Keisha'POV.
Hai, bagi kalian yang belum kenal gue. Kenalin, nama gue Keisha Anandita Raveena. Anak tunggal dari orang tua yang super duper sibuk!
Antonio Putra Mahesa dan Adela Raveena.
Yap, mereka orang tua gue. Orang tua yang selalu sibuk sampai lupa anak di rumah! Gila aja pas gue umur 8 tahun, ditinggal seminggu dirumah sebesar ini. Mereka? Bisnis. Ya memang, ada pembantu. Tapi, kan gak selamanya dia ada di rumah gue.
Gue nau tanya, menurut kalian, enak gak, sih tinggal di rumah yang besar kayak gedung? Bagi kalian enak dan nyaman, maybe.
Tapi bagi gue, ruangan ini bikin gue sesek. Bikin gue gak nyaman. Kalian bayangin, rumah sebesar ini tapi yang sering nempatin cuma dua orang?
Seperti yang udah gue bilang, punya orang tua super duper sibuk itu gak enak, guys. Seriusan, deh. Dapat kasih sayang jarang. Huh, jangan jauh-jauh deh, dapat senyuman, pelukan, elusan hangat dari mereka aja bahkan gue hampir lupa kapan terakhir itu terjadi. Atau, apa memang gak pernah?
Ya Tuhan, rasanya gue pengen kabur aja dari ini rumah!
Tok tok tok ....
Wait, siapa itu yang ketuk pintu disaat gue lagi frustasi gini?
"Non Keisha." Oh, ternyata Bi Sum, gue kira siapa. So, inilah yang gue bilang dirumah ini cuma sering di tempati dua orang. Yaitu, gue dan Bi Sum--pembantu di rumah ini.
Dengan malas, gue pun beranjak dari meja belajar gue menuju daun pintu lalu membukanya.
"Kenapa, Bi?" tanya gue. Sementara Bi Sum sedikit membungkukkan badannya seraya tersenyum.
"Sarapannya sudah siap, Non," katanya. Gue pun langsung mengangguk, setelah itu Bi Sum pun pergi.
Gue berjalan ke arah cermin. Lalu, berdiri di depannya seraya bersidekap.
"Hai, gue Keisha. Lo?" tanya gue pada bayangan gue di cermin.
Bayangan itu masih diam, membuat gue kesal. "Lo gak mau jawab? Sombong banget, lo." Gue masih menatap 'dia'--si bayangan gue.
Gue pun menghela nafas, "kasihan banget, sih lo, Kei," hardik gue pada diri gue sendiri.
"Aish, kayak orang gak waras gue ngomong sendiri di depan cermin!" Setelah itu, gue pun turun ke bawah untuk sarapan. Ya, memang kamar gue berada di lantai dua. Jadi, gue harus rela naik-turun tangga.
"Bi, Keisha udah telat. Nanti Keisha makan di kantin sekolah aja, Keisha berangkat, Bi!" Tanpa menunggu jawaban dari Bi Sum, gue pun buru-buru memasuki mobil porsche cayman-nya.
___
Kini, Keisha sudah sampai di kelasnya. Begitupun Yura dan Kenan. Tapi, rupaya Kenan sudah menghilang dari 15 menit yang lalu.
Keisha menatap Yura, heran. Pasalnya, Yura hanya menelungkupkan wajahnya.
"Lo kenapa, Yur?" tanya Keisha lalu hanya mendapat gelengan dari Yura.
"Em, Yur, Kenan kok ilang?" tanya Keisha beralibi agar Yura mau berbicara padanya.
Pas sekali, Yura benar-benar menoleh. "Hah? Serius? Kemana itu orang?" tanya Yura seraya mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas.
"Kalo bahas Kenan aja gercep, lo. Giliran gue tanyain keadaan lo, tu mulut lo rapet banget kayak pake lem!" tukas Keisha.
Yura pun memutar bola matanya jengah. "Ya emang kenapa, sih? Suka-suka gue dong mau nyariin siapa pun!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLE MAKER (OPEN PO)
Teen Fiction[Sudah Terbit. Open PO] Bagaimana pendapatmu, jika kamu mempunyai tetangga yang menyebalkan? Risih? Kesal? Geram? Jengah? Pasti semua itu benar adanya. Dan, seperti itulah perasaan Yura pada tetangganya. Ralat, bukan pada tetangga nya. Tapi, pada...