Jam kini sudah menunjukan pukul 8 malam. Itu artinya sudah lima jam Kenan menemani Tania di rumah sakit.
Sejenak Kenan berpikir, apakah Yura sudah pulang? Tapi-
Ddrrtt Drrtt
Bunda is Calling ....
Tiba-tiba bundanya menelepon, lalu buru-buru Kenan menggeser tombol hijau ke arah tombol merah, bermaksud untuk mengangkat panggilan dari bundanya.
"Ha-"
"Ken, kamu lagi sama Yura?" tanya bundanya menyela dari seberang sana.
"Yura belum pulang, Bun?"
"Yura belum pulang dari semenjak sore. Ponselnya juga nggak bisa dihubungin, Ken. Bantu Tante, ya? Tante takut Yura kenapa-napa." Bukan bundanya yang menjawab, tapi mamanya Yura.
"Yaudah, Tan, aku mau cari Yura dulu," pamit Kenan.
"Kamu di mana, Ken?" tanya Bundanya khawatir.
"Kenan di rumah sakit, Bun. Tapi tenang aja, Kenan cuman nemenin temen kok. Yaudah, kalo gitu Kenan tutup dulu telponnya." Lalu, Kenan pun menutup teleponnya sepihak.
Saat dia akan beranjak pergi, sebuah cekallan membuatnya terhenti.
"Lo mau kemana?" tanya Tania masih mencekal lengan Kenan.
"Yura belum pulang, mamanya khawatir. Gue-"
"Terus lo mau cari Yura, gitu?" Kenan mengangguk. "Yura udah egois banget, sih. Di sini kan gue yang butuh temen. Bukan dia!" ucap Tania menggerutu.
"Tan, gue udah di sini selama lima jam, apa masih kurang? Sekarang giliran Yura. Gue khawatir sama dia," ucap Kenan berusaha melepaskan cekallan Tania.
"Tapi, gue yang lebih butuh lo, Kenan. Katanya lo temen gue, dan temen nggak bakal ninggalin temennya yang kesusahan gitu aja," ucap Tania mencebikkan bibirnya.
"Tapi, Yura lebih prioritas! Yura belum pulang! Sementara di luar ujan! Apa lo bisa jamin Yura baik-baik aja? Ha?!" bentak Kenan pada Tania. Seketika, cekalan dari Tania melemah. Setelah itu, Kenan tanpa berminta maaf pun akhirnya pergi untuk mencari Yura.
"Ck, Yura lo penghancur segalanya! Gue benci sama lo, Argghh!"
___
Sementara di atas motor, Kenan terus mengedarkan pandangannya berusaha mencari titik keberadaan Yura. Ini sudah larut malam, tapi dia belum menemukan Yura.
Motor Kenan terus melaju menyusuri jalan yang terlihat sepi. Seketika ada rasa merinding dalam diri Kenan. Namun, dia tetap berusaha untuk mencari Yura.
KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLE MAKER (OPEN PO)
Teen Fiction[Sudah Terbit. Open PO] Bagaimana pendapatmu, jika kamu mempunyai tetangga yang menyebalkan? Risih? Kesal? Geram? Jengah? Pasti semua itu benar adanya. Dan, seperti itulah perasaan Yura pada tetangganya. Ralat, bukan pada tetangga nya. Tapi, pada...