8 | CURIGA

8K 988 204
                                    

Hasil pemilihan ketua OSIS baru telah keluar beberapa jam lalu, Gerhana menghembuskan napasnya lega tatkala mengetahui siapa yang terpilih. Cowok itu sudah mengenakan almamater merah dan duduk bersender di ruang OSIS.

"Pelantikan Samudra sebagai ketua OSIS rencana kapan?" tanya Bintang yang baru saja masuk ke dalam ruang OSIS.

"Minggu depan, mungkin?" tanya Gerhana. "Nanti kita bisa rapat dulu," lanjut Gerhana lagi.

"Oke, oke." Bintang mangut-mangut paham.

Gerhana menganggukkan kepala. "Lega gue yang kepilih Samudra," timpal Bintang duduk di sebelah Gerhana seraya mengambil proposal di meja depan Gerhana.

"Proposal apa nih?" tanya Bintang membolak balikkan proposal bermika biru itu. "Baru ya?" tanyanya lagi.

Gerhana menggabungkan jemarinya menjadi satu, kemudian menaruh sikunya di atas meja. Pandangannya lurus ke depan, menatap kosong dinding bercat cream.

"Gue nemu di laci meja OSIS gue. Bukan punya gue, gue nggak tau," kata Gerhana.

Bintang mendengarkannya sembari mengernyitkan alis. Perlahan tangannya membuka lembar demi lembar proposal itu.

"Isinya kok gini?" kaget Bintang. "Udah coba tanya sama Samudra atau anak lain?"

"Belum," ucap Gerhana menggelengkan kepalanya.

"Ini mah proposal buat ngehancurin reputasi sekolah, bukan malah berkembang," kata Bintang berdecak kecil seraya menggeleng gelengkan kepala heran.

"Nanti rapat, gue mau keluar dulu," kata Gerhana langsung keluar dari ruang OSIS entah ke mana.

***

Setelah dari ruang OSIS tadi, Gerhana memutuskan untuk kembali ke kelas. Bintang pun ikut dengannya, tak lama kemudian guru masuk membawa berkas-berkas ulangan. Kelas Gerhana sangat sunyi, padahal semua kelas telah keluar sebab sudah jam istirahat. Namun di kelasnya ada ulangan mendadak, gurunya tidak memperbolehkan istirahat bila satu kelas belum selesai.

Hei, tidak adil bukan?

"Psstt, nomor satu sampai lima puluh apaan?" Sinar Atlanter, salah satu teman Gerhana yang duduk di belakangnya itu mengguncang-guncang kursi Gerhana.

Gerhana yang sedari tadi telah selesai, memberikan kertasnya ke belakang lewat bawah meja. Namun pandangannya masih menatap guru di depan.

Sinar meraih kertas jawaban Gerhana dan memasukannya ke dalam laci. "Ini udah semua bro?" tanya Sinar mencondongkan badan.

"Hmm."

Mendengar dehaman dari Gerhana membuat Sinar tersenyum senang. Ia langsung menyalin jawaban Gerhana sama persis.

"Goblok! Samping lo juga pinter njir. Mana sini jawabannya Gerhana buat gue aja," ucap Awan yang merangkap sebagai teman sebangku Gerhana itu menoleh sekilas dan mencoba menarik jawaban Gerhana.

"Punya Langit dibawa Bintang," jawab Sinar mengeja jawaban Gerhana tanpa suara yang ia taruh di atas paha, kemudian ia salin di kertasnya.

Awan berdecak kecil, ia bersender di tembok menghadap ke samping-- menatap Gerhana.

"Masih inget gak lo jawabannya apa aja Na?" tanya Awan, namun Gerhana hanya menoleh sesaat dan kembali menatap guru.

GERHANA {BELOVED HACKER} SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang