4

340 68 103
                                        

"Mau belajar bareng calon istri."

Seperti yang sudah kalian ketahui, Kenan datang ke rumah Yura. Dan saat ini mereka sedang belajar bersama di kamar Yura. Ralat, lebih tepatnya di meja belajar Yura.

Terlihat, sudah beberapa kali Yura mengacak-ngacak rambutnya karena kesal dengan tugas yang sedang dikerjakannya.

"Udah, ah! Gue nyerah, gue pusing!" ucap Yura frustasi.

"Nggak. Lo belum nyelesain soal itu," tolak Kenan.

"Besok kan tinggal nyontek."

Pletak.

"Aww, jahat banget sih, lo," ringis Yura yang baru saja kena jitak dari Kenan.

Kenah terkekeh, "bandel juga, ya, lo anaknya, gimana nanti coba anak gue yang punya ibu kayak lo. Udah gak mau ngerjain tugas, bisanya nyontek, males-malesan, bego lagi," cecar Kenan.

Brak!

Suara gebrakan yang sangat keras membuat Kenan terlonjak. Lalu, Kenan menatap si pembuat gebrakan— Yura yang saat itu pula terlihat sudah mengeluarkan napas apinya.

"Lo ngatain gue apa?!"

"Bego?"

"Iihhhhhh! Lo tuh ngehina gue, ya?! Udah receh, tukang ngehina lagi!!!" Saking kesalnya, Yura pun sampai menjenggut-jenggut rambut Kenan dengan gemas.

"Adaw, sakit woy! Ganas amat sih, mbak?" ringis Kenan yang rambutnya belum sama sekali dilepas oleh Yura.

"Bodo amat, gue gedek sama lo!" geram Yura makin menjenggut dengan makin kuat.

Tiba-tiba, Kenan pun tak sadarkan diri. Detik itu juga, Yura melepaskan jenggutannya. Dan kaget dengan keadaan rambut Kenan yang berantakan, juga dengan Kenan yang terkapar didepannya.

Yura berusaha menggoncangkan tubuh Kenan, "Kenan, bangun dong! Kalau mau tidur jangan di sini. Ini kamar gue, pulang gih!" Titah Yura pada Kenan yang senantiasa terlelap.

"Kenan, lo gak papa, kan?"

"Kenan!" Masih tak ada jawaban dari sang pemilik nama Kenan. Cowok itu masih setia memejamkan matanya.

"Kenan .... " lirih Yura kembali mengguncangkan tubuh Kenan dengan pelan. Namun, Kenan masih memejamkan matanya.

"Duh, gimana nih? Kenan bangun dong, jangan numpang mati disini!"

"Mama! Iya gue panggil Mama aja!" Yura pun bergegas akan memanggil Mamanya. Namun, sebuah tangan mencekalnya.

"Baa! Ketipu! Cie yang khawatir cie .... " goda Kenan memutar-mutar jari telunjuknya di depan wajah Yura yang menatapnya tajam.

"Kenan sialan!" lalu Yura pun mengambil buku tebal yang ada disampingnya dan—

Brak!

Buku tebal itu pun mengenai kepala Kenan, membuat sang empu meringis.

"Galak amat sih, Yur?"

"Makanya lo kalau mau numpang mati suri jangan di sini! Sana di rumah lo!"

"Gak mau." Kenan pun menyengir, "kalau gue mati, yang dapetin hati lo siapa dong?"

"Tukang bubur!"

___

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Namun, Yura dan Kenan masih saja mengerjakan tugas yang diberi oleh bu Sinta.

Sudah beberapa kali Yura menguap, menutup mata, lalu membukanya lagi. Kenan yang melihatnya pun tidak tega.

TROUBLE MAKER (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang