Malam ehe :)
Malam hari pun tiba, dan Yura pun segera membawa novelnya ke ruang tamu.
Tok tok tok ....
Sebuah ketukan dari luar rumah mengagetkan Yura yang sedang fokus dengan novelnya. Rumahnya sepi, karena memang orang tuanya sedang tidak ada di rumah. Jadi, hanya dia sendiri yang berada di rumah.
Lalu, Yura pun beranjak dari duduknya untuk menghampiri daun pintu. Dan, membukanya.
"Nyari siapa, ya?" tanya Yura melihat seseorang dengan hoodie beserta masker hitamnya. Sebenarnya, Yura agak sedikit takut, tapi Yura menyemangati dirinya sendiri kalau tidak akan terjadi apa-pa.
Dia bergeming. Namun, sorot matanya memancarkan kebencian. Tiba-tiba, kedua tangannya menyekik leher Yura. Dan, hal itu membuat punggung Yura menubruk dinding serta nafasnya yang tercekat.
"Jauhi Kenan! Kenan bukan milik, Lo! Apalagi yang mau lo ambil, ha?!" Cekikan orang itu semakin mengencang, membuat Yura pingsan.
Setelahnya, orang itu memberikan sebuah kode, dan segera pergi.
____
Kenan, Dimas, dan Ares yang baru sampai di halaman depan Yura. Tiba-tiba kaget karena pintu rumah Yura terbuka.
"Kok pintunya kebuka?" tanya Dimas heran sembari menunjuk pintu rumah Yura.
"Ya, mungkin mereka gerah kali, jadinya dibukain pintunya. Biar ada angin masuk, kan mantep sliwer-sliwer," sangkal Ares.
Kenan dan Dimas pun mendelik menatapnya, membuat Ares kikuk. "Bahasa lo yang bener, apaan dah sliwer-sliwer?" tanya Dimas balik dan Ares hanya menanggapinya dengan gelengan serta kekehan.
"Orang tua Yura sama orang tua gue lagi pergi. Mana mungkin cewek malem-malem gini bukain pintu," ujar Kenan. Setelah itu mereka bertiga pun segera berlari ke dalam rumah Yura.
Saat di ambang pintu, mereka semua kaget mendapati Yura yang tidur di lantai.
"Anak orang kaya, masa bobonya di lantai, sih?" gumam Ares yang masih bisa terdengar oleh Dimas dan Kena.
"Goblok banget lo, Res. Ya, kali dia tidur disini. Ngaco, lo!" hardik Dimas pada Ares yang sepertinya otaknya tinggal setengah.
"Kayaknya Yura pingsan," ujar Kenan, lalu dia menggendong Yura ala bridal style dan menidurkannya di sofa.
"Res, coba cari minyak angin," suruh Kenan menatap Yura yang masih terlelap.
Ares pun segera mencarinya, namun terhenti karena teriakan Dimas. "Minyak angin, jangan minyak goreng!"
Ares berdecak, "gue juga paham kali!" jawab Ares dengan kesal.
Setelah di dapatkannya minyak angin tersebut, Ares segera menghampiri temannya yang berada di ruang tamu.
"Nih, Ken." Ares pun menyodorkan minyak angin pada Kenan dan di ambilnya.
Kemudian, Kenan menetesi sedikit cairan minyak angin itu pada tangannya dan menghirupkannya pada Yura.
Perlahan-lahan mata Yura terbuka. Dan, "aaaaaaaaaaa!" Tiba-tiba Yura berteriak. Dengan segera Kenan merengkuh raga Yura yang bergetar ketakutan.
"Tenang, Yur. Disini ada gue, lo aman," kata Kenan menenangkan Yura. Bukannya tenang, Yura malah menangis.
Melihat adegan itu, hati Dimas seolah teriris. Sesak di dadanya pun menyerang saat melihat orang yang di cintainya bergetar ketakutan, tapi bukan dirinya sendiri yang menenangkannya melainkan, orang lain yang juga mencintai Yura.
KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLE MAKER (OPEN PO)
Teen Fiction[Sudah Terbit. Open PO] Bagaimana pendapatmu, jika kamu mempunyai tetangga yang menyebalkan? Risih? Kesal? Geram? Jengah? Pasti semua itu benar adanya. Dan, seperti itulah perasaan Yura pada tetangganya. Ralat, bukan pada tetangga nya. Tapi, pada...