Yok diramalkan part ini
Happy Reading
Hari terakhir ujian telah terlaksana dengan lancar. Dan, mereka--Kenan, Dimas, Ares, Keisha, dan Celin--bermaksud merayakannya.
Saat ini mereka sedang menunggu kedatangan Radit dan Raka. Namun, lelaki itu belum juga muncul.
Tak lama kemudian, deru motor scoopy milik Radit masuk kedalam gendang telinga mereka. Radit pun segera mematikan suara deru scooternya lalu berjalan ke arah mereka.
"Udah lama?" tanyanya menghampiri mereka.
"Belum, kok," jawab Keisha tersenyum. Dan dibalas senyuman oleh Radit.
"Eh si Raka mana, Dit?" tanya Ares celingukan.
"Udah di basecamp," jawabnya sembari merangkul pundak Keisha.
"Aelah, bucin lo beruda," sahut Dimas jengah.
"Diem aja lo, jombs!" balas Radit mengejek.
"Eh, gue juga punya Celin, ya! Iya gak, say?" tanya Dimas menaik-turunkan alisnya.
"Nggak tuh. Kan gak ada kepastian dari, lo." Semua pun terbahak mendengar jawaban dari Celin.
Dimas pun berdecak. "Hari ini kita mau ngapain?"
"Kita bakar barbeque aja gimana?!" usul Celin antusias diangguki semangat oleh Keisha.
Sementara Dimas hanya terkekeh lalu merangkul Celin. "Emang lo bisa masak? Bukannya bisanya cuman makan doang?" goda Dimas berniat membuat jengkel Celin.
Dan, benar saja. Sekarang bibir Celin sudah maju lima centi. Menandakan dia kesal pada Dimas. "Awas aja lo, kalau setiap pagi minta gue bikinin nasi goreng!"
"Yahh, udah ini mah, nih. Kagak bakal dapet jatah sarapan, Dim!" olok Radit terbahak.
"Yaudah, jangan banyak omong. Jadi party gak, nih?" tanya Kenan setelah lama diam.
Semua pun menoleh ke arah Kenan. Mereka merasa takjub dengan Kenan. Pasalnya, kalian pun tau, bahwa sifat Kenan berubah saat kehilangan Yura. Tapi, kini mereka seperti melihat Kenan yang friendly.
"Lo gak kesambet apapun, kan?" tanya Ares memegang dahi Kenan. Memastikan, kali aja panas suhu tubuhnya membuat dia berubah.
"Nggaklah. Ya, kali gue bakal jadi pendiem mulu. Gue udah keluar dari zona patah hati," jawabnya.
"Tapi, lo gak bermaksud ngelupain perasaan lo buat Yura, kan?" tanya Keisha. Namun, Kenan hanya diam tak menanggapi.
Memang, semalam ia bertekad untuk menunggu Yura. Tapi, apa dia sanggup menunggu yang bahkan kepastiannya pun tak ada?
"Bro, apapun keputusan lo. Lo pikirin baik-baik. Jangan sampai lo kembali menyesal." Radit pun menepuk bahu Kenan, berusaha agar sahabat karib nya itu tak akan menyesal dikemudian hari.
"Nggak tau. Gue masih bingung. Gue cuma takut, saat gue nunggu Yura. Yura gak kembali lagi."
"Yaudah-yaudah. Sekarang, waktunya kita have fun, guys! Jangan ada yang galau-galau. Apalagi galaunya karena dikasih harapan mulu," sindir Ares pada Dimas dan Celin.
"Lo nyindir gue?!" tanya Dimas menatap tajam kearah Ares.
"Nyindir itu dibelakang. Nah, kalo gue kan didepan orangnya langsung, Dim," sergah Ares terkekeh.
Lalu, tanpa menanggapi Ares lagi, mereka pun menaiki motor mereka. Kenan dengan Ares, Radit dengan Keisha, dan Dimas dengan Celin.
___
KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLE MAKER (OPEN PO)
Teen Fiction[Sudah Terbit. Open PO] Bagaimana pendapatmu, jika kamu mempunyai tetangga yang menyebalkan? Risih? Kesal? Geram? Jengah? Pasti semua itu benar adanya. Dan, seperti itulah perasaan Yura pada tetangganya. Ralat, bukan pada tetangga nya. Tapi, pada...