26 | LABRAK

5.5K 625 52
                                    

Kedatangan Claudia di kelas X IPA-1 menjadikan kelas yang semula gaduh akibat belum bel masuk, menjadi hening seketika. Apalagi saat Claudia menghampiri meja Bulan dan Pelangi saat ini.

"Ikut gue." Itu adalah lontaran kata pertama kali yang Claudia lempar untuk Bulan.

"Pagi-pagi jangan bikin gaduh deh," cibir Pelangi yang saat ini tengah belajar karena jam pertama nanti akan ada ulangan harian.

"Gue nggak ada urusan sama lo." Claudia menatap sengit Pelangi yang tak tatapannya juga tak kalah sengit, bahkan rahang Pelangi sudah mengeras.

"Gue nggak bisa. Gue ada ulangan jam pertama nanti, Kak," jawab Bulan sesopan mungkin karena berhadapan dengan kakak kelasnya.

Claudia memutar kedua bola matanya. Gadis bersurai panjang itu bersedekap di depan dada. Tatapan meremehkan membuat Bulan menghela napas berat.

"Gue nggak peduli. Ikut gue!" Claudia menarik tangan Bulan hingga gadis itu merintih kesakitan. Bagaimana tidak? Kuku-kuku jari Claudia begitu panjang, mungkin memang disengaja.

Hingga di depan pintu kelas, kebetulan Angin baru saja datang. Cowok itu menatap tangan Claudia yang mencekal Bulan, sedetik kemudian ia melepaskan cekalannya.

"Pagi-pagi cari masalah mulu, heran gue sama lo," timpal Angin.

"Anak kecil nggak usah ikut campur," kesal Claudia.

"Lan, lo nggak papa?" tanya Angin tak memperdulikan ucapan Claudia.

Bulan menggelengkan kepalanya. "Gue nggak papa. Gue ada urusan sama Kak Claudia," cicit Bulan.

Claudia menampilkan senyuman kemenangan. Setelahnya ia tak lagi peduli raut wajah Angin yang keruh, Claudia membawa Bulan ke taman belakang sekolah yang sepi.

"Ada apa Kak?" tanya Bulan saat Claudia melepaskan cekalan tangannya.

Karena wajah Bulan sepertinya ingin begitu mengetahui maksud Claudia, Claudia lantas membuang napas lewat mulutnya. Siapa pun akan merasakan hawa merinding ketika di dekat Claudia, sebab gadis itu terus saja menampilkan senyum devil dan jangan lupakan sikapnya yang begitu kejam dan tidak begitu peduli dengan cacian.

"Jauhin Gerhana."

Bagai tersambar petir pagi hari, tubuh Bulan menegang mendengar permintaan Claudia. Bulan sangat mengerti dan tidak salah mendengar.

"Maksud Kak Claudia?" Bulan pura-pura bingung, dirinya hanya ingin mendengar pernyataan Claudia lagi.

"Jauhin Gerhana," ulang Claudia. Tatapannya begitu dalam dan datar, tersirat sebuah peringatan untuk Bulan.

"Kenapa? Kak Claudia suka sama Kak Gerhana?" tanya Bulan menaikkan salah satu alisnya.

Claudia menyunggingkan senyuman. "Turutin perintah gue. Kalau nggak lo bakal nyesel," katanya.

"Oh ya?" tantang Bulan sedikit menaikkan dagunya, gadis itu benar-benar tidak takut dengan ancaman dari Claudia.

"Terserah lo. Karena penyesalan datang seiring berjalannya waktu. Lo tinggal pilih jauhin Gerhana, atau lo bakal nyesel sendiri dengan perbuatan lo itu." Claudia menudingkan jarinya pas sekali di wajah Bulan.

GERHANA {BELOVED HACKER} SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang