33

124 13 0
                                    

Ruangan gelap dengan kapasitas cahaya yang sedikit, dipenuhi debu dan barang-barang tak terpakai menjadi tempat penyekapan.

Matanya terbuka perlahan, mengerjap-erjap sebelum menyadari tali putih yang membelit dirinya.

"Eungh ... gue dimana?" tanyanya dengan kepala yang seolah berputar dan habis terbentur. Ia adalah Tania.

"Masih hidup?" tanya Dimas dengan mata elang yang berapi-api.

"Lo?"

Dimas mengambil kursi di sudut gudang dan mendudukinya. "Mau Lo apa?" tanyanya balik.

"Sederhana, Yura hancur." Tania mengeluarkan senyum liciknya menyadari arah pembicaraan mereka.

Mendengar jawaban itu lantas tangan Dimas tergenggam erat, mencoba menahan hasratnya tuk tidak memukul Tania. "Cih, sebenci dan sejahat itu lo jadi orang."

"Jahatan mana sama orang tuanya si Yura yang mecat bokap gue?"

"Bokapnya Yura mecat bokap lo juga karna perusahaannya sempat jatuh."

Tawa angkuh memenuhi ruangan itu. Tania mencoba membuka tali yang melilit tubuhnya membuat Dimas menatapnya jengah. "Gak usah repot-repot lo buka talinya. Udah disimpul mati sama Radit."

Tania berhenti. "Lepasin gue!"

"Terus lo kabur dan nyelakain Yura? Gue bukan Kenan yang dengan gampangnya ditipu sama lo."

"Gue bilang lepasin gue! Atau--"

"Atau apa, hah?! Keisha Sama Celin taruhannya, gitu?" geram Dimas membuat Tania terkejut bukan main.

Gadis itu tampak terperangah. Bagaimana mungkin ada orang yang mengetahui rencana rahasianya?

"Kalau lo masih mau hidup tenang di dunia, gue saranin, mending ikhlas jadi manusia," ucap Dimas sebelum berbalik dan menutup pintu gudang rumah sakit meninggalkan Tania yang mendekam diam.

***

"Lebih cepat lagi, Rak," gerutu Radit yang panik. Dirinya bersama Rakan dan Ares pergi menuju sebuah hutan yang dikirimkan anak buah Tania lewat hp bosnya itu.

Dirinya dilanda kekhawatiran . Walaupun terlanjur kecewa atas tingkah Keisha, tetap saja keselamatan orang yang membuat hidupnya berwarna dan semangatnya untuk menempuh pendidikan agar menjadi orang sukses lebih utama.

Jarak tempat penyekapan dengan posisi mereka saat ini tidak terlalu jauh. Hanya saja, keadaan jalan menuju lokasi yang menghambat waktu tempuh.

"Jalannya jelek banget, salah dikit bisa terbalik, nih, mobilnya," Raka  mengemudi pelan. Sedangkan Ares kursi belakang mobil masih berusaha mencerna keadaan.

Ternyata orang yang selama ini merusak tanaman dan mencelakakan Yura itu Keisha? Pantas saja belakangan ini jarang bersama.

"Kita lari aja, deh. Lokasinya juga gak jauh lagi," usul Ares.

Raka menggeleng menolak. "Kaki gue sakit abis keseleo waktu main futsal kemaren."

"Yaudah, gue sama Ares aja yang kesana. Lo nyusul pakai mobil," timpal Radit yang langsung turun dari mobil diikuti Ares.

__

Lelah berlari, akhirnya keduanya sampai di lokasi. Aneh sekali hutan terjangkau oleh GPS. Apa karna tidak terlalu jauh dari kota? mungkin saja.

TROUBLE MAKER (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang