helm tersebut dan segera memasangnya.

"Oh," jawab Gerhana paham.

Ketika Caca sudah naik, Gerhana menghidupkan mesin motornya. Cowok itu segera melajukan motor menuju supermaeket terdekat.

Di perjalanan keduanya sama-sama terdiam. Caca sibuk melihat-lihat jalanan yang ramai, sedangkan Gerhana fokus mengendarai motornya, sementara pikirannya jujur saja masih tertuju pada Bulan. Entah di mana gadis itu berada.

Tak butuh waktu lama, motor Gerhana sampai di supermarket terdekat.

"Udah sampai Ca," ujar Gerhana melepaskan helm fullfacenya. Lalu turun dari motor.

Begitu juga dengan Caca. Gadis berbaju kuning itu turun dan melepaskan helmnya.

"Ayo," ajak Caca.

Gerhana menganggukkan kepalanya. Ketika masuk ke dalam supermarket pandangan para pembeli tertuju pada Gerhana. Bagaimana tidak? Cowok itu tampil sempurna meskipun rambutnya acak-acakan. Sugguh menggoda para kaum hawa.

GERHANA {BELOVED HACKER} SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang