Bab Satu

5.5K 352 87
                                    

"Permisi. Pos."

Anya segera berlari menuruni tangga begitu mendengar suara petugas dari pos pengiriman yang ke rumah. Hari ini adalah pengumuman kelulusan SMA nya.

"Anya pelan-pelan dong, jatuh nanti," teriak  ibunya dari dapur.

"Maaf Ma," sahut Anya. Ia sudah berdiri di depan pagar menyambut petugas pos dan mengambil surat kelulusannya.

"Bismillah." Anya membuka suratnya perlahan. Ia menarik napasnya. Dan seketika matanya membulat.

"Yeeessss aaakkkk Mamaaaa aku lulus!!" teriak Anya kegirangan.

Ibunya yang sedang memasak, sedikit berlari dari dapur ke arah ruang tamu, untuk melihat surat yang sedang dipegang anaknya.

"Alhamdulillah. Mana sih, mama liat." Ibunya membuka suratnya.

"Tuh tulisannya. Niana Beatarisa dinyatakan LULUS. Nilainya dong Mah liat." Anya menunjukkan jarinya ke arah nilai yang ia peroleh.

"Ya ya. Mama udah tahu. Ya udah, telepon Papa sana."

Anya langsung berlari ke kamarnya, mengambil ponselnya untuk menghubungi ayahnya.

Anya menghentakkan kakinya, karena ayahnya tidak kunjung mengangkat teleponnya. Sampai akhirnya...

"Halo iya Anya. Maaf Papa tadi ketemu klien. Ada apa?" tanya Ayahnya dari ujung sana.

"Papaaa, aku lulus, dan nilaiku bagus semua. Artinya apa?"

"Mic baru? Iya iya. Kamu pesen aja mic yang kamu mau."

"Yesss! Akhirnya. Makasih Ya Allah. Papa baik deh. Beneran aku gak bohong. Nilaiku bagus semua."

"Ya udah, nanti papa pulang kerja cepet kok. Tunggu ya."

Telepon pun dimatikan. Anya senang sekali karena usahanya tidak sia-sia. Mic incarannya akan jadi miliknya. Untuk apa?

Tentu saja untuk rekamannya. Sebenarnya Anya bisa saja membelinya karena ia sudah memiliki penghasilan sendiri. Kenapa?

Karena Anya adalah seorang youtuber yang sudah meng-cover puluhan lagu. Pengikutnya pun sudah berjuta-juta. Tapi tidak ada yang tahu, bahkan teman-teman sekolahnya pun tidak tahu (kecuali dua sahabatnya), kalau penyanyi itu adalah Anya yang ini.

Bagaimana caranya? Ia selalu mengambil video dari bagian samping wajahnya. Ia selalu menggerai rambutnya. Keahliannya dalam dunia make up membuatnya terlihat berbeda dari yang aslinya. Lalu bagian yang diambil, hanya dari kepala sampai dadanya saja. Mengapa harus begitu?

Anya selalu merasa tidak pede dengan dirinya.

Pertama, Anya bukanlah gadis cantik, langsing, badai, mempesona seperti gadis-gadis gaul lainnya.

Kedua, bobot tubuh Anya 78kg dengan tinggi 159cm. Anya sudah menjadi bahan bully teman-teman sekolahnya. Apalagi Anya tidak cantik, namun tidak jelek juga.

Tapi ada satu kelebihannya. Anya memang photogenic. Semua hasil dari kamera yang dihasilkan (ya walaupun tidak full body), membuatnya terlihat cantik dengan bantuan polesan wajahnya. Makanya ia terlihat berbeda di videonya.

Anya membuka ponselnya kembali dan menghubungi teman-temannya di aplikasi grup chat.

Anya mengetik.

Anyanya : Guys. Gue lulus. Lo berdua gimana? Diem-diem aja sih.

Balasan dari kedua temannya masuk kurang dari satu menit.

BIG [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang