42 | KESALAHAN TERBESAR

5.8K 636 156
                                    

Hatinya telah bertuan. Diri ini baru sadar jika hanya menjadi sebuah persinggahan. Semua ucapan manisnya hanya sebuah tipuan.

"Kejar Na!" suruh Caca mencoba melihat Bulan yang sudah tak nampak.

"Nggak!" tolak Gerhana mentah-mentah. "Dia yang mau pergi, kan? Kenapa harus gue yang kejar?" tanyanya dengan malas.

"Bang! Otak lo cupet banget sih?!" kesal Nathan berdecak.

"Biarin dia merenung sendiri," ujar Gerhana.

"Harusnya kamu yang merenenung! Renungin kesalahan kamu, perbuatan keji kamu!" kesal Caca tak tau jalan pikir Gerhana.

Ceklek!

Keadaan ruang inap Caca menjadi mencengkam tatkala Bintang datang. Cowok itu sebenarnya akan mendonorkan darah untuk Caca, sebab Nathan yang menyuruhnya. Toh, keduanya memiliki golongan darah yang sama.

Akan tetapi sewaktu ia datang, cowok itu langsung disuguhkan perseteruan antara Gerhana dan Nathan. Nathan kemudian menjelaskan pada Bintang, Bintang terkejut bukan main. Cowok itu tidak menyangka bahwa Gerhana melakukan hal keji seperti itu.

"Harusnya lo nggak lakuin itu Na," ujar Bintang menghela napasnya. "Lo tau kan gue punya darah yang sama dengan Caca? Kenapa lo nggak kabarin gue aja?" tanya Bintang.

Bintang sebenarnya tau jika Caca dirawat di sini, itu karena Nathan yang memberitaunya. Nathan juga yang menyuruh Bintang untuk diam-diam menjumpai Caca sewaktu koma ketika Gerhana selesai mengunjunginya.

"Terus sekarang gimana?" tanya Caca merasa bersalah.

"Cuma satu caranya agar semua nggak merasa tersakiti." Bintang menatap Gerhana dan Caca secara bergantian. "Akhiri semua ini. Gue lepasin Caca, begitu juga lo, Na," ucap Bintang dengan serius.

"Kalau itu yang terbaik, Caca lepasin kalian berdua. Maaf kalau Caca ada salah sewaktu sama kalian. Gara-gara Caca semuanya jadi berantakan," ungkap Caca menatap Gerhana dengan tatapan memohon, agar cowok itu mau melepaskan Caca.

"Maaf, gue nggak bisa." Gerhana menolak pendapat Bintang dan Caca.

"Dari tatapan lo, lo udah nggak secinta dulu sama Caca, Bang. Dari cara lo menatap aja, gue bisa rasain kalau lo udah cinta sama Bulan, bukan Caca." Nasehat Nathan, membuat Gerhana di ambang kebingungan.

"Gue sayang sama Caca, tapi gue nyaman sama Bulan. Gue nggak bisa lepas keduanya." Gerhana menundukkan kepala, bejat. Ya, Gerhana mengakui jika dirinya bejat, egois, ingin merasakan kesengannya sendiri. Itu adalah diri Gerhana yang sesungguhnya.

"Lo bisa lukai keduanya kalau sikap lo kayak gitu," nasehat Bintang. "Gue ngerti keadaan lo, gue pernah ngerasaiin kayak lo. Jujur, gue minta maaf Ca, waktu lo koma, gue sempet jatuh hati sama orang lain. Dia ... baik kayak lo, gue bener-bener minta maaf," ucap Bintang.

"Gue awalnya juga bingung milih antara Caca atau cewek itu. Tapi gue sadar, nggak baik kalau gue ambil keduanya. Gue merasa udah nggak ada rasa lagi sama Caca, lebih baik lo lepasin Caca Na. Terima kenyataan, karena cinta nggak boleh egois, kalau dia bahagianya sewaktu lo lepas dia, kenapa lo nggak lepas dia aja? Toh, lo suka, kan kalau Caca bahagia?" tanya Bintang.

"Gerhana ... tolong lepasin aku seperti Bintang lepasin aku, aku tau kamu sma Bulan sama-sama membutuhkan. Plis, Na," pinta Caca dengan mata sendu.

Gerhana mencoba mencerna setiap kalimat yang terlontar dari mulut Caca dan Bintang. Lelaki itu termenung, tiba-tiba sekelebat kenangannya bersama Bulan muncul seketika dalam benaknya. Apakah gadis itu baik-baik saja?

GERHANA {BELOVED HACKER} SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang