32

144 15 9
                                        

Maapkan atas keterlambatan Update, ya. Author lupa:(

Yura dan Mamanya sedang di tangani di ruang operasi. Benturan yang disebabkan karena tabrakan itu, membuat mereka kritis.

Sementara di luar ruang operasi itu ada Hana, Alex, dan Kelvan--suami dan ayahnya Kenan. Mendengar kabar bahwa anak dan istrinya sedang bertaruh antara hidup dan mati, membuat Alex sangat terpukul.

Air matanya terus mengalir dari pelupuk mata Alex. Namun yang lebih memprihatinkan adalah, pandangannya yang kosong.

Jika ada yang bertanya dimana Kenan, dia berada di taman rumah sakit di depan teman-temannya. Tatapannya pun nyalang pada Keisha dan Celin.

"Jadi, lo yang ngebuat Yura kecelakaan?! Jawab!" bentak Kenan emosi. Kenan memang sudah tau semua. Karena, Dimas yang tadi menjelaskannya. Disampingnya pun ada Dimas yang berjaga-jaga, agar Kenan tidak gegabah.

"Gue nggak nyangka sama sekali. Lo itu sahabatnya Yura, tapi lo yang buat dia jadi celaka gini? Apa yang ada di otak lo, sih sebenernya?!  Dendam, Iya?! Iri? Tau nggak, orang bilang. Iri adalah tanda seseorang tidak mampu! Salah apa Yura sama lo berdua, ha?!" Kenan mulai maju, namun segera ditahan Dimas.

"Cih, kalau seandainya lo lelaki. Lo bakal gue buat lebih parah dari yang Yura rasain! Dit, bawa dia aja ke kantor polisi. Biar mendekam disana!"

"Jangan, Ken." Dimas mencegah. "Cuma Yura dan Mamanya yang punya hak," lanjutnya. Mau tidak mau, Kenan pun menuruti.

Kini, Kenan sudah lebih tenang. Celin dan Keisha hanya diam. Tak mampu membalas.

"Gimana keadaan Yura?" tanya Dimas menoleh ke arah Kenan. Kenan yang sangat kusut dan berantakan. Terlihat sangat putus asa, dan terpukul.

"Masih kritis. Dia sama Tante, lagi di operasi," jawab Kenan. Namun, dengan nada rasa putus asa.

Tiba-tiba, Dimas menepuk bahu Kenan. "Jangan putus asa, bro. Kalau dia udah siuman. Lo boleh milikin dia. Gue mundur. Gue nggak bisa misahin dua orang yang saling cinta," ujar Dimas tulus sembari mengembangkan senyumnya.

Meski rasanya berat, bukankah mengikhlaskan diharuskan? Karena, mengikhlaskan adalah tahap mencintai paling tinggi.

Maka dari itu, Dimas tidak ingin memisahkan mereka. Dimas tidak ingin jadi orang yang egois. Dimas akan mencoba mengikhlaskan.

"Thanks, Dim," balas Kenan sembari tersenyum juga.

Tiba-tiba, Hana datang. "Kenan, mereka sudah selesai operasi!" seru Hana memberi tahu.

Mereka semua menoleh. Lalu, Hana segera kembali ke ruangan Yura dan Mamanya. Kemudian disusul oleh mereka. Kecuali, Celin dan Keisha.

"Apa yang bakal kita lakuin? Yura hampir mati, Kei. Gue nggak mau lagi nyelakain dia. Yang gue mau, dia itu nggak bareng Kenan lagi. Bukannya hampir mati gini!"

"Pergi sama aja dengan kematian," timpal seseorang di belakang mereka. Tania Farasya Veronio. Yang menyahut adalah Tania.

"Nggak, kita udah berhenti. Lagipula, gue nyesel nyelakain sahabat gue sendiri. Padahal dia udah banyak berjasa banget dalam hidup gue," tolak Keisha mantap. Lalu, diangguki Celin.

"Hey, kenapa kalian jadi pengecut gini, sih? Celin, semua lo lakuin biar nggak di penjara, kan? Terus, supaya lo bisa deketin Dimas? Dan, lo, Keisha. Gue tau, lo orangnya plin-plan. Saat marah, lo gegabah. Saat sadar, lo menyesal. Pokoknya, semua harus tuntas hari ini! Kalau kalian nggak dukung gue. Gue juga bisa sendiri buat Yura dijemput sama malaikat maut!" Tiba-tiba, ada beberapa lelaki paruh baya berbaju hitam membekap mulut Keisha dan Celin. Dan semua, menggelap.

TROUBLE MAKER (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang