4 | BANDO UNGU

9.7K 1.1K 217
                                    

"Dari mana?" tanya Gerhana to the point.

Gerhana turun dari motornya, membuka jok dan tidak memperdulikan ekspresi bingung dari Bulan.

Ia berjalan ke arah Bulan, lalu memberikan bando ungu milik gadis itu. Tadi siang waktu pulang sekolah, cowok itu tak sengaja menginjak benda di dekat motornya. Dan ternyata itu bando milik Bulan yang mungkin jatuh saat gadis itu turun dari motornya dan membenarkan rambut.

"Eh?" Bulan menerima bando tersebut. Tangannya bergerak meraba rambutnya, kemudian tersenyum lebar pada Gerhana.

"Makasih Kak!" seru gadis itu dengan girang.

Gerhana naik ke atas motor, menghidupkan mesin dan kemudian melajukan motornya tanpa berpamitan pada Bulan. Selalu saja begitu, kapan Gerhana tidak cuek dengannya?

"Ngeselin!" Bulan mencebikkan mulutnya, kemudian bergerak maju membuka gerbang rumah.

***

Seharusnya malam ini Gerhana akan berlatih parkour bersama Nathan. Akan tetapi, cowok itu memiliki urusan yang tidak dapat ditinggalkan. Gerhana sudah bilang pada Nathan bila dirinya tengah ada urusan, untung saja kali ini adiknya mengerti keadaan Gerhana.

Motor merah Gerhana melaju kencang, sesekali matanya melirik spedometer motor. Gerhana berhenti di area balap liar.

"Wow, dateng juga ternyata lo." Sambutan dari seorang lelaki bertindik membuat Gerhana mental tajam. "Lo harus menang kali ini, hari ini bayarannya banyak," lanjut cowok itu.

Gerhana mengangguk mengiyakan saja, daripada ribet. "Pertandingan dimulai satu jam lagi. Lo bisa istirahat dulu sebentar," kata cowok bertindik tadi yang biasa dipanggil Mr. Marco.

Gerhana memarkirkan motornya. Cowok itu mengamati area balapan, sebenarnya dia sudah lama tidak berada di sini. Namun kali ini Marco memberi taunya jika lawannya kali ini sangat berat, dan Marco butuh Gerhana.

Skill balapan Gerhana memang tidak diragukan. Tepukan tak begitu keras di pundaknya, membuat cowok itu membalikkan badan. Terlihat sosok lelaki mengenakan hoodie abu-abu tengah menyengir di depannya.

"Bang Marco yang nyuruh lo ke sini?" tanya lelaki itu yang tak lain Awan Alvino, teman satu-satunya Gerhana yang mengetahui bahwa cowok itu senang balap liar.

Awan juga tergabung dalam geng Cosragar, kedudukan Awan sebagai wakil ketua Cosragar.

Gerhana menganggukkan kepala. "Lo udah siap? Katanya lawannya kali ini agak susah," ujar Awan.

Menganggukkan kepala lagi, Awan mendengus dengan kelakuan Gerhana. Cowok itu kalau ditanya pasti jawabannya kalau nggak ngangguk yang gelengin kepala.

"Gue ada saran nih buat lo." Gerhana menatap Awan dengan datar, pasti saran dari cowok itu akan membuatnya kesal.

"Beli kuota bicara gih, atau pulsa gitu. Berasa ngomong sama tembok gue," kata Awan kemudian tertawa hambar, padahal tidak ada lucunya sama sekali.

***

Gerhana pulang jam 2 malam ketika balapan telah selesai, dan dia memenangkan balapan untuk kesekian kalinya. Cowok itu mengendap-endap masuk ke rumah. Rumahnya sepi, dan lampu di ruang tamu sudah dimatikan. Ketika naik di undakan tangga pertama, tiba tiba lampu hidup dan ada suara dehaman yang cukup keras.

GERHANA {BELOVED HACKER} SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang