27 | TEROR

5.6K 661 125
                                    

Laskar dan Gerhana memutuskan untuk ke rooftop. Kedua remaja itu duduk di sofa berwarna coklat lusuh yang sudah tidak terpakai.

Gerhana memberikan ponselnya pada Laskar. Laskar menerimanya dan melihat hasil jepretan Gerhana. Yaitu data Clarissa mencalonkan diri di OSIS.

"Emang dia diterima?" tanya Laskar mengembalikan benda pipih pada sang pemilik.

Gerhana menggelengkan kepalanya. Clarissa memang tidak diterima dalam OSIS sebulan lalu.

"Apa setiap calon OSIS harus ngumpulin proposal?" tanya Laskar. "Sorry Bang banyak tanya. Soalnya waktu itu gue nggak daftar OSIS, jadi nggak tau."

"Setiap calon harus buat proposal, proposalnya dinilai," jawab Gerhana. "Itu inti pentingnya, karena OSIS bakal baca tujuan yang mereka buat. Kalau cocok itu dapat nilai plus tersendiri."

Laskar termenung sejenak. Lelaki dengan dua lesung pipi itu membasahi bibirnya yang kering.

"Lo yakin Clarissa pelakunya, Bang?" tanya Laskar.

"Banyak bukti yang ada Las. Kecuali cctv loker Bulan, kita belum cek," jawab Gerhana menghela napas dan bersenden di sofa tersebut.

"Nanti gue cek waktu futsal," jawab Laskar.

Keduanya sama-sama terdiam, karena terlalu memikirkan tentang hal ini, keduanya sama-sama kalut. Hanya terdengar suara transportasi, dan juga angin yang menerpa wajah.

***

Baru saja masalah kemarin selesai. Saat ini di dalam loker Bulan terdapat sebuah kotak hitam yang isinya angka-angka simbol yang Bulan bahkan tidak tau apa artinya.

"Kok bisa sih? Lo nggak ngunci loker?" tanya Pelangi mengusap wajahnya kasar.

"Kunci kok. Tapi kan bisa aja dijebol orang," kata Bulan.

"Kertasnya isinya apa itu?" tanya Pelangi mencoba melihat kertas yang dipegang Bulan.

"Enggak tau deh, cuma angka-angka," jawab Bulan melipat kertas itu. Tangannya mengambil kotak hitam di lokernya dan memasukkan kertas itu lagi.

"Bawa sini coba, siapa tau gue ngerti maksudnya." Pelangi mengadahkan satu tangannya di hadapan Bulan.

"Okey," jawab Bulan memberikan kotak hitam yang ada sedikit ukiran Jawanya itu di bagian samping.

Pelangi membuka kotak tersebut. Gadis itu mengambil kertasnya saja, sedangkan kotaknya ia kembalikan lagi kepada Bulan. Sontak ia meneguk saliva ketika kertas putih itu bertuliskan angka-angka yang aneh.

Bitch, I don't like you!

5288440528844

32777444

433777442662

Tertanda 4² + 3² = √25 = 5!

"Waw, otak saya insecure melihat matematika." Pelangi menurunkan tangan dari hadapannya, salah satu tangannya kini beracak pinggang menatap Bulan.

GERHANA {BELOVED HACKER} SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang