34 | RUANG LAB

4.9K 606 118
                                    

"Mau jadi pacar gue?" tanya Gerhana kali ini.

Bulan menghentikan langkahnya, membuat Gerhana ikut berhenti di sampingnya.

"Kok diem? Permainannya belum selesai," kata Gerhana membuat Bulan meneguk salivanya.

"Coba ulangi, Kakak tanya apa?" kata Bulan yang menurutnya pendengarannya salah.

"Mau jadi pacar gue?" ulang Gerhana dengan santai, tanpa peduli dengan resiko jantung Bulan.

"M-mau," jawab Bulan, lalu Gerhana mengangguk. "Permainan selesai," kata Gerhana.

"J-jadi, kita pacaran?" tanya Bulan mrmbuat Gerhana mengerutkan kedua alisnya.

"Kata siapa?" tanya Gerhana.

Bulan memincingkan matanya menatap Gerhana. "Tadi Kakak tanya 'mau jadi pacar gue?' gitu...." Suara Bulan memelan di kalimat terakhir.

"Kan cuma permainan," ujar Gerhana tanpa dosa. Sabar ya Bulan!

Ganteng-ganteng kok ngeselin sih, batin Bulan yang tengah memendam kekesalan.

"Kak, mau pulang," ucap Bulan yang masih kesal dengan permainan Gerhana.

Permainan macam apa itu? Permainan unfaedah yang membuat Bulan menjadi kesal. Bulan menyesal telah mengikuti permainan Gerhana.

"Kenapa?" tanya Gerhana.

"Udah ah, ayo!" Bulan langsung pergi menuju motor Gerhana, membuat Gerhana sedikit bingung dengan muka bertanya-tanya.

Memangnya Gerhana salah apa?

Menghela napas pelan, kemudian Gerhana berjalan menuju Bulan yang sudah ada ada dekat motornya.

Karena malas untuk berdebat, akhirnya Gerhana menghantar Bulan ke rumah. Di perjalanan pulang, hanya ada suara bising transportasi. Bulan yang biasanya banyak berceloteh mendadak menjadi pendiam.

Ketika sampai di pekarangan rumah Bulan, Bulan turun dari motor Gerhana dengan wajah yang masam.

"Gue langsung ya?" tanya Gerhana yang masih stay di atas motor.

"Hm."

Jawaban Bulan kali ini benar-benar membuat Gerhana bingung. Tapi, Gerhana tidak memusingkan semua itu. Toh, besok juga akan kembali seperti semula.

Tanpa minat menjawab ucapan Bulan, Gerhana melajukan motornya untuk kembali ke rumah. Sedangkan Bulan, masih berada di pekarangan rumah.

Saat suara motor Gerhana sudah tidak terdengar, ia masuk ke dalam rumah.

"Dari mana lo?" tanya Angin yang sedang menunggu kedatangan Bulan di ruang tamu, seraya menyeruput teh buatan Bi Ijah, pembatu Bulan.

"Loh, lo kok balik lagi?" tanya Bulan duduk di sofa sebrang.

Reno berdeham. "Kenapa baru pulang?" tanya Angin dengan nada risau.

"Tadi diajak temen jalan." Bulan menggigit bibir bawahnya karena tatapan Angin menyeramkan.

"Siapa?" tanya Angin dengan mata tajam.

GERHANA {BELOVED HACKER} SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang