44 | HILANG(?)

5.9K 665 172
                                    

Yey! Akhirnya update wkwk! Ramaikan komentar lagi yuk!

Spam komennya jangan lupa, ya! Di part 43 udah tembus 100 komen, sesuai janji aku update deh. Sekarang jangan lupa spam komen lagi biar updatenya cepet!

Happy reading ya!

***

"Eh lo kasih obat tidurnya banyak?"

Pelangi melipat tangannya di depan dada. "Lumayan sih. Kayaknya dua atau tiga harian baru bangun. Kayaknya loh," ujar Pelangi menatap cowok bertubuh putih yang wajahnya ditutupi masker itu.

"Gila, nanti meninggoy kelaperan gimana cuy?" tanya cowok itu.

"Nggak bakal, tenang aja," ujar Pelangi.

"Fine!" putus cowok itu beralih duduk di kursi yang ada di samping kasur yang sedang Bulan tiduri.

"Gue laper mau makan dulu. Lo mau sekalian nggak?" tanya Pelangi hendak pergi dari kamar itu.

"Boleh deh. Spagethi aja gue," ujar sang cowok lalu diangguki oleh Pelangi.

Sepeninggalan Pelangi yang tengah memasak makanan di dapur, cowok itu memainkan games di ponselnya. Rambutnya yang sedikit memanjang membuat sebelah matanya tertutupi.

Tak lama seorang gadis bertubuh tinggi masuk dengan jaket hitam serta lambang angka lima di belakangnya.

"Mana Pelangi?" tanya gadis itu. "Kok lo sendirian di sini?" lanjutnya seraya melepaskan jaket hitamnya. Namun wajahnya masih tertutupi masker.

"Lagi masak buat makan," ujar cowok itu fokus pada ponsel.

Gadis itu mangut-mangut paham. "Habis ini kalian langsung pulang aja. Biar gue yang jaga dia," ujar gadis itu.

Cowok bermasker itu mendongakkan kepalanya menatap gadis itu. "Kita belum susun rencana buat besok," katanya.

"Nanti gue yang susun. Gue kirim ke chat kalian nanti," jawab gadis itu.

"Oke oke. Yang penting secepatnya kita selesain ini semua," timpal cowok itu.

***

Gerhana sedari tadi mondar-mandir kebingungan. Hari sudah gelap, ia sejak tadi masih setia menunggu Bulan di rumah gadis itu.

"Biasanya Non Bulan jam segini sudah pulang. Sekarang di mana ya, Bibi jadi khawatir juga ini," ucap Bi Ijah celingukan menatap pintu luar, berharap Bulan segera pulang.

"Bibi pulang aja, biar saya yang nunggu," tukas Gerhana melihat perempuan paruh baya ini.

"Ya sudah kalau gitu Den. Nanti kalau Non Bulan sudah pulang langsung suruh makan ya Den. Soalnya dia jarang makan sekarang," ujar Bi Ijah.

"Iya Bi," jawab Gerhana menganggukkan kepala menurut.

Bi Ijah lantas pamit untuk pulang. Rumah Bi Ijah memang tidak terlalu jauh dari rumah Bulan. Sementara itu, Gerhana masih setia berdiri di ruang tamu Bulan. Cowok itu merasa sangat khawatir. Apalagi ponsel Bulan tidak aktif sama sekali.

GERHANA {BELOVED HACKER} SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang