"Permisi, Pak." Seorang satpam di Perumahan Asri itu, melihat seorang pemuda yang menaiki scooter. Ia keluar dari pos, lalu mendekat ke arah pemuda itu karena portal masih ditutup.
"Iya, Nak. Mau berkunjung kemana?" tanya pak satpam.
"Mau kerumah Keluarga Aryana, Pak."
"Udah pernah berkunjung ke sini sebelumnya?"
"Belum, Pak. Tapi, saya udah dikasih tau rute jalan ke rumah temen saya."
"Baiklah, rumahnya nomor 20 melewati taman. Barangkali kamu lupa."
Di perumahan itu, setiap rumah sudah diberi nama kepala keluarga atau marga keluarga, agar pengunjung yang datang bisa diberi tahu oleh satpam nomor rumah yang akan dikunjungi.
Satpam yang mendengar itu mengangguk, lalu membukakan portal. Pemuda itu pun langsung menyalakan mesin motornya lalu masuk. "Makasi, Pak," ucapnya sebelum pergi.
10 menit kemudian, datang lagi sebuah mobil hitam di depan. "Permisi, Pak, saya mau kerumah Keluarga Gabrielle," ujar orang itu sambil menurunkan kaca mobilnya.
"Oh? Baru pertama kali berkunjung atau sudah pernah sebelumnya?"
"Baru pertama kali Pak," jawab pengemudi mobil itu. Kemudian, Pak Satpam, pun, langsung menjelaskan, "Nomor rumahnya 21, kamu tinggal lurus aja, kalau jumpa pertigaan belok ke kanan, di situ urutan rumahnya," papar satpam dengan lengkap.
Pengemudi itu mengangguk, lalu menjalankan mobilnya menuju perumahan.
__
"Permisi, Kenan," panggil pemuda yang menaiki scooter tadi. Kenan yang mendengar itu langsung membuka pintu utama dan berlari menuju pagar.
"Guna bel rumah buat apa sih, Dit?" tanya Kenan. Ya, yang mendatangi rumah Kenan adalah Radit. Mereka berencana untuk berkumpul di rumah Kenan, berhubung baru saja pindah. Semacam perayaan.
"Mana belnya?"
"Samping lo itu apa?"
Radit menoleh ke samping dan menemukan bel yang dimaksud Kenan. "Gak kelihatan, lagian itu hitung-hitung pergerakan tubuh biar lo sehat, Ken," bela Radit membuat Kenan mendecih.
Kemudian Kenan membukakan pagar agar motor Radit bisa masuk.
Setelah menyandarkan motornya, Kenan dan Radit pun langsung masuk ke rumah.
Di sisi lain, Bunda yang tengah memasak di dapur mendengar adanya bunyi motor. Ia pun langsung mengecilkan air di kompor, dan langsung berjalan pelan menuju ruang tamu.
"Eh, ada Radit. Tante kirain siapa," sapa Bunda Kenan saat menemukan presensi Radit yang baru semenit duduk.
"Iya, Assalamualaikum, Tan." Radit bangkit dan menyalami Bunda.
Bunda yang sudah mengenal akrab Radit dan Raka, merasa senang ketika Radit datang ke rumah. Rumahnya menjadi lebih ramai.
"Waalaikumsalam, Raka di mana?"
"Raka lagi di jalan, Tan. Biasalah dia, suka lama, kayak siput," pungkasnya hingga membuat Bunda tertawa.
"Haduh, ada-ada aja kamu ini, Dit. Tante ke dapur dulu, ya, mau lanjut masak. Kebetulan kamu datang, tante lagi masak rendang, nih."
Mendengar itu Radit langsung kegirangan. "Radit datengnya pas banget, ya, Tan. Kebetulan itu makanan kesukaan Radit juga."
"Wah ... bagus, deh, biar nanti makan bareng Raka sama Kenan juga. Tante ke dapur dulu, ya," ujar Bunda lalu kembali berkutat dengan kompor di dapur.

KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLE MAKER (OPEN PO)
Teen Fiction[Sudah Terbit. Open PO] Bagaimana pendapatmu, jika kamu mempunyai tetangga yang menyebalkan? Risih? Kesal? Geram? Jengah? Pasti semua itu benar adanya. Dan, seperti itulah perasaan Yura pada tetangganya. Ralat, bukan pada tetangga nya. Tapi, pada...