Hari berikutnya Gerhana telah siuman, begitu pula Laskar, Kilat, Angin serta Merkurius. Kesan pertama mereka ketika bangun adalah sama-sama tidak terlalu mengingat kejadian di mana mereka hendak menangkap pelaku di gudang.
"Gimana Kak? Udah mendingan?" tanya Bulan membantu Gerhana menaruh gelas air minum yang sudah tandas di bedside.
"Thanks," jawab Gerhana. "Hari ini gue udah boleh pulang kan?" tanya cowok itu lagi. Sudah tidak sabar ingin melihat Clarissa yang akan di drop out. Hah, gadis itu memang benar-benar gila!
Ngomong-ngomong soal Clarissa, perempuan devil yang bertopeng polos itu setelah siuman, langsung ditahan di kantor polisi. Biarlah ... itu kan salah dia sendiri. Berani berbuat, berani menanggung apa pun akibatnya.
"Udah boleh kok Kak. Gimana bisa Kakak dibius?" jawab dan tanya Bulan.
Gerhana mencoba mengingat tempo lalu. Cowok itu mengerutkan dahinya untuk berpikir keras.
Menemukan jawaban, Gerhana berdecak kecil. "Dia jebak kita. Lalu nyuntik kita, udah seinget gue gitu," terang Gerhana. Dirinya mengangat saat itu memang sepi sekali gudangnya, dan pasti sangatlah gelap. Keadaannya sunyi, dan tiba-tiba ada seseorang yang menyuntiknya.
"Yang penting sekarang Kakak nggak papa," ujar Bulan.
"Gimana keadaan yang lain?" tanya Gerhana.
"Ada di ruangan mereka masing-masing. Oh ya Kak, kan kalian baru siuman, jangan mikir berat dulu ya." Bulan yang berdiri di samping ranjang Gerhana menatap manik mata cowok itu. Belum ada satu menit, ia langsung memutus kontak mata.
"Kenapa?" tanya Gerhana, bisa ia lihat dari pandangan Bulan, gadis itu sedang khawatir dengan keadaannya.
"Emm, berhenti lanjutin misi ini dulu. Kesehatan lebih penting," jelas gadis bersurai hitam itu dengan keadaan merundukkan kepala.
Tatapan aneh terpampang jelas di wajah Gerhana. Entah kenapa ada sebuah rasa mengganjal di dalam hatinya.
"Why?"
Bulan kembali menatap mata elang milik Gerhana. "Nggak papa, intinya bukan Kak Clarissa pemilik akun lima itu," ujar Bulan.
"Kenapa lo bisa tau?" desak Gerhana meminta kejujuran gadis itu. "Atau lo udah tau sebenernya siapa pemilik akun itu?"
"B-bukan gitu," ucap Bulan gugup, menggelengkan kepalanya berkali-kali.
"Lo gugup," timpal Gerhana. Jika biasanya Gerhana hanya memasang wajah datar, kini cowok itu lebih datar dari biasanya.
"Atau jangan-jangan lo pemilik akunnya? Lo jebak kita?"
"Enggak!" sentak Bulan. "Aku cuma khawatir sama Kak Gerhana. Makannya aku cegah Kak Gerhana buat jalanin misi itu dulu. Kesehatan lebih penting dari itu semua," cicit Bulan.
"Pergi," usir Gerhana dengan tatapan mematikan. "Pergi dari kamar gue," tekan Gerhana memalingkan wajah, tak mau menatap Bulan.
"Kak ... serius, hiks Bulan cuma mau yang terbaik buat Kak Gerhana. Hiks hiks, jangan suruh Bulan pergi," rintih Bulan menyeka air matanya.
Tak mendapat respon dari Gerhana, Bulan menangis sejadi-jadinya. "Huaaa! Hiks hiks! Kak Gerhana jangan marah-marah sama Bulan hiks hiks. Lihat Bulan dong! Hiks."
KAMU SEDANG MEMBACA
GERHANA {BELOVED HACKER} SEGERA TERBIT
Ficção AdolescenteTerjebak, mati, atau temukan? Sebuah hati yang sulit berkolaborasi, atau hanya sebuah ilusi? Wajah tampan bak Dewa Yunani, sosok Gerhana Xavinder - Ketua Geng Motor COSRAGAR terjebak di sebuah teka-teki. Taktik seorang hacker terkenal, petualangan m...