42

88 12 3
                                        

Kami datang malam-malam :)

Suasana rumah Yura tidak bisa dikatakan sepi. Lebih mirip kapal pecah. Bungkus makanan ringan di ruang tamu bersama mereka yang bermain permainan.

Laki-laki sibuk bermain PUBG, sedangkan yang perempuan sibuk mengambil foto.

Kenan berhenti bermain, irisnya melirik Yura yang diapit Keisha dan Celin sambil ber-pose.

"Ra, laper," rengeknya sambil memegangi perut.

Yura menoleh pada Kenan yang menurutnya bertingkah imut. "Mau makan apa?" Kenan langsung tersenyum.

Bangkit dari duduknya, dan menarik Yura mendekatinya. "Nasi goreng," balasnya sumringah.

"Ya udah, bentar dimasakin," ujar Yura lalu pergi ke dapur.

"Eh, Yura kemana, Ken?" tanya Celin pada Kenan.

"Ke dapur, susulin, gih."

Keisha membalas, "nanti aja. Gue mau foto-foto dulu." Kenan mengangkat bahu acuh.

Ia kembali bermain bersama Dimas. "Menang lagi!" sorak Ares girang.

Dimas yang sibuk beradu dengan Kenan merasa terusik. Langsung saja bungkus makanan ringan dilemparkannya asal pada Ares. "Berisik," ujarnya.

"Apaan? Mending menangin dulu tuh game dari Kenan. Kan, lo kalah terus." Raka dan Radit tertawa keras. Ares mengejek Dimas yang selalu kalah bermain dengan Kenan.

Beberapa menit kemudian, Dimas memekik girang. "Heh, Resti. Nih, lihat, gue menang," kata Dimas saat ia berhasil mengalahkan Kenan.

Padahal, Kenan mengalah karna ingin menemui Yura di dapur.

"Alah pasti Kenan ngalah sama lo," ejek Ares yang diangguki Raka dan Radit.

Malas ikut dalam perdebatan yang sudah sering terjadi, Kenan langsung meninggalkan ruang tamu menuju dapur dimana Yura memasak.

Saat sedang sibuk memotong bawang, ada tangan yang terulur memeluk pinggang rampingnya hingga Yura terkejut.

"Ih, Kenan lepas," pinta Yura sambil berusaha melepaskan pelukan Kenan.

Kenan menggeleng, tangannya semakin erat, dan dagunya diletakkan di bahu Yura.

"Cantik banget, sih," ujarnya sambil menatap wajah Yura dari samping.

Merasa risih, Yura melepaskan pelukan Kenan paksa. Lalu berbalik menghadap Kenan.

"Duduk sana," ucap Yura menunjuk meja makan. Kenan menggeleng lalu tangannya terulur menepuk pucuk kepala calon istrinya. "Nikah langsung, yuk!"

"Mulai, deh, gak jelasnya." Yura berbalik menghiraukan Kenan yang sibuk mencari perhatiannya.

"Gue serius loh, Ra," sahutnya memeluk Yura, lagi.

"Gue punya sesuatu buat lo."

Yura. menghentikan aktifitasnya. "Apaan?"

Kenan merogoh kantung celananya. Mengeluarkan kotak berisi cincin yang dibelinya untuk Yura dulu.

Dia memasangkan cincin itu di jari manis Yura. "Pas banget. Lo cantik pakai ini," pujinya sambil menatap Yura.

"Ma-makasih," balasnya gugup. Siapapun pasti akan bereaksi sama sepertinya ketika diperlakukan romantis. Yura berani bertaruh.

Demi mengamankan wajahnya yang sudah bersiap memerah, ia berbalik, memanaskan minyak, menumis bawang, lalu menambahkan nasi dan kecap.

__

TROUBLE MAKER (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang